Salah satu langkah musim ini adalah perekrutan Granit Xhaka dari Arsenal. Kepemimpinan, juga ketahanan Xhaka tak bisa terbantahkan sangat signifikan untuk pemenangan gelar musim ini, terutama dalam mengisi kedalaman lini tengah bersama dengan Andrich.
Di samping itu, perekrutan Borja Iglesias saat jeda musim dingin juga cukup krusial. Meski, Iglesias tidak menjadi pemain reguler dalam kesebelasan utama, tetapi ini semua menunjukkan sikap cekatan dari manajemen untuk menggantikan Boniface yang saat itu terancam cedera hingga akhir musim.
Penanaman permainan
Dari segi taktik, kita semua mengenali berbagai kombinasi taktik dalam lapangan diterapkan dengan luar biasa oleh Alonso, terlebih bagaimana semua koneksi diperlihatkan di sana. Meski, tak bisa dibantah pelatih asal Spanyol ini terlalu muda.
Leverkusen ala Alonso terkenal akan organisasi, sinergi, juga jarak antar pemain rapat selayaknya Pep Guardiola. Di saat yang sama, tim ini memiliki keefektifan dalam menyelesaikan peluang, juga skema penyerangan selayaknya Carlo Ancelotti.
Tak bisa dipungkiri perpaduan ini bukan tak bisa ditandingi, tetapi cara dari sang Manajer untuk menekankan pemain dalam lapangan untuk menetap dalam skema yang membuat perbedaan.
Terlepas dari semua, Alonso juga betulan menekankan karakter dalam permainan, mantan pemain kelas dunia ini berkali-kali terlihat tak peduli dengan hasil, tetapi permainan dalam tim. Kita semua tahu rentetan hasil apik mengikuti sampai hari ini.
Dalam keadaan normal, Alonso biasa menggunakan tiga bek dengan dua bek spesialis membangun serangan, satu bek melakukan penjagaan. Posisi tiga bek ini biasa memainkan pertahanan garis tinggi untuk menghadapi tim biasa, garis sedang untuk tim lebih kuat.
Di depan tiga bek, ada dua bek sayap di sana yang kadang lebih bermain sebagai penyerang. Persaingan ketat untuk merebutkan dua posisi ini, nama seperti Jeremy Frimpong, Hincapie, Tella, Stanisic, Grimaldo. Benar, lima pemain untuk dua posisi.
Persaingan ini memang dibutuhkan, semenjak urgensi dua posisi dalam keberlanjutan sistem permainan tim. Mereka betulan dituntut untuk mengisi pos serang dan bertahan dari samping, semua lini bisa dikatakan ditutup oleh satu pemain.
Di tengah lapangan, Alonso memiliki empat gelandang berbentuk persegi, dua sebagai penjaga kedalaman, juga menutupi kekurangan lini serang. Sedangkan, dua lain sebagai pengisi lubang kotak penalti lawan, juga perubah keadaan dalam lapangan.