Mohon tunggu...
Hadenn
Hadenn Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Football and Others

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Mendambakan Semangat Kesatuan dan Kesetaraan dari Gus Dur!

14 Mei 2024   07:57 Diperbarui: 14 Mei 2024   07:59 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
DEMITRIUS WISNU WIDIANTORO (KOMPAS)

Kesetaraan di sini sudah kita tahu bersama, terutama aksi Gus Dur menghapuskan diskriminasi terhadap semua etnis, terutama keturunan China. Presiden ke-4 kita bisa dibilang tokoh peletak batu pertama dalam istana toleransi di negeri ini. 

Kepedulian di sini berarti penolakan akan kekerasan. Gus Dur selalu memberikan penghormatan terhadap pemikiran lain, selalu bersikap demokrasi tanpa paksaan. 

Salah satu aksi paling terkenal ketika Gus Dur membiarkan bendera OPM dinaikkan di Papua, dengan catatan bendera ini berdampingan, dan tidak boleh lebih tinggi dari sang Merah Putih. Gus Dur senang, orang Papua juga senang, semua berjalan sempurna tanpa kekerasan.

Ketundukan akan konstitusi di sini cukup jelas, di masa pemerintahan sangat singkat Gus Dur tercatat tak pernah main-main dengan ketetapan yang sudah ada. Bahkan, ketika dilengserkan oleh beberapa pihak, Gus Dur memilih menerima tanpa kekerasan. 

Dengan demikian, Gus Dur bisa dibilang seorang Demokrat asli, bukan berarti dari partai demokrat, tetapi seorang penganut ideologi demokrasi. Selain itu, Beliau juga bukan cuma mengajarkan cara menata negara, tetapi juga selalu menerima tanpa memaksa. 

Pandangan modern tentang Gus Dur

DEMITRIUS WISNU WIDIANTORO (KOMPAS)
DEMITRIUS WISNU WIDIANTORO (KOMPAS)

Abdurrahman Wahid memainkan peran signifikan dalam menjaga harmoni sosial di tengah pluralitas Indonesia, tidak boleh ada satu keraguan terkait hal ini.

Menurut Greg Barton, penulis biografi resmi Gus Dur berjudul "Gus Dur: The Authorized Biography of Abdurrahman Wahid", dalam tulisannya yang berjudul Indonesia's Nurcholish Madjid and Abdurrahman Wahid as intellectual Ulama: The meeting of Islamic traditionalism and modernism in neo-modernist thought (2007)

Dari rujukan tersebut, sangat membekas, terkait perjuangan Gus Dur, bahkan untuk orang yang tidak mengalami era beliau. Sekarang, masa telah berlalu dengan cepat, semua cacian dari berbagai kalangan sudah tak bisa dikembalikan. 

Terlepas dari semua, ini bukan cuma kutipan, tetapi juga keterkaitan ideologi dari seorang tokoh bangsa dalam memperjuangkan kebebasan untuk semua kalangan di Indonesia. Sungguhan semua kalangan, sehingga benar-benar tak tercipta rasa superior dari yang lain.

Tentu, semua penghapusan strata sosial ini mengancam beberapa kalangan, terutama mereka yang sudah berada di atas, memang benar ungkapan ini tidak berdasarkan kenyataan, tetapi selalu ada kemungkinan, dan dalam sana boleh jadi ada kebenaran.

Propaganda dan pengikut Gus Dur

Jauh sebelum demokrasi, pemilihan pemimpin suatu bangsa kerap dikaitkan dengan kedatangan Ratu Adil, seorang pemimpin besar yang bisa menjadi jawaban atas semua harapan warga, dan semua kesejahteraan bermula dari sana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun