Mohon tunggu...
Hadenn
Hadenn Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Football and Others

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Mendambakan Semangat Kesatuan dan Kesetaraan dari Gus Dur!

14 Mei 2024   07:57 Diperbarui: 14 Mei 2024   07:59 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
DEMITRIUS WISNU WIDIANTORO (KOMPAS)

Jika Gus Dur masih hidup, kira-kira siapakah yang didukung dalam Pilpres 2024? 

"Dan saya juga merasa didukung oleh Presiden Gus Dur. Kan, beliau endorse aku terus-menerus, jadi beliau dukung saya dari langit. Aku yakin beliau di belakang saya."

Kutipan tersebut merupakan pendapat dari Prabowo, Presiden terpilih 2024-29, beliau bukan cuma mengklaim dukungan Gus Dur, tetapi juga suara dari Bung Karno, Pak Harto, Susilo Bambang Yudhoyono, dan Jokowi. 

Memikirkan tentang pilihan dalam sini Gus Dur jelas sudah basi, mengingat pemenang juga sudah ditentukan dengan kesenjangan suara mutlak, bahkan tuhan pun kesulitan untuk mengubah takdir gemerlap Prabowo. Maka dari itu, sebagai bagian dari penduduk nurut, akan lebih jauh baik untuk menaruh energi dengan memikirkan pemikiran Gus Dur.

Lebih tepat lagi, pemikiran Gus Dur tentang persatuan.

Menurut pandangan kami ini penting karena pesta demokrasi sudah selesai, bukan berarti menentang oposisi, justru kami mendukung oposisi, kalau perlu harus lebih dari 50% di kursi parlemen. 

Dalam tulisan ini kami cuma mengingatkan, terutama untuk beberapa pihak yang bahkan tidak tergabung di politik, jangan terlalu menolak akan keputusan yang sudah ditetapkan, tak perlu terlalu radikal, karena itu mari menaruh energi kita untuk membangun negeri melalui diri sendiri. 

Sedangkan, tokoh Gus Dur sendiri dipilih karena karakter beliau yang sangat menerima, selalu mengedepankan bangsa di atas segala kepentingan. Meskipun, kebijakan-kebijakan Gus Dur kerap gagal dipahami pada masa itu, tetapi hampir semua kebijakan sudah terbukti memberi sejumlah manfaat pada hari ini.

Salah satu kebijakan paling populer adalah dengan merayakan Imlek, dan kini bukan cuma orang beragama Kong Hu chu, tetapi semua keturunan China di Indonesia bisa merayakan dengan tenang. Pada masanya, pemikiran seperti ini tak bisa dipungkiri sangat berbeda dibandingkan cara pandang orang-orang pesantren, tempat di mana Gus Dur dibesarkan. 

Relevansi Gus Dur dalam perpolitikan hari ini

Bukti di mana seorang gen z masih menulis tulisan tentang Gus Dur (kami sendiri), seharusnya sudah cukup untuk membuktikan relevansi Bapak Pluralisme kami. Perjuangan nyata tentang kesetaraan, kepedulian, serta ketundukan akan konstitusi negara merupakan tiga hal paling dirindukan beberapa bulan belakangan.

Kesetaraan di sini sudah kita tahu bersama, terutama aksi Gus Dur menghapuskan diskriminasi terhadap semua etnis, terutama keturunan China. Presiden ke-4 kita bisa dibilang tokoh peletak batu pertama dalam istana toleransi di negeri ini. 

Kepedulian di sini berarti penolakan akan kekerasan. Gus Dur selalu memberikan penghormatan terhadap pemikiran lain, selalu bersikap demokrasi tanpa paksaan. 

Salah satu aksi paling terkenal ketika Gus Dur membiarkan bendera OPM dinaikkan di Papua, dengan catatan bendera ini berdampingan, dan tidak boleh lebih tinggi dari sang Merah Putih. Gus Dur senang, orang Papua juga senang, semua berjalan sempurna tanpa kekerasan.

Ketundukan akan konstitusi di sini cukup jelas, di masa pemerintahan sangat singkat Gus Dur tercatat tak pernah main-main dengan ketetapan yang sudah ada. Bahkan, ketika dilengserkan oleh beberapa pihak, Gus Dur memilih menerima tanpa kekerasan. 

Dengan demikian, Gus Dur bisa dibilang seorang Demokrat asli, bukan berarti dari partai demokrat, tetapi seorang penganut ideologi demokrasi. Selain itu, Beliau juga bukan cuma mengajarkan cara menata negara, tetapi juga selalu menerima tanpa memaksa. 

Pandangan modern tentang Gus Dur

DEMITRIUS WISNU WIDIANTORO (KOMPAS)
DEMITRIUS WISNU WIDIANTORO (KOMPAS)

Abdurrahman Wahid memainkan peran signifikan dalam menjaga harmoni sosial di tengah pluralitas Indonesia, tidak boleh ada satu keraguan terkait hal ini.

Menurut Greg Barton, penulis biografi resmi Gus Dur berjudul "Gus Dur: The Authorized Biography of Abdurrahman Wahid", dalam tulisannya yang berjudul Indonesia's Nurcholish Madjid and Abdurrahman Wahid as intellectual Ulama: The meeting of Islamic traditionalism and modernism in neo-modernist thought (2007)

Dari rujukan tersebut, sangat membekas, terkait perjuangan Gus Dur, bahkan untuk orang yang tidak mengalami era beliau. Sekarang, masa telah berlalu dengan cepat, semua cacian dari berbagai kalangan sudah tak bisa dikembalikan. 

Terlepas dari semua, ini bukan cuma kutipan, tetapi juga keterkaitan ideologi dari seorang tokoh bangsa dalam memperjuangkan kebebasan untuk semua kalangan di Indonesia. Sungguhan semua kalangan, sehingga benar-benar tak tercipta rasa superior dari yang lain.

Tentu, semua penghapusan strata sosial ini mengancam beberapa kalangan, terutama mereka yang sudah berada di atas, memang benar ungkapan ini tidak berdasarkan kenyataan, tetapi selalu ada kemungkinan, dan dalam sana boleh jadi ada kebenaran.

Propaganda dan pengikut Gus Dur

Jauh sebelum demokrasi, pemilihan pemimpin suatu bangsa kerap dikaitkan dengan kedatangan Ratu Adil, seorang pemimpin besar yang bisa menjadi jawaban atas semua harapan warga, dan semua kesejahteraan bermula dari sana.

Meskipun, memimpin dalam periode sangat singkat, konon Gus Dur dianggap sebagai Ratu Adil oleh beberapa kalangan, terutama golongan nahdliyin di desa-desa. Biasanya, bermula dari ramalan-ramalan yang kemudian menjadi suatu keyakinan.

Terbaru, kita semua mengetahui tentang ramalan presiden terpilih, Prabowo Subianto akan menjadi pemimpin tertinggi di usia senja, cerita ini tentu membuat suatu gelombang untuk beberapa kalangan, juga untuk anak muda yang ingin mencari tahu tentang Gus Dur, tentu ramalan ini  berada dalam posisi tertinggi di mesin pencarian.

Dalam pandangan politik, ramalan ini bisa disebut sebagai propaganda, bahkan ketika ramalan ini benar, kutipan tersebut tetap bisa mempengaruhi pemikiran seseorang, bahkan ketika tidak mempengaruhi, kutipan ini sudah pasti digoreng sedemikian rupa, sehingga akan ditemukan juga target market-nya.

Mengutip dari Yenny Wahid sendiri, putri Gus Dur, beliau berani memastikan sang ayah tidak pernah mengatakan hal semacam ini. Meski begitu, bola salju ini sudah meluncur jauh, membesar dan tak terhentikan menerjang semua lintasan di kutub es.

Terlepas dari mungkin ramalan ini benar, tetapi kami sendiri meyakini Gus Dur tidak suka tiap omongan dia dijadikan bahan gorengan, semenjak ramalan-ramalan ini sudah tak terhentikan. Mulai dari ramalan Jokowi menjadi presiden, Ahok menjadi Gubernur, hingga ramalan tentang Pilpres kali ini, sungguhan terlalu banyak untuk disebutkan.

Secara keseluruhan, bagaimana Gus Dur menjaga harmoni sosial dengan selalu mengangkat kesetaraan, kepedulian, juga ketundukan akan konstitusi perlu kembali ditiru, minimal untuk diri sendiri, semenjak nilai ini sungguhan mengalami krisis di negeri ini. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun