Mayoritas dari penduduk Bumi merupakan seorang bilingual atau multilingual, kalau Anda termasuk dalam himpunan masyarakat mengapa tidak mencoba menjadi salah satu.
Kita tahu ada banyak manfaat yang bisa diraih di sana, jauh lebih besar dari hanya mampu menikmati menikmati hiburan dan liburan liburan lebih baik (Nacamulli 2015).
Lebih jauh lagi, dengan menggunakan bahasa baru bisa dibilang melatih kecerdasan kognitif dalam diri, satu hal yang mulai langka di masa sekarang.
Tak bisa dihindari dengan hadirnya Artificial Intelligence yang sangat murah, masyarakat mulai meninggalkan kemampuan berpikir kognitif yang sudah berperan besar membangun peradaban.
Selain itu, mempelajari bahasa baru juga bisa membantu dalam menjaga kesehatan otak. Seperti yang kita tahu, cara termudah merawat otak adalah dengan menggunakannya.
Dengan belajar bahasa memahami kosa kata berbeda, menyusun kalimat dengan cara berbeda secara simultan bisa dibilang salah satu contoh termudah menggunakan otak.
Memahami kemampuan berbahasa
Kemampuan berbahasa bisa dibilang terbagi menjadi empat bagian membaca, menulis, mendengarkan, dan membicarakan.
Seorang multilingual tidak diharuskan bisa melakukan semuanya dengan sempurna, harus diingat juga tidak yang sempurna. Semuanya hanya soal berlatih dan belajar.
Secara umum, kemampuan berbahasa biasanya diawali dengan membangun fondasi yang kuat dalam penyusunan struktur kalimat atau yang kerap dikenal dengan grammar.
Dengan pemahaman grammar yang kuat, kita akan jauh lebih mudah dalam memahami bagaimana pembicara asli berpikir dalam berbahasa.
Selain itu, ekspansi kosa kata dalam bahasa asing juga sama pentingnya. Di awal memang sebuah tantangan, terutama untuk monolingual. Semua kosa kata akan terasa asing.
Meskipun demikian, kita harus tetap terus berjalan. Dengan pemahaman grammar baik, tetapi tanpa tahu kosa kata, mau menyusun apa dalam berbahasa.
Bagaimana seorang bilingual berbeda
Seperti yang kita tahu bagaimana seorang bilingual berpikir lebih baik dari yang bukan. Dengan menguasai dua bahasa atau lebih, artinya kita bisa memahami otak orang lain bekerja.
Lebih jauh lagi, kita bisa menjadi lebih terbuka dengan perbedaan pandangan. Secara tidak langsung kita tahu ada berbagai cara untuk membahas suatu masalah.
Dengan tahu sudut pandang lain, tentu akan lebih mudah berpikir logis mengesampikan emosi dalam diskusi. Bagaimana otak kanan dan kiri akan bekerja lebih sempurna.
Di samping itu, pemahaman sosial seorang bilingual juga cenderung lebih baik, peduli atau tidak sebuah urusan lain. Akan tetapi, mereka bisa dibilang punya pemahaman lebih apik.
Mudahnya, dengan bisa berbicara, bertukar pikiran, bahkan berhubungan intens dengan bahasa kedua atau ketiga mereka. Tidak ada alasan untuk bersikap abai dengan keadaan sosial di sana.
Keuntungan jangka panjang seorang bilingual
Sekarang, kita semua tahu dengan bagaimana cepat dunia bekerja. Kemampuan berpikir kognitif bisa dibilang salah satu skill paling langka.
Salah satu keuntungan berpikir kognitif, tak terbantahkan bisa meningkatkan ketebalan terhadap masalah yang bersifat abu-abu, yang mana membuat otak bisa aktif bekerja.
Sebuah kebutuhan untuk tetap mengejar berbagai kejadian yang terjadi, cenderung akan lebih sulit untuk dilakukan oleh orang tua.
Mengingat bagaimana jauh nya dunia sudah berubah dari masanya, otak yang masih bekerja dengan berpikir secara kognitif dibutuhkan untuk bisa menerima semua itu.
Di samping itu, dengan otak aktif bekerja sudah terbukti bisa mencegah berbagai penyakit. Misalnya, seorang bilingual bisa dibilang mampu menunda Alzheimer dan Demensia (Lim 2023).
Tentu, tiap individu adalah kasus yang berbeda. Fakta rata-rata di lapangan, seorang bilingual mampu menunda sekitar empat setengah tahun. Semua bisa terjadi dalam empat setengah tahun.
Tak menutup kemungkinan, kita bisa meninggal sebelum empat setengah tahun. Dibandingkan dengan tiga tahun menderita lalu meninggal, akan lebih baik meninggal dalam keadaan sehat.
References
Lim, Steven. 2023. “Why being bilingual is good for your brain | BBC Ideas.” YouTube. https://www.youtube.com/watch?v=nzHY-muy2Mw.
Nacamulli, Mia. 2015. “The benefits of a bilingual brain - Mia Nacamulli.” YouTube. https://www.youtube.com/watch?v=MMmOLN5zBLY.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H