Beberapa hari lalu, Presiden terpilih 2024--2029, Prabowo Subianto melemparkan sebuah ide terkait pembentukan Presidensial Club, sebuah tempat di mana mantan Presiden berkumpul, mewujudkan forum dialog secara rutin untuk membicarakan kebijakan negara (6/05/2024).
Ide Presidensial Club telah didiskusikan oleh Prabowo sejak tahun 2014 bersama dengan kader partai guna mengawasi jalanya pemerintahan, meski tidak diungkapkan secara resmi, kemungkinan besar forum ini terinspirasi dari AS.Â
Secara informal, Mantan Presiden AS bertemu setahun sekali untuk memberikan saran terkait pengambilan kebijakan.Â
Meski demikian, ide Presidensial Club di Indonesia terlihat akan berbeda, forum di sini tampak akan jauh lebih sering diadakan dibandingkan dengan di AS, jika terlalu sering mungkinkah klub ini justru dijadikan alat politik beberapa pihak.
Tentu, sejumlah kecurigaan akan selalu muncul di permukaan, mengingat negara ini dijalankan dengan sistem demokratis. Dari sini kita akan mencoba memahami urgensi pembentukan forum ini, mengkritisi lebih jauh, juga memberikan saran alternatif yang mungkin lebih masuk akal.
Presidensial Klub IndonesiaÂ
Ide Presidensial Klub Indonesia memang sudah ada sejak 2014, dan kembali muncul setelah kemenangan Prabowo Subianto dalam Pilpres 2024. Sejumlah elite langsung setuju dengan gagasan ini, seperti bola salju digelindingkan gagasan ini makin besar dan dianggap relevan, hingga diendus media massa.
Terdapat dua garis besar pembentukan Presidensial Klub Indonesia. Pertama, ketika pemerintah mempertimbangkan untuk mengambil kebijakan bersumber dari masa lalu, maka paling pas untuk berkonsultasi dengan pemeran di masa lalu.Â
Selain itu, secara politik para mantan Presiden merupakan representasi dari suara rakyat Indonesia, mereka bisa memperkaya unsur representasi dalam pemerintah, selain diambil dari DPR secara formal.
Pembangunan forum Presidensial Klub Indonesia juga merupakan langkah Prabowo dalam menghormati semua mantan presiden, beliau selalu menganggap mereka sebagai putra-putri terbaik bangsa yang tidak boleh ditinggalkan dalam mengurus pembangunan. Mereka memiliki pengalaman, pengetahuan, serta kepemimpinan yang selalu bisa menjadi inspirasi untuk presiden bertugas.
Namun, Prabowo sendiri belum berpikir tentang format resmi dari Presidential Club Indonesia. Terlepas dari beberapa pernyataan dilontarkan SBY dan Jokowi beberapa hari belakangan, yang terang-terangan sepakat akan pengadaan klub ini.Â
Secara keseluruhan, Megawati dengan periode singkat berhasil menegakkan demokrasi dan menyelenggarakan pemilu langsung untuk pertama kali. Lalu, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) membawa pertumbuhan ekonomi mencapai 6 persen dan menurunkan angka kemiskinan. Kemudian, Joko Widodo rekor pembangunan infrastruktur tertinggi. Tentu, saran dari pemikiran mereka akan sangat berguna.
Mengkritisi lebih jauh
Harus kembali diingat cita-cita mulia dari Prabowo Subianto ini disimpan sejak tahun 2014 atau mungkin lebih lama lagi, beliau berkeinginan memberikan tempat kepada Megawati Soekarno Putri, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), dan Joko Widodo untuk "mengawasi" kebijakan pemerintah.
Perbedaan paling besar antara Presidensial Klub Indonesia dengan Oposisi adalah pada ketulusan, di sini para mantan Presiden bersikap lebih jujur dari pandangan diri sendiri tanpa melibatkan partai. Meski, tak bisa dipungkiri akan menjadi tantangan tersendiri untuk membedakan kedua hal ini.Â
Dari sini urgensi untuk mengarahkan Presidensial Klub Indonesia sebagai tempat informal, tepat seperti yang sudah dibuat AS menjadi sangat penting. Sebab, kita semua tak pernah tahu seberapa besar kepentingan bergerak di dalam sana, apakah para mantan Presiden sungguhan bisa melepas kepentingan partai.
Pembuatan Presidensial Club Indonesia sebagai tempat formal akan memiliki peluang sebagai poros politik baru, seperti reinkarnasi Dewan Pertimbangan Agung (DPA) yang sudah dihapuskan dari Amandemen Undang-Undang Dasar (UUD) 1945.Â
Meski demikian, tempat untuk membuat para mantan Presiden bersilaturahmi ini memang diperlukan, terlepas dari peran Presidential Club Indonesia ke depan akan seperti apa, yang terpenting adalah tetap menjaga tempat ini sehat bukan menjadi tempat toksik, atau bahkan alat politik.
Selain itu, secara kelembagaan, Presidensial Klub Indonesia ini juga sama seperti Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) sebagai penasihat presiden dalam menjalankan kebijakan. Memang pantas pembangunan format resmi dalam klub ini perlu dipikirkan lama oleh Prabowo, sebab beberapa pertimbangan esensial saling terkait di dalam sana.
Alternatif Presidensial Klub IndonesiaÂ
Pengadaan Presidensial Klub Indonesia, dibandingkan dengan dicurigai ada intervensi atau justru dicurigai sebagai tempat penguatan kekuatan politik. Mungkin akan lebih untuk tidak diadakan, lalu membuat klub baru yang mungkin lebih baik dan paling penting tidak berpotensi mengurangi legitimasi.Â
Bagaimanapun, bicara jujur soal mantan-mantan Presiden, pertemuan mereka juga tak akan membahas hal baru jika diadakan terlalu sering, terlebih ketika klub ini dibentuk secara resmi dalam formalitas. Sedangkan, pemerintah bertugas lebih membutuhkan kebaruan ide untuk mengakselerasi pembangunan, dengan berat hati Presidensial Klub Indonesia tidak akan bisa menawarkan hal ini.
Bagaimana dengan membentuk Town Hall meetings?
Pertemuan ini akan diadakan secara berkala, di mana entah pakar, budayawan, atau mungkin dosen akan berbicara terkait permasalahan dialami negara di depan mahasiswa bersama Presiden di tengah-tengah mereka. Diskusi ini akan bersifat terbuka, jelas tertuang nilai demokrasi di sana.
Setelah sesi pertemuan publik, semua diskusi selesai, Prabowo akan maju sendiri menanggapi semua permasalahan secara langsung. Lalu, dikutip oleh pres dan nanti secara tidak langsung akan dibandingkan dengan kebijakan dalam kabinet.
Dengan demikian, publik akan berpikir pemerintah bersikap inklusif dalam mengelola negara. Dari sini publik juga mengetahui masih ada masyarakat sipil peduli untuk mengelola negara, masih ada publik berkontribusi dalam diskusi diadakan negara, juga pemerintah yang tak lagi teralienasi dari realitas.