Mengapa tipe bermain Kross dibutuhkan
Major turnamen sebelumnya, Der Panzer memainkan tiga pemain hebat secara bergantian untuk mengisi posisi double volante dalam lini tengah, Gundogan, Kimmich, dan Goretzka. Memang terlihat tidak ada konsistensi di sana, karena itu juga tim ini tak bisa melangkah jauh.
Sebenarnya, tidak ada masalah di sana, ketiga pemain tersebut boleh jadi gelandang terbaik yang tersedia di dunia. Namun, tidak pernah ada momen di mana ketiganya bisa bermain bersama, dalam posisi terbaiknya. Salah satu dari mereka pasti harus mengisi entah itu posisi nomor 10, maupun bek kanan, karena dua posisi itu memang masih sangat mentah.
Namun, semua masalah itu nampaknya sudah berakhir hari ini, dengan kembalinya Toni Kroos bersama skuad. Joshua Kimmich bisa berfokus untuk bermain sebagai bek kanan, sedangkan Goretzka bisa mulai kembali bermain sebagai bek tengah, timnas Jerman tidak memiliki pemain sekelas mereka dalam posisi tersebut. Sementara itu, Gundogan bisa menemani Kroos untuk menjalankan bola dalam lini tengah.
Bagaimana seorang Toni Kroos mengatur permainan, tempo dalam tim, juga kecerdasan dalam memecah garis pertahan lawan, bisa dibilang tiga elemen vital yang membuatnya lebih baik dibandingkan semua opsi gelandang tersedia. Selama tidak ada suatu masalah terjadi, cedera atau hal lain yang tidak diinginkan, tidak ada alasan untuk skema permainan tak berjalan.
Terlepas dari itu semua, semua keputusan ada di tangan Naglessman, kita tidak boleh lupa bagaimana dia membuat Havertz bermain sebagai bek kiri, mencetak gol cepat. Meski hasil akhir pertandingan itu kalah, tetapi tak bisa disangkal dia selalu bisa memberikan kejutan.
Peluang dalam turnamen EURO
Sejujurnya, sebelum pengumuman resmi Toni Kroos melalui akun Instagram-nya. Sebagai penggemar sepakbola, sulit untuk mempertimbangkan timnas Jerman sebagai kandidat juara, meski tak bisa dipungkiri tim ini tengah bermain di depan publik sendiri, kualitas tim dalam mengolah tekanan, terlalu rendah.
Namun, semua tampak jauh lebih segar sekarang, salah satu pemain dengan kontrol emosi terbaik dunia, kembali untuk bela negara. Harus dipastikan ada perlawan dalam sana, kita tidak bisa membiarkan Prancis, Portugal, maupun Inggris membawa pulang gelar dengan mudah.
Terlepas dari itu semua, turnamen kembali hanya soal drawing, bukan tidak mungkin tim ini bisa langsung menjadi juara selama tidak bertemu dengan tiga tim terkuat tersebut. Semua masih mungkin untuk terjadi. Namun, bisa juga tim langsung pulang dalam R-16, atau bahkan kembali tidak lolos dalam grup. Semua masih bisa terjadi, tetapi pasti tidak akan mudah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H