Mohon tunggu...
Hadenn
Hadenn Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Football and Others

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Timnas U23, Mengecek Kembali Realita

30 April 2024   02:23 Diperbarui: 30 April 2024   02:33 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Duel Indonesia vs Uzbekistan bergulir di Stadion Abdullah bin Khalifa, Doha, Qatar, pada Senin (29/4/2024) waktu setempat atau pukul 21.00 WIB.

"Sekarang ini adalah waktu bagi Indonesia utk berpartisipasi di panggung Olimpiade. Saya hanya ingin para pemain menikmati momen, menikmati tantangan. Kali ini saya akan bawa Timnas Indonesia berangkat ke Olimpiade."

Optimisme pelatih kepala, Shin Tae-yong tampak jelas tak diikuti oleh pemain Garuda Muda pada pertandingan semifinal menghadapi Uzbekistan di Piala Asia U23, terutama untuk babak pertama, tidak ada terlihat intensi untuk menang di sana.

Memang sepanjang babak pertama tim sempat dirugikan, lebih tepat lagi ketika Witan Sulaeman dilanggar di ambang kotak terlarang, tetapi wasit justru memberikan drop ball bagi pemain Uzbekistan, pemimpin pertandingan tidak melihat apa pun, bahkan setelah pengecekan VAR [Video Assistant Referee].

Shen Yin Hao sebagai wasit menggunakan Law 8 pada Laws of the Game terkait insiden ini,

"Start dan Dimulai Kembalinya Permainan akan ditemukan bahwa hal itu tercantum di pedoman sepak bola tersebut. Sebuah tim menyerang punya possession bola di kotak penalti pemain bertahan. Laga dihentikan oleh wasit (tanpa ada pelanggaran). Bagaimana cara permainan dilanjutkan? Wasit akan memulai kembali laga dengan dropped ball bagi kiper tim bertahan." 

Terlepas dari semua ini, kita harus kembali lagi dengan tim sendiri. Garuda Muda memang tak layak untuk unggul selama paruh pertama, terlalu banyak salah umpan di sana, rasa pesimisme tampak pekat sekali di atas lapangan. Ivar Jenner dan Nathan Tjoe-A-On sebagai pemain tengah juga tak bisa mengontrol pertandingan seperti biasa.

Bahkan, bola juga sama tak aman ketika berada di kaki Ernando Ari, tidak ada ketenangan di sana. Padahal, ini merupakan garis terbelakang pertahanan kita.

Terparah di antara semua, tim ini juga kalah intensitas di atas lapangan. Tak bisa dibantah pemain kita bukan dengan kualitas terbaik, daya juang sangat signifikan untuk mendorong hingga sejauh ini, tetapi mengapa daya juang ini seperti ditinggalkan di laga Semifinal. Padahal, dilihat dari penggemar di lapangan dukungan untuk tim tak main-main, 45 menit pertama paling melelahkan sejauh menonton turnamen.

Bahkan, ketika menghadapi berbagai keanehan kontra Qatar (tuan rumah), Garuda Muda masih memiliki daya juang, juga ketenangan cukup tinggi.

Paruh kedua dimulai dengan ketegangan sama, juga Shin Tae-yong yang sama masih marah-marah dari pinggir lapangan, tak bisa dibantah pelatih kepala tak puas dengan semua penampilan ditampilkan oleh pasukan Garuda Muda.

Semua penurunan ini makin parah setelah dua pergantian pemain dari Uzbekistan, tak sampai tiga menit setelah pergantian pemain ketiga dari mereka, Garuda Muda kebobolan (menit 67'). Melalui aksi dari Khusain Norchev (masuk pada menit 46'), assist dari Muhammadkodir Khamraliev (masuk pada menit 65').

Menit 84', situasi diperparah dengan kartu merah oleh Rizky Ridho yang tak sempat menarik kembali kakinya setelah membuang bola, keputusan terkeras dari Shen Yin Hao harus dikatakan. Dengan ini, Rizky Ridho dipastikan dicoret untuk perebutan posisi ketiga besok.

Situasi tidak membaik beberapa saat kemudian, gol bunuh diri melalui Arhan Pratama.

Sudah tak ada keberuntungan tersisa, Garuda Muda sudah kehilangan harapan untuk masuk ke final, tambahan waktu 16 menit lewat tak terasa. Timnas U23 harus merelakan gelar piala Asia, cepat sembuh untuk menghadapi pertandingan perebutan peringkat ke-3.

Review pertandingan

Indonesia Vs Uzbekistan, Mental Jatuh Garuda dan Pergantian Efektif Lawan (kompas.com) 
Indonesia Vs Uzbekistan, Mental Jatuh Garuda dan Pergantian Efektif Lawan (kompas.com) 

Sebelum ini, tak bisa dipungkiri hasil pertandingan kali ini sangat layak untuk diterima seperti "pil pahit yang harus kita telan untuk kembali sehat seperti sedia kala."

Beberapa hari ke belakang, tampak sekali Garuda Muda selalu berhasil menang, meski tidak dalam situasi ternyaman sekalipun. Semua berjalan terlalu baik hingga Uzbekistan menyapa, salah satu tim muda yang membuat kita mengecheck ulang realitas.

Di tengah dukungan signifikan dari luar, maupun dalam lapangan, dan tak bisa dibantah dukungan dari Uzbekistan tak mungkin sebesar kita, terbukti juga dari suporter tersedia dalam lapangan. Meski demikian, semua ini tak berpengaruh untuk mereka, tetap bermain tenang dan spartan, jauh lebih spartan dari permainan paling spartan yang pernah dimainkan Garuda Muda.

Setidaknya, hari ini kita belajar satu hal ini, dibutuhkan ketenangan dan rasa ingin menang untuk bisa memenangkan pertandingan, suporter bisa membantu bermain dalam lapangan. Jadi, pemain harus bisa menemukan solusi sendiri untuk semua permasalahan dihadapi.

Setelah semua, ini merupakan kali pertama Garuda Muda tampil dalam salah satu ajang terbesar sepakbola Asia, bisa bermain hingga sejauh ini sudah luar biasa. Memang ini semua jauh dari kata baik, jauh dari harapan, tetapi masih banyak waktu tersisa untuk kembali lebih kuat lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun