Musim 2023/24 menghadirkan persaingan memanas beberapa liga top Eropa, terutama liga Inggris yang kini memiliki tiga tim pemburu gelar sama kuat. Mereka semua terlihat akan bersaing hingga pekan terakhir, berdasarkan dari performa konsisten dari tiga tim sejauh ini.
Namun, semua persaingan raksasa-raksasa lokal ini tak berlaku di Jerman. Hari ini, secara resmi Bayer Leverkusen berhasil memenangkan gelar liga, sekaligus mengakhiri 11 tahun dominasi Bayern Munchen.Â
Bukan cuma memenangkan gelar, 'Neverkusen' juga mencatatkan rekor tak terkalahkan terpanjang (44) dalam sejarah sepakbola Jerman.
Di samping itu, Die Werkself juga berhasil mengembangkan talenta-talenta mendunia, mereka semua tengah hangat diincar oleh klub-klub elit Eropa. Tentu, mempertahankan semua pemain ini akan menjadi pekerjaan rumah tersendiri.
Semua prestasi di sana tak lepas dari peran krusial Xabi Alonso, salah satu manajer paling diperhatikan untuk saat ini. Xabi mengangkat tim degradasi cuma dalam tempo dua tahun menjadi pengakhir hegemoni.
Di sini kami akan membahas dengan senang semua kesuksesan ini, terlebih tentang bagaimana tim ini menyelesaikan semua pekerjaan mereka, perubahan signifikan ditanam dalam permainan tim, juga berbagai usaha dilakukan untuk menaikkan level sebagian besar pemain dalam skuad.
Penanaman ketahanan
Tak bisa dibantah rekor tak terkalahkan Leverkusen bukan sesuatu gampang, dibutuhkan penanaman ketahanan fokus tiap pertandingan dari setiap pemain untuk jangka panjang. Mereka membutuhkan sejumlah kualitas baik kesebelasan utama, maupun cadangan untuk meraih semua.
Selain itu, perubahan mental dari tim degradasi meroket menjadi pemegang gelar bukan sesuatu hal mudah. Mereka betulan sudah berhadapan langsung dengan Munchen dan tak terkalahkan dari semua pertemuan, bahkan mampu menang telak 3-0 dalam pertemuan terakhir.
Dengan laju sekencang ini, semua komposisi menjadi sorotan mulai dari pemain di sini, hingga performa apik manajemen dalam mengurus klub, terlebih peran krusial direktur olahraga dalam merekrut pemain yang bisa menyatu dalam permainan.
Salah satu langkah musim ini adalah perekrutan Granit Xhaka dari Arsenal. Kepemimpinan, juga ketahanan Xhaka tak bisa terbantahkan sangat signifikan untuk pemenangan gelar musim ini, terutama dalam mengisi kedalaman lini tengah bersama dengan Andrich.
Di samping itu, perekrutan Borja Iglesias saat jeda musim dingin juga cukup krusial. Meski, Iglesias tidak menjadi pemain reguler dalam kesebelasan utama, tetapi ini semua menunjukkan sikap cekatan dari manajemen untuk menggantikan Boniface yang saat itu terancam cedera hingga akhir musim.
Penanaman permainan
Dari segi taktik, kita semua mengenali berbagai kombinasi taktik dalam lapangan diterapkan dengan luar biasa oleh Alonso, terlebih bagaimana semua koneksi diperlihatkan di sana. Meski, tak bisa dibantah pelatih asal Spanyol ini terlalu muda.
Leverkusen ala Alonso terkenal akan organisasi, sinergi, juga jarak antar pemain rapat selayaknya Pep Guardiola. Di saat yang sama, tim ini memiliki keefektifan dalam menyelesaikan peluang, juga skema penyerangan selayaknya Carlo Ancelotti.
Tak bisa dipungkiri perpaduan ini bukan tak bisa ditandingi, tetapi cara dari sang Manajer untuk menekankan pemain dalam lapangan untuk menetap dalam skema yang membuat perbedaan.
Terlepas dari semua, Alonso juga betulan menekankan karakter dalam permainan, mantan pemain kelas dunia ini berkali-kali terlihat tak peduli dengan hasil, tetapi permainan dalam tim. Kita semua tahu rentetan hasil apik mengikuti sampai hari ini.
Dalam keadaan normal, Alonso biasa menggunakan tiga bek dengan dua bek spesialis membangun serangan, satu bek melakukan penjagaan. Posisi tiga bek ini biasa memainkan pertahanan garis tinggi untuk menghadapi tim biasa, garis sedang untuk tim lebih kuat.
Di depan tiga bek, ada dua bek sayap di sana yang kadang lebih bermain sebagai penyerang. Persaingan ketat untuk merebutkan dua posisi ini, nama seperti Jeremy Frimpong, Hincapie, Tella, Stanisic, Grimaldo. Benar, lima pemain untuk dua posisi.
Persaingan ini memang dibutuhkan, semenjak urgensi dua posisi dalam keberlanjutan sistem permainan tim. Mereka betulan dituntut untuk mengisi pos serang dan bertahan dari samping, semua lini bisa dikatakan ditutup oleh satu pemain.
Di tengah lapangan, Alonso memiliki empat gelandang berbentuk persegi, dua sebagai penjaga kedalaman, juga menutupi kekurangan lini serang. Sedangkan, dua lain sebagai pengisi lubang kotak penalti lawan, juga perubah keadaan dalam lapangan.
Di posisi depan, Leverkusen cenderung memainkan satu striker tunggal, pemain harus bisa bekerja keras, terutama untuk memberikan ruang kepada dua pemain tengah di belakang untuk masuk ke dalam kotak penalti lawan.
Tentu, kebutuhan taktikal bisa berubah tergantung keadaan, tetapi ketika semua berjalan normal seperti inilah Leverkusen. Lebih menekankan pemain tengah depan gawang, juga memberikan kebebasan terluas untuk pemain sayap.
Peningkatan pemain biasa
Kita semua tahu secara kualitas Leverkusen masih berada di bawah Munchen, tidak ada alasan untuk mengatakan Boniface sudah melewati Harry Kane, di sinilah tim ini menjadi istimewa.
Leverkusen masa kini bisa meningkatkan level permainan pemain biasa, terutama nama-nama pemain yang dua tahun lalu masih berjuang di zona degradasi, jumlah pemain ini masih banyak dalam sana. Bagaimanapun, entah di-apakan mereka semua berubah.
Salah satu nama paling terkenal Jeremy Frimpong, pemain kebangsaan Belanda ini dulu bukan pemain hebat, kalah saing di akademi Manchester biru. Namun, perlahan bisa menjadi salah satu bek sayap terbaik dunia saat ini, juga berhasil mengamankan tempat di timnas.
Tentu, masih ada terlalu banyak daftar pemain biasa yang berhasil ditingkatkan di sini. Sebagai penggemar sepakbola, tak bisa dipungkiri kami berharap tak terlalu banyak berubah dalam tim, kita membutuhkan tontonan Leverkusen sekarang berhadapan dengan Munchen musim depan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI