Dari sini bisa dibilang semakin baik materi dibawakan, makin percaya diri juga seseorang untuk mempresentasikan, terutama di panggung-panggung besar, tentu 'daging' dari materi dibawakan perlu dipertebal sampai batas maksimal.
Meningkatkan kemampuan komunikasi
Mempertimbangkan pandangan oposisi bukan aksi pecundang, juga bukan berarti tidak memiliki pendirian. Dari filosofi advocatus diaboli kita mempelajari sudut pandang lain, juga berarti sama dengan melatih artikulasi argumen sendiri.
Terlebih, di tengah dunia digital yang dipenuhi kolaborasi sekarang ini, di mana 'ya, tetapi' sudah digantikan dengan konsep 'ya, dan'. Di mana penerimaan jauh lebih diutamakan dibandingkan dengan penolakan.
Meningkatkan kreativitas
Kita semua tahu kreativitas merupakan sejenis makhluk aneh, yang makin susah ditemukan, di saat makin gencar untuk diusahakan. Meski, tak bisa dipungkiri filosofi ini menawarkan beberapa stimulasi untuk mendorong kreativitas.
Dengan terus-terusan mengargumenkan, membangun ide-ide baru atas suatu permasalahan bisa dibilang salah satu jalan pintas untuk memicu solusi dengan inovasi terhadap suatu masalah.
Mempererat kualitas hubungan
Di tengah diskusi teman atau keluarga, bermain dengan advocatus diaboli tak bisa dipungkiri akan memberanikan pemikiran setiap anggota keluarga lebih terbuka, juga membuka pemahaman lebih luas akan sesama.
Tentu, permainan ini harus diikuti keterbukaan, kita tidak bisa langsung memaksa seorang konservatif untuk menerima semua secara langsung. Ide untuk bertukar pikiran di sini, tentu juga termasuk dalam menghindari permusuhan.
Setelah semuanya, menerapkan ajaran-ajaran 'Advocatus Diablo' di dalam kehidupan sehari-hari, dengan mudah kita dapat mengembangkan ketenangan, kebijaksanaan, dan ketahanan mental untuk menghadapi tantangan hidup dengan lebih baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H