Menariknya, permainan dengan kontrol dalam lapangan, juga transisi cepat, umpan langsung, serta keberanian dalam bermain sama baiknya diterapkan dalam permainan tim akademi. Jadi, seharusnya sebagai penggemar bukan lagi suatu kejutan di mana pemain muda selayaknya Rico Lewis, Oscar Bobb, hingga Micah Hamilton bisa langsung bermain klop dengan tim utama.
Kepemilikan ganda dalam klub
Awal tahun lalu, momen di mana sultan Qatari sudah sangat dekat untuk mengakuisisi Manchester United, UEFA mulai melarang kepemilikan klub ganda yang bermain dalam kompetisi level Eropa oleh individu, maupun suatu entitas. Kesepakatan harus dibatalkan, karena sultan sudah memiliki PSG.
Namun, jauh sebelum aturan itu berlaku. Manchester City sudah memiliki 13 klub yang berada dalam naungan Manchester City Group, salah satu yang paling terkenal Girona. Mengacu pada aturan UEFA, seharusnya tidak ada masalah di sana, semua klub yang dibawahi tidak bermain dalam level Eropa, tetapi kita semua tahu hanya soal waktu Girona akan menuju ke sana. Meski demikian, kita semua tahu itu bisa diurus nanti.
Menariknya, konsep kepemilikan ganda dalam klub ini sangat membantu dalam transfer pemain, juga peminjaman pemain antar-klub, untuk membuat semua lebih mudah. Karena kita semua tahu bermain langsung dalam kompetisi liga Inggris, bukan untuk semua pemain, beberapa harus naik dulu perlahan baru bisa mengikuti permainan tim utama.
Contoh paling menarik Claudio Echeverri, bintang muda yang sudah kita tonton langsung dalam kompetisi piala dunia U-17, beberapa bulan lalu sudah selesai kesepakatan, dia sudah menjadi bagian dari tim. Masalahnya, dengan materi pemain sekarang, jelas dia akan mengalami masa sulit dalam mendapatkan menit bermain, karena itu ada satu skenario, yang mana Claudio harus “disekolahkan” dulu menuju Girona, dimatangkan di sana.
Dengan semua kelebihan mutlak dalam klub, tak heran sudah tak ada lagi pemain yang menolak tawaran bermain bersama Manchester City, tidak juga Erling Haaland. Kalau diputar ulang, agak kejam rasanya bagaimana media meragukan keputusannya memilih tim ini dibandingkan dengan beberapa klub raksasa lain. Namun, di akhir kita semua bisa memahaminya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H