Ancelotti terlihat tak senang dengan hal ini.
Meski demikian, tim tamu bertahan dengan luar biasa baik, mereka praktis menutup pergerakan pemain baik secara area, maupun tiap individu. Setiap pemain Manchester City masuk di antara lubang dalam kotak terlarang, selalu dua pemain di sana menjaga dengan tenang.
Sementara itu, perlahan Manchester City mulai kehilangan tenaga untuk menguasai permainan, beberapa kali el Real mendapatkan kesempatan untuk serangan balik cepat, hingga dua pemain terpaksa mengambil kartu kuning karena urgensi menghentikan serangan-serangan ini.
Menit 75', usaha serangan-serangan Manchester biru menemukan hasil, melalui serangan Jeremy Doku, berhasil dibuang secara tidak sempurna oleh Rudiger, bola mengarah tepat di kaki Kevin de Bruyne yang berada depan gawang, tanpa jeda menembak secara langsung, sungguh tak bisa dihentikan [1-1].
Setelah ini, tim tamu masih belum menemukan ide untuk menguasai bola, Manchester biru masih terus-terusan menyerang dari berbagai segi, mencoba menarik garis pertahanan, memanfaatkan lebar lapangan, semua usaha benar-benar sudah dicoba di sana.
Namun, pertahanan el Real tak lagi bergeming, setidaknya hingga akhir paruh kedua. Meski, pertandingan betulan seru, tetapi tak lagi tercipta di sana, kedua tim memainkan peran masing-masing dengan sempurna, terlebih kedua penjaga gawang.
Perpanjangan waktu kualitas kedua tim mulai turun, mereka mencoba mencetak gol sebagai tim, tetapi rasa lelah tak bisa dibantah di sana. Semakin lama perpanjangan, makin hilang kreatifitas tim tuan rumah, dari sini Pep mulai berpikir untuk menggantikan Kevin de Bruyne.
Babak perpanjangan tak banyak terjadi di sana, bahkan di babak perpanjangan kedua, kedua tim ini seolah sepakat untuk selesaikan pertandingan melalui titik putih. Benar saja, semua berakhir menuju adu penalti.
Penentuan titik PutihÂ
Manchester City diunggulkan di atas karena penendang pertama, mereka bisa dengan mudah menaruh tekanan ke dalam pundak lawan setelah berhasil memasukkan bola ke gawang, meski realita tidak berkata demikian.
Julian Alvarez menendang cukup tenang, bola masuk ke dalam gawang. Sedangkan, Luka Modric sudah tenang, tetapi tidak mendapatkan restu keberuntungan, berhasil dihentikan, penyelamatan berlian dari Ederson.