Pernah enggak kalian merasa begitu capek, tentu kalian tidak sendirian. Menurut Katadata Insight Center (KIC), sebanyak 61,7 % orang Indonesia kekurangan jam tidur (kurang dari 6 jam). Bagaimanapun, tak bisa dipungkiri masalah di sini bukan seberapa lama tidur didapatkan, tetapi kecemasan sebelum tidur yang disebabkan oleh beberapa mitos, yang akan kita bahas dalam artikel ini.
Sebelum ini, kita bisa menanyakan kepada seseorang dengan latar belakang kedokteran tentang sains dibalik tidur, masalah ini bisa jadi sangat membingungkan. Dan, secara general ketika berbicara tentang mitos-mitos ini, sulit untuk menggambarkan mana sebenarnya nasihat baik untuk ditiru dan yang mana nasihat buruk untuk diabaikan.
Mengambil dari buku Matthew Walker, Why We Sleep, di sini manfaat tidur digambarkan dengan luar biasa bagus, tetapi untuk beberapa detail justru bisa memaksa, kita didorong untuk tidur selama 8 jam, kalau tidak akan mengembangkan Alzheimer lebih cepat, juga semua masalah cardiovascular lain.
Dari sini merupakan permulaan dari sleep anxiety, yang mana merupakan perasaan takut atau cemas tentang tidur, yang juga secara paradox lebih jauh lagi dalam mendorong kita untuk kesulitan tidur, ini membuat sebuah lingkaran setan yang tak disukai semua orang.Â
Menurut Professor Russell Foster, seorang ilmuwan tidur yang menjalankan laboratorium di University of Oxford, melalui Deep Dive beliau membahas mitos-mitos ini lebih dalam. Tidur orang Amerika dengan Indonesia mungkin beda, tetapi masalah kita sama.
Kapan kamu tidur?
Pertama, tidak penting kapan kamu tidur selama cukup. Namun, semua ini ternyata sangat salah, kapan kita tidur juga sama penting. Semua ini dikarenakan suatu hal yang disebut circadian rhythm atau biasa dikenal sebagai alarm tubuh yang memaksa tubuh untuk memberikan sesuatu, entah kurang tidur atau terlalu banyak tidur.
Tahun 1990s, Russell dan teman-teman berhasil menemukan jumlah yang jauh lebih banyak sel dalam mata kita, yang cuma bertanggung jawab untuk mendeteksi cahaya dibandingkan dengan membantu melihat gambar. Sel-sel ini membantu otak membedakan waktu, juga mengatur alarm internal diri kita.
Dari sini karena alarm tubuh kita sensitif dengan cahaya, bisa dibilang kita ingin terbangun saat terang dan ingin tidur saat gelap di luar. Namun, semua ini belum bisa dikatakan benar, Russell masih meneliti lebih lanjut tentang ini dalam beberapa tahun terakhir. Meski, tak bisa dipungkiri kita membawa beberapa kasus menarik untuk digali di sini.
Sebagai contoh, ketika kamu jetlag atau bekerja untuk shift malam, lalu menemukan beberapa orang yang mendapatkan gangguan dengan circadian rhythm akan meningkatkan hormon stres, risiko serangan jantung, dan lebih rentan secara emosi dan masalah kognitif.
97% pekerja shift malam tidak beradaptasi dengan permintaan bekerja di malam hari, mereka bekerja sekaligus menantang hukum biologi yang menerangkan keharusan untuk tidur. Sekarang, sangat signifikan untuk kita semua sadar alarm tubuh tetap bekerja dalam diri kita, tidak semua alarm bekerja secara tepat dengan cara sama.
Kemudian, ada chronotype di sini, sebuah istilah untuk menentukan seseorang termasuk ke dalam morning, day or night owl person. Seseorang yang secara alami bisa bangun pagi, lalu menemukan pagi sebagai jam produktif bisa dibilang memiliki morning sebagai chronotype.
Lebih jauh lagi, seumpama Anda seorang morning person, mungkin akan jauh lebih baik untuk menaruh kreativitas atau aktivitas yang memerlukan fokus tertinggi di pagi hari. Seterusnya, kalian juga bisa beraktivitas lebih baik saat siang atau malam, ketika chronotype kalian day or night.
Berapa banyak tidurmu?
Mitos nomor dua, semua orang membutuhkan delapan jam tidur, tak bisa dibantah merupakan salah kaprah. Sebenarnya, semua orang memiliki kebutuhan tidur bervariasi, salah satu masalah di sini adalah angka yang dianggap ideal oleh semua orang.
Memang benar ada angka rata-rata di sana, tetapi variasi tidur antar individu sangat banyak.
Salah satu tanda sempurna tidur kalian baik-baik saja adalah ketika bangun secara alami, sebab dari sini tubuh kita secara tidak langsung memberitahukan jumlah tidur yang beralasan. Lalu, apakah bangunmu sulit? Atau merasa membutuhkan minuman kafein? Dari sini boleh jadi kita tahu jam tidur kita tidak cukup.
Lebih jauh lagi, bisa juga dilakukan dengan mengecek kelakuan kalian. Apakah kalian sudah melakukan hal bodoh atau berkata kasar atau bahkan sudah menyebalkan orang di sekeliling Anda, boleh jadi ini juga karena kekurangan tidur semalam.Â
Apakah kamu bangun pagi?
Mitos nomor tiga, kita harus bangun tepat di waktu yang sama setiap hari. Sekarang, tidak sepenuhnya bisa dikatakan mitos, Russell menjelaskan bahwa bangun tepat waktu setiap hari cukup penting, terutama dalam membangun sinyal yang mengatur circadian system, tetapi tetap tidak ada keperluan untuk menjadi kaku terhadap hal ini.Â
Ketepatan waktu ini juga berlaku untuk makan, mandi, juga beberapa hal mendasar lain, semua ini bisa dibilang aksi untuk menstabilkan. Bagaimanapun, kadang selalu ada acara seperti mengikuti pesta, yang membuat kita terpaksa untuk bangun siang, dan tidur dengan sangat dinamis. Dan, harus ingat kalau alarm tubuh kita bisa berubah seiring perubahan roda kehidupan.
Dari sini juga menjawab mengapa sangat umum siswa yang mendapatkan day chronotype, membuat mereka kesulitan untuk bangun di pagi hari. Namun, seiring berjalan kehidupan, circle ini berpindah lebih ke arah morning chronotype, di mana mayoritas dari kita dituntut untuk bekerja secara profesional dengan bangun pagi.
Setelah semua, tidur merupakan bagian signifikan dari hidup kita, setiap hari ada kebutuhan untuk tidur di sana. Meski demikian, dibutuhkan mindset tepat sebelum tidur, juga setelah tidur untuk memperbaiki tidur, jangan biarkan gangguan tidur, terutama mitos seperti ini menghancurkan suasana hati seharian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H