Mohon tunggu...
Hadenn
Hadenn Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Football and Others

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Timnas Bisa Mengangkat Kepala, Pengalaman yang Menyenangkan!

29 Januari 2024   05:29 Diperbarui: 8 Februari 2024   04:58 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengalaman yang akan dibawa pemain muda ini, dalam dua atau tiga turnamen major ke depan. Saat itu, timnas sudah di level dunia tentunya.

Terlepas dari hasil akhir, kita harus jujur dengan diri kita timnas sudah melakukan semuanya. Berhenti melihat angka, ada terlalu banyak poin positif di sana.

Mulai dari permainan, pengalaman, hingga mental pemain. Semuanya dibentur dan dibentuk dengan luar biasa dalam turnamen piala Asia.

Kita bertemu dengan berbagai lawan yang tak terbantahkan levelnya jauh diatas kita, yang mana tanpa ada turnamen seperti ini, enggan melakukan latih tanding dengan kita.

Menariknya, tim kita bisa bermain dengan baik secara keseluruhan. Sudah tidak terlihat timnas yang kerap kali minder menghadapi tim kuat.

Simpelnya, kita sepenuhnya bangga dengan timnas Garuda dan berikut sedikit dari alasan nya.

Kekeringan akan keberuntungan.

Seperti yang kita tahu timnas merupakan tim dengan rataan usia termuda dalam turnamen, kita tahu juga mereka lebih banyak sialnya dibandingkan dengan beruntung.

Korelasinya, ketika pemain sudah berada dalam usia prime, pengambilan keputusan tentu akan jauh lebih matang berdasarkan semua yang sudah dialami.

Momen di mana keputusan itu diambil dengan baik, tidak melakukan kesalahan. Tentu, pastinya keberuntungan akan mengikuti. 

Kesampingkan beberapa nama seperti Jude Bellingham maupun Jamal Musiala, tidak semua pemain harus berada dalam level tertingginya di usia sangat muda.

Ambil saja contoh Mohamed Salah, dia boleh jadi penyerang terbaik saat ini. Meski demikian, tak banyak dari kita tahu kapten timnas Mesir baru bergabung di Liverpool sekitar 25 tahun.

Sebelumnya, masih berjuang juga selayaknya pemain kita. Mengalami ketidakberuntungan di Chelsea, dipinjamkan ke beberapa klub di Italia. 

Benar-benar perjalanan panjang harus ditempuh di sana, untuk memenuhi semua potensi dirinya.

Perkembangan permainan secara masif.

Kita berangkat dari salah satu tim paling diremehkan dengan target hanya mencari pengalaman, berubah menjadi salah satu pesaing dalam 16 besar.

Permainan bola langsung yang diinstruksikan coach Shin makin terlihat, mulai dari bermain lebih menunggu menghadapi Irak hingga mendominasi melawan Australia.

Gila! Rasanya melihat bagaimana dominasi terhadap Australia kemarin, berakhir dengan skor terburuk sepanjang pertandingan yang dimainkan dalam turnamen.

Memang tidak kaitan dengan hasil, tetapi semuanya terlihat di lapangan. Kita semua hanya butuh mata dan hati yang jernih untuk menilai adanya perkembangan.

Tak diragukan, beberapa media memang menyesatkan dengan dasar skor atau apalah. Bagaimanapun, ingat bukan hanya media, kita sendiri bisa menilai, punya hak untuk itu. 

Kembali lagi dengan dasar di mana setidaknya kita membawa pengalaman. Sesuatu yang akan dibawa pemain muda ini, dalam dua atau tiga turnamen major kedepannya.

Terlepas dari semuanya, tentu masih ada beberapa yang harus ditingkatkan di sana.

Ruang untuk meningkatkan

Sebelumnya, harus ditekankan kita sepakat sepenuhnya percaya dengan coach Shin, tentu manajer kita akan punya solusi terbaik untuk tim Garuda.

Salah satu kelemahan paling ketara kemarin, harus dikatakan dalam posisi penjaga gawang. Kita semua tahu, dia terbaik untuk timnas dan masih sangat muda.

Selain itu, kemampuan menangkap bola, reflek, hingga penguasaan bolanya juga lumayan baik. Terbaik dibandingkan dengan semua kiper yang tersedia.

Masalahnya, penjaga gawang satu ini hanya terlalu kecil secara fisik. Duel melawan Australia kemarin, banyak membuktikan kita sangat membutuhkan Emil Audero.

Selain itu, kita masih butuh setidaknya dua pemain depan untuk bermain menyerang. Sayuri bermain baik, Marselino sudah bermain luar biasa, Struick hebat untuk duel udara.

Persoalan terjadi ketika tiga pemain ini tidak bermain baik. Tidak ada opsi meyakinkan untuk menggantikan, opsi lain terbukti sering merusak permainan.

Satu lagi, Hubner bersama Ivar sudah menjadi duet sensasional sepanjang turnamen. Bagaimana keduanya bermain selayaknya lahir dan besar di sini, sangat menyentuh.

Begitu juga dengan pemain lain, kalian semua sudah memberikan banyak senyum dan tawa untuk warga Indonesia. Angkat kepala kamu semua, Kaka!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun