Mohon tunggu...
Hadenn
Hadenn Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Football and Others

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Keperkasaan Garuda Muda: Antara Rekor Baru, Rekor Patah, juga Tekanan Lengserkan Presiden KFA!

26 April 2024   06:02 Diperbarui: 26 April 2024   06:17 567
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Daftar Tim Lolos Semifinal Piala Asia U23 2024, Sejarah untuk Indonesia! (kompas.com) 

Garuda Muda secara dramatis berhasil mengalahkan Korea Selatan di babak perempat final Piala Asia u-23 2024. Tim asuhan coach Shin Tae-yong berhasil menang 11-10 melalui adu penalti setelah pertarungan cerdas dan keras sepanjang selama waktu normal dan tambahan waktu.

Pertandingan Korea Selatan kontra Indonesia ini bergulir di Stadion Nasser bin Khalifa Doha, Qatar, pada Jumat dini hari WIB (26/04). Pertarungan dilanjutkan di titik putih setelah kedua tim bermain sama kuat 2-2 sepanjang 120 menit pertandingan.

Selama pertandingan, Indonesia berhasil unggul lebih dulu melalui tembakan mengejutkan Rafael Struick dari luar kotak penalti, mendapatkan bola muntahan, lalu pemain ADO Den Haag tanpa menunggu lama langsung menembak ke arah kanan-atas gawang [1-0].

Menit 44', melalui umpan silang dari kanan lini serang Korea Selatan, berhasil menemukan pemain di tengah dengan sundulan keras, bola memantul mengenai Komang Teguh sebelum berakhir masuk ke dalam gawang [1-1].

Tak bertahan lama, kembali dibalas Garuda muda, melalui umpan manja dari Ivar Jenner langsung mengarah tepat di kaki Rafael Struick depan gawang, sangat tenang berhasil menyelesaikan peluang terbuka [2-1].

Menjelang akhir pertandingan, melalui serangan balik cepat, Indonesia memasang terlalu banyak pemain saat tendangan sudut, kombinasi dua pemain sangat cepat, tiba-tiba pemain nomor 11 sudah berada di depan gawang dengan tenang berhasil menyelesaikan peluang [2-2].

Dari sini kita semua tahu skor pertandingan tak berubah memaksa kedua tim menentukan melalui titik putih. Pratama Arhan berhasil mencetak gol kemenangan setelah penendang ke-10 Korea Selatan, Lee Kang-hee gagal mencetak gol.

Sejarah baru sepakbola kembali dibuat, rekor-rekor lama juga dipatahkan. Garuda muda akan selangkah lagi melaju ke Olimpiade Paris 2024, selama berhasil masuk ke Final. Meski, tak bisa dipungkiri bukan ke sini tujuan kita, tetapi memberikan semua untuk penggemar bola.

Tamparan Ksatria Taeguk

Timnas U23 Indonesia Patahkan Rekor Kelolosan Korsel ke Olimpiade (kompas.com) 
Timnas U23 Indonesia Patahkan Rekor Kelolosan Korsel ke Olimpiade (kompas.com) 

Hasil ini merupakan kemenangan besar untuk Garuda muda, sekaligus tamparan keras untuk timnas Korea Selatan, salah satu tim paling dominan di kategori usia. Tercatat, 80% dari materi pemain Korsel hari ini merupakan runner-up piala dunia U-20 2019 Polandia. Hasil dari Elite pro Academy yang sudah dibangun sekitar 10 tahun lalu.

Kekalahan hari ini juga mematahkan catatan apik Negeri Gingseng yang selalu lolos ajang Olimpiade sembilan kali secara beruntun, sejak Olimpiade Seoul 1988.

Dilansir dari Kompas, menurut jurnalis Korea Selatan, Steve Han, hasil ini akan mempengaruhi keseimbangan luar lapangan, terutama untuk Presiden KFA (federasi sepakbola Korsel)  Chung Mong-gyu. 

"Jika kalah dari Indonesia, yang dengan segala hormat tim hormat tim fantastis, tim Indonesia terkuat yang pernah saya lihat, dan Korea gagal lolos ke Olimpiade karena terjegal oleh Indonesia itu akan jadi sebuah aib. Selain itu, Saya dapat memprediksi bahwa Presiden KFA akan berada dalam tekanan untuk lengser jika hal ini terjadi. Tentu saja hal itu karena apa yang telah terjadi dalam beberapa tahun terakhir."

Terlepas dari hasil ini, timnas Korea Selatan memang tidak sedang baik-baik saja. Mereka diguncang skandal "tenis meja" yang melibatkan kapten Son Heung min dengan pemain PSG Lee Kang-in jelang pertandingan semifinal Piala Asia kontra Yordania, beberapa bulan lalu.

Kedua pemain ini tak bisa dipungkiri yang terbaik saat ini, tentu konflik di antara mereka mengalihkan perhatian publik Korea Selatan, terlebih diikuti dengan kegagalan menang atas Yordania 0-2. 

Dari sana hampir semua lini mendapatkan sorotan, termasuk penunjukan pelatih kepala Jurgen Klinsmann yang berencana mengadakan pemusatan latihan timnas di luar tanah Korea Selatan, juga tak pernah mau tinggal di sana.

Hingga hari ini, Legenda timnas Jerman itu masih dicap sebagai salah satu pelatih kepala terburuk dalam sejarah sepakbola Korea Selatan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun