Sudah bukan rahasia manajer Jerman selalu menjadi pilihan menarik untuk raksasa Eropa untuk mendapatkan tanda tanganya. Dan, di antara semua nama menarik dari Jerman, Jurgen Klopp tak terbantahkan adalah bintang paling bersinar. 8 Tahun berjalan dalam melatih dengan berhasil meraih semua prestasi yang bisa diraih, dengan dana yang selalu kalah dengan kompetitornya merupakan suatu faktor besar yang tak dimiliki semua pelatih di seluruh dunia. Lebih jauh lagi, Dia adalah satu dari sedikit manajer yang bisa bersaing dengan Guardiola. Kita tahu banyak pelatih yang bersaing dengan Guardiola, tetapi apakah mereka bertahan sama lamanya dengan Guardiola, dengan mudah bisa dikatakan tidak. Mereka semua selalu dipecat atau tidak diperpanjang oleh klub. Sementara itu, Klopp bisa dibilang bersama dengan Guardiola adalah Dua manajer yang bisa menentukan sampai kapan mereka mau bertahan dengan klub. Singkatnya, Apa Sih yang membuat Klopp berada di level yang berbeda?Â
Dortmund punya Klopp
Masa Lalunya, kita semua tahu Klopp pernah melatih Dortmund. Seperti biasa dengan kejeniusannya Klopp selalu berhasil membuat klub yang dibawanya meroket. Semua itu berawal dari musim panas 2008 ketika Dortmund berada di peringkat 13, selisih 3 peringkat dari zona degradasi. Jurgen klopp datang, dengan perlahan tapi pasti tak terbantahkan klub berhasil mencatatkan banyak prestasi di masa pelatihannya, salah satu yang paling kurang populer adalah bagaimana mereka untuk pertama kalinya dalam tiga musim tak pernah kalah dengan Bayern Munchen (2010--2012). Sekarang, semuanya terasa sangat tidak mungkin mengingat bagaimana Dortmund jatuh di tangan mereka sendiri musim lalu.
Klopp Hari ini
Hari ini, tak berlebihan untuk mengatakan nama Klopp ada bersama di antara nama-nama manajer terbaik yang pernah berada Anfield. Meski musim lalu jelas bukan standard Liverpool milik Klopp, tetapi dengan singkat pasukan merah yang diujung tombaki oleh Darwin Nunez itu maju meroket kembali menantang City untuk perebutan gelar musim ini. Semuanya, mulai terlihat sejak partai melawan Newcastle.
"If it was one of my best victories as a coach? Certainly! It was more difficult than the Barcelona game because we were not at Anfield. Oh my god --- how much I enjoyed that. At half-time I said if we can turn this it is something we can tell our grandkids. I see mine in 10 days so I can tell them. With 10 men, in my history with over 1000 [matches] I never had something like that in that way. Against a team like Newcastle. In an atmosphere like that."
Tepat setelah pertandingan itu, setelah pres. Liverpool tidak selalu menang juga bukan tidak pernah kalah. Akan tetapi, permainan mereka jauh lebih stabil dari biasanya. Pola permainan mereka jauh lebih jelas. Pemain lama mulai kembali menuju performa terbaiknya. Semua rekrutan anyar perlahan menjadi padu dengan gaya permainan tim. Meski di tengah situasi sulit mereka tetap bertahan sebagai pesaing juara.
"Honestly, it is so hard to play like this,"
"Yesterday we were in a meeting talking about Man City and the way we wanted to play, and I couldn't keep my eyes open.
"It's very tough. Jet lag, long trip, but it is what it is. We like playing football, it's what we want, to win, and that's why we did our best. It was a very tough game for us. It's what we expected, they are a very good team, but I think it was a fair result. They had most of the possession but they didn't have many chances."
Mac Allister told LFC TV after the match.