Mohon tunggu...
Hadenn
Hadenn Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Football and Others

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Aljazair dengan Prancis dalam Berbagi Kesenian, Makanan, dan Olahraga!

24 April 2024   19:33 Diperbarui: 24 April 2024   19:37 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karim Benzema: The making of a world-class No 9 - The Athletic 

Selain itu, Zizou bukan cuma bermain sepakbola, tetapi juga memenangkan semua gelar yang mungkin untuk dimenangkan. Mulai dari penghargaan individu seperti ballon d'or hingga penghargaan tim terbesar Euro dan piala dunia.

Terlepas dari kesuksesan sebagai pemain, Zizou juga bisa dibilang sama baiknya sebagai pelatih. Dia berhasil memenangkan beberapa penghargaan liga, juga piala dunia antar klub, dan yang terpenting di antara semua bisa memenangkan tiga liga Champions beruntun, sesuatu yang tak pernah terjadi sebelum ini.

Benzema

Berdampingan dengan Zizou, juga ada Karim Mostafa Benzema di sana, striker terbaik milik Prancis beberapa tahun ke belakang. Satu-satunya pemain nomor 9 pernah memenangkan ballon d'or di era Cristiano dan Lionel.

Bermain sebagai nomor 9 sepanjang karir, Benzema dikenal sebagai pemain yang mementingkan tim, selalu mau turun menjemput bola untuk memberikan ruang kepada pemain lain, tetapi selalu memiliki sisa tenaga untuk menyelesaikan peluang depan gawang.

Benzema juga merupakan top assist sepanjang masa untuk el Real (165), mengalahkan Cristiano (132), juga mengalahkan Raul Gonzales (116). 

Benzema juga di urutan nomor ke-2 top scorer sepanjang masa untuk el Real (354), lebih banyak dari Raul Gonzales (323), berada di bawah Cristiano (450).

Salah satu momen tak terlupakan dari Benzema merupakan musim 2022, satu musim sebelum dia memutuskan menerima tawaran Saudi Arabia, momen di mana Real Madrid tak pernah menjadi tim diunggulkan, tetapi justru kembali berhasil menjadi juara liga Champions. Berbagai momen sekali untuk seumur hidup disajikan sepanjang musim.

Lalu, apakah Aljazair marah dengan semua talenta yang hilang?

Tergantung, beberapa media Aljazair tentu menyayangkan putra terbaik bangsa harus bermain untuk negara lain, apalagi Perancis yang bisa dibilang terkenal dengan rasis, bahkan Benzema bisa dibilang salah satu korban rasis di sana.

Ketika mencetak gol aku seorang Perancis, ketika tidak aku seorang Imigran.

Meski demikian, baik pemain atau negara sendiri tak pernah mempermasalahkan semua sudah terjadi, negara menyadari Perancis memiliki prospek lebih baik untuk berprestasi sebagai pemain sepakbola level dunia. Sedangkan, pemain tentu juga menyadari kemudian hari rasisme tak akan bisa dihindari. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun