Mohon tunggu...
Hadenn
Hadenn Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Football and Others

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Manchester United, Harga Mahal dari Kemunduran

18 Mei 2024   19:17 Diperbarui: 24 Mei 2024   01:30 400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam tulisan ini, kita akan bersama membahas Manchester United, tentang perbandingan musim lalu dengan musim ini, prospek musim depan, yang membuat suatu Paradoks untuk Manchester United sendiri.

Meski tidak menunjukkan penampilan impresif musim ini, tim dengan julukan setan merah itu tetap menjadi tim terbesar di Inggris, dan semua media olahraga masih menaruh mereka di halaman utama surat kabar harian. 

Maka dari itu, bukan sesuatu mengejutkan untuk tetap membahas mereka, bahkan ketika tim ini boleh jadi tengah berada di titik terendah dalam sejarah. 

Kemunduran beberapa langkah?

Kita semua tahu Manchester United mengakhiri musim lalu cukup apik, solid berada di posisi ke-3, dan masuk ke dalam liga Champions.  Sedangkan, musim ini mereka berada di posisi ke-8 (kemungkinan besar akan menetap di sana hingga akhir), tak bisa dibantah salah satu posisi terburuk dalam sejarah.

Selain itu, pasukan Erik ten Hag juga mengakhiri musim dengan selisih gol terburuk dibandingkan dengan pesaing sekelas. Tottenham Hotspur (10), Chelsea (13), Newcastle United (21), sedangkan Manchester United (-3).

Bagaimanapun, tak bisa dipungkiri beberapa kemajuan tercatat musim ini, termasuk kemunculan Kobbie Mainoo, salah satu talenta terbesar Manchester United akademi dalam beberapa tahun belakangan. 

Dengan kemunculan Kobbie, Manchester United digadang-gadang bisa langsung memulai rekonstruksi tim musim ini, semenjak mereka sudah mendapatkan pemain muda impresif sebagai pivot untuk mengarungi era baru yang akan segera datang. 

Kobbie Mainoo sudah debut sejak musim lalu pada 10 januari 2023, sempat menghilang, kembali dipanggil musim ini, dan sejak saat itu tak pernah kembali bersama tim akademi.

Selain itu, bukan cuma Kobbie Mainoo muncul di musim ini, pemain seperti Ethan Wheatley dan Willy Kambwala juga mendapatkan debut senior dalam tim utama. Meski, kemungkinan besar belum mendapatkan proyeksi sebesar Kobbie dalam menyongsong masa depan klub. 

Semua kemunculan pemain-pemain muda ini memungkinkan karena terlalu banyak dialami tim utama musim ini, pemain seperti Mason Mount, Lisandro Martinez, dan Raphael Varane praktis hampir tidak pernah bermain selama musim ini karena cedera. Belum lagi, cedera kecil hingga sedang dialami hampir semua pemain dalam tim utama.

Di samping itu, pergantian kiper utama dalam tim cukup mempengaruhi performa tim, terutama performa Andre Onana selama satu semester pertama. Beruntung, beberapa bulan terakhir kiper asal Kamerun mulai kembali dengan performa apik seperti saat bermain di Inter Milan.

Onana merupakan definisi sungguhan dari from Zero to Hero, mulai dari beban hingga menjadi pahlawan tim musim ini.

Dari segi permainan secara tim, Manchester mengalami penurunan signifikan, tidak ada perkembangan setelah bola sampai pemain depan, bahkan ketika hampir semua pemain berada di depan untuk menyerang, tidak ada kreatifitas di sana. 

Berbeda dengan musim lalu, meski permainan tidak berbeda terlalu jauh, tetapi pemain hampir selalu menemukan solusi di depan gawang. Terbukti dari catatan selisih gol yang cukup jauh (15), dengan perolehan musim ini (-3).

Secara keseluruhan, tak terbantahkan Manchester United mengalami penurunan selama semusim, entah dari klasemen atau permainan di atas lapangan. 

Meski begitu, perjuangan tak berhenti di musim ini, masih ada beberapa pemain muda, di mana Manchester United bisa menggantungkan masa depan klub kepada mereka. 

Crystal Palace v Man Utd, 2023/24 | Premier League 
Crystal Palace v Man Utd, 2023/24 | Premier League 

Ten Hag menetap?

Kontrak Erik ten Hag akan berakhir di akhir musim depan, sementara perbincangan untuk mengakhiri kontrak sudah mengudara sejak musim lalu, terutama setelah ten Hag mengeluarkan beberapa pemain dengan pengaruh signifikan dalam dunia sepakbola.

Dengan permainan hari ini, harus dikatakan ten Hag pantas untuk diganti dengan pelatih lain, terutama seseorang yang mampu memberikan gairah kepada tim, juga kesempatan kepada semua pemain lebih merata.

Namun, kandidat pelatih tersedia hari ini seperti Thomas Tuchel, Massimiliano Allegri, Graham Potter, hingga Gareth Southgate tidak bisa dikatakan jawaban paling tepat. Mereka semua pelatih bagus sama dengan ten Hag, tetapi pelatih bagus saja tidak cukup untuk menangani tim ini.

Maka dari itu, selama nama tersedia masih sama hingga pergantian musim, tidak salah juga untuk memberikan Erik ten Hag satu kesempatan lagi sambil menghabiskan sisa kontrak. Benar, keterbatasan finansial juga salah satu faktor signifikan untuk mengatakan ten Hag harus menetap musim depan.

Secara keseluruhan, tak terbantahkan tim ini tengah sakit, entah secara permainan di lapangan atau manajemen di luar lapangan. Mereka tidak bisa langsung merekonstruksi dengan dana tersedia, juga kesulitan mengganti manajer karena beban pesangon. Sebuah era mendefinisikan kesulitan klub Setan Merah. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun