Mohon tunggu...
Hafidatul Hasanah
Hafidatul Hasanah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN khas Jember

Membaca adalah hoby saya yang dapat membantu saya dalam mendalami semua ilmu dan memperluas wawasan. Dalam akun ini saya akan menyuguhkan beberapa artikel yang bermanfaat, menarik, dan inspiratif

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Teori Pembelajaran Kognitivisme dan Bagaimana Implementasinya dalam Pembelajaran

30 Mei 2024   23:00 Diperbarui: 30 Mei 2024   23:04 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Razina Abdulla : Pinterest

A. Definisi Teori Belajar Kognitivisme

Pengertian “kognitif” berasal dari kata “kognisi” yang artinya persamaan  kata “know” artinya mengetahui. Menurut Muhibbin (dalam Nurhalina) arti luas kognisi/kognisi adalah proses penataan, menggunakan pengetahuan. Teori belajar kognitif lebih menekankan pada proses belajar dibandingkan pada hasil belajar tersebut.

Baharudin( dalam Nurhalina) menjelaskan teori ini lebih menekankan pada peristiwa internal Belajar, bukanlah hanya melibatkan hubungan antara stimulus dan respons saja seperti dalam teori behavioris; akan tetapi pembelajaran dalam teori kognitivisme meliputi proses berpikir yang kompleks.Dikemukakan oleh Baharuddin dkk ( dalam Nurhalina ) , belajar adalah proses mental aktif dengan tujuan mencapai , mengenal, pengetahuan  kelebihan sistem pembelajaran kognitif adalah proses transfer informasi ke otak.

Menurut Ahmad (dalam Tengku Idris) Istilah kognitif terkenal pada bidang psikologi manusia yaitu yang menyangkut segala bentuk mental yang berkaitan dengan pemahaman, perhatian, pertimbangan, menganalisis suatu informasi, Problem solving, perkiraan, berfikir, dan keyakinan.

Menurut Chaplin ( dalam Tengku Idris) berpendapat bahwa kognitif merupakan proses dalam berfikir, kekuatan menghubungkan, kemampuan untuk menilai dan mempertimbangkanyang berkaitan dengan kemampuanmental dan intelegasi.

Teori kognitivisme ini ada disebabkan adanya ketidak puasan terhadap pembelajaran behaviorisme yang mana siswa pasif dalam proses pembelajaran, akan tetapi tidak sepenuhnya benar bahwa kognitivisme menentang behaviorisme sebaliknya , hal ini lebih mendukung kebutuhan , khususnya yang berkaitan dengan adanya penyakit mental yang dapat menghambat pembelajaran .  Menurut psikologi kognitif kontemporer , pembelajaran meliputi proses mental yang kompleks, seperti memori, perhatian, bahasa, pemahaman konseptual , dan pemecahan masalah .  Mereka memeriksa bagaimana manusia berperilaku dalam memproses sebuah informasi dan membentuk pemahaman dari orang lain, objek, dan pengalaman lain orang lain.  Pada tahap awal kehidupan , Ada proses kognitif yang dipelajari oleh salah satu psikolog yang berafiliasi dengan AS , Edward C. Tollman. Psikolog yang mengkaji proses kognitif dalam kegiatan belajar melalui eksperimen dimana peserta didik mencari jalan melalui labirin ( rangkaian jalan yang saling berhubungan dantidak teratur) .  Ia dapat membuktikan bahwa tikus-tikus dalam percobaannya membentuk “peta kognitif” (peta mental). Tetapi, tidak meningkatkan hasil belajarnya sampai mereka menerima keyakinan untuk menyelesaikan jalan melintasi labirin, serta pembelajaran latent , yang juga dikenal sebagai pembelajaran laten .

Eksperimen Tollman membuktikan bahwa belajar lebih dari sekedar proses penguatan respon melalui penguatan. Ada tiga teori belajar dalam perkembangan yang bertentangan dengan teori kognisi ini, merupakan teori perkembangan kognitif Bruner, teori kognitif Piaget, dan teori Ausubel yang akan saya jelaskan pada subbab berikutnya.

Belajar menurut kognitivisme adalah proses perubahan tingkah laku pada diri seseorang dengan penekanan pada aspek kognitif. Perubahan tingkah laku disebabkan oleh proses kognitif, yaitu tindakan memikirkan situasi di mana tingkah laku itu terjadi. Jadi, kognisi merupakan proses aktif yang membangun struktur melalui pengalaman. Teori belajar menurut kognitivisme muncul dari kelemahan teori belajar menurut behaviorisme yang hanya memperhatikan stimulus-respon saja.

Model pembelajaran kognitivisme menyatakan bahwa persepsi dan pemahaman manusia terhadap situasi yang berkaitan dengan tujuan pembelajaran membentuk perilaku manusia.Kognitif mengungkapkan bahwa bagian - bagian dari suatu situasi tertentu berkaitan erat dengan keseluruhan konteks situasi itu .  Materi pembelajaran yang dipelajari menjadi komponen-komponen kecil atau terpisah pisah dalam satu babnyaakan menjadikan peserta didik lebih sulit untuk memahami pelajaran tersebut.

  • Teori ini menyampaikan bahwa, belajar adalah emosi proses internal yang melibatkan memori, retensi, penggabungan informasi, emosi , dan faktor lainnya .  Pembelajaran merupakan suatu proses yang melibatkan kegiatan belajar yang cukup kompleks.
  • Kemampuan individu untuk belaja tanpa campur tangan dari faktor eksternal atau lingkungan sangatlah penting. Bagi ahli kognitif, belajar adalah proses di mana seorang individu berinteraksi dengan lingkungannya, yang terjadi secara terus menerus  merupakan suatu proses yang berfungsi sebagai “ pusat ” yang memandu berbagai aktivitas seperti mengamati lingkungan sekitar, menganalisis berbagai permasalahan, mencari informasi baru , mengenali tanda-tanda, dan lain sebagainya, teori ini juga membahas gagasan tentang belajar hasil interaksi berkelanjutan seseorang dengan lingkungannya melalui proses asimilasi dan investasi .
  •  Teori kognitif ialah pembelajaran individu merupakan hasil interaksi mental dengan lingkungannya sehingga menimbulkan perubahan pengetahuan atau bahkan perilaku . untuk menggunakan contoh yang dibuat - buat saat menjelaskan teori ini karena belum mampu memahami konsep abstrak .

B. Tujuan Belajar Menurut Aliran Belajar Kognitivisme

Teori pembelajaran kognitif menjelaskan bahwa pembelajaran tidak berkorelasi tinggi dengan respons, namun lebih berkorelasi tinggi dengan pengetahuan.  Teori belajar menjelaskan bagaimana manusia berperilaku, cara pandang seseorang, dan cara orang tersebut memahami dirinya. Lingkungan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

C. Kelebihan dan Kekurangan Teori Belajar Kognitivisme

Setiap teori pembelajaran memiliki kekurangan dan kelebihan dengan teori pembelajaran lainnya. Diantaranya yaitu:

1. Kelebihan atau sisi positif:

a. Siswa menjadi lebih mandiri dan kreatif; membantu siswa dalam memahami materi pembelajaran lebih cepat .

b. Menganalisis hasil pekerjaan seorang peserta didik. Guru hanya perlu membimbing peserta didik dan menjelaskan materi yang telah disediakan .

c. Pendidik dapat memaksimalkan pemahaman peserta didik terhadap seluruh mata pelajaran yang telah diajarkan karena dalam pendidikan kognitif salah satu hal yang utama adalah peserta didik didorong untuk ada atau menginovasi apa pun yang sudah ada dalam diri mereka .Kurikulum program pendidikan di Indonesia lebih didasarkan pada teori - teori kognitif yang mendukung tumbuhnya pemahaman setiap orang .

d. pembelajaran kognitif, pembelajar hanya perlu memahami pokok - pokok materi yang diajarkan untuk dapat menerapkan strategi pembelajaran.

e. Ahli kognitif berpendapat, dengan hal ini mirip kreativitas atau menciptakan sesuatu yang baru dari yang sudah ada .  Oleh karena itu, dalam metode pembelajaran kognitif , siswa harus mampu mengenali konsep - konsep baru yang belum ditemukan atau memikirkan kembali konsep - konsep yang sudah ada agar lebih efektif di kemudian hari .  

f. Metode kognitif mudah diterapkan dalam pendidikan Indonesia di semua tingkatan [1].

2. Kekurangan atau Negatifnya yaitu:

a. Teori ini tidak untuk semua tingkat pendidikan, khususnya pada tingkat lanjut seperti prinsip intelegasi yang sulit dipahami

b. Teori kognitif berfokus pada kemampuan daya ingat peserta didik. Kelemahannya ialah bahwa tidak semua peserta didik mempunyai daya ingat yang sama.

c. Terkadang teori ini tidak memperhitungkan metode yang digunakan peserta didk dalam menggali atau mengembangkan ilmunya serta metode yang digunakan peserta dalam memilihnya , karena setia peserta didik puny acara yang bermacam-macam dan khas dalam mengembangkan pemahamannya.

d. Jika dalam metode pembelajaran hanya menggunakan metode kognitif saja, maka bisa dipastiakn bahwa peserta didk tidak dapat memahami mata pelajaran yang diberikan oleh gurunya.

e. Apabila pada sekolah kejuruan hanya menggunakan metode ini, maka para siswanya akan kesulitan dalam mengerjakan praktek materinya. 

f. kelemahan Dalam mengimplemantasikan metode ini perlu untuk memperhatikan kemampuan peserta didik dalam mengembangkan pelajaran yang didapat. 

D. Ciri-Ciri Belajar Menurut Aliran Kognitivisme

Pokok -pokok teori kognitif  yaitu:

  • Menekankan ilmu yang ada pada siswa.
  • Menonjolkan kualitas pada diri manusia.
  • Mementingkan peranan kognitif.
  • Mementingkan kondisi terkini
  • Mementingkan pembentukan struktur kognitif.

Proses proses kognitif belajar melibatkan pengamatan dan pemanfaatan berbagai bentuk representasi yang menyampaikan makna objek  yang semuanya merupakan objek dan memanfaatkan di dalam pikiran individu .

E. Pembelajaran Menurut Aliran Kognitistik Robert M. Gagne

Menurut Gagne, menggabungkan ide antara behaviorisme dengan kognitivisme dalam pembelajarannya. Pembelajaran terjadi dalam proses penerimaan informasi, yang diolah hasil belajar. Dalam proses belajar informasi terdapat interaksi antara kondisi eksternal dengan kondisi internal. Yang mana kondidi internal ialah keadan diri individu yang dibutuhkan untuk mencapai hasil belajar kognitifnya. Sedangkan kondisi eksternal adalah rangsangan dari lingkungan yang mempengaruhi siswa dalam pembelajarannya.

  • Teori pendidikan Robert Gagne terdiri dari tiga prinsip : syarat – syarat pembelajaran, sembilan peristiwa pembelajaran, dan taksonomi hasil belajar.  Dalam bukunya The Conditions of Learning, Gagne menjelaskan beberapa gaya belajar yang membentuk hierarki belajar dari yang sederhana sampai yang rinci. Hirarki pembelajaran ini akan kita bahas pada sub-bab jenis pembelajaran . Delapan hierarki belajar ini sering digunakan dalam kursus pembelajaran tuntas (mastery learning) disamping taksonomi Bloom .  Sejalan dengan proses pendidikan  Terdapat beberapa tahapan dalam proses pembelajaran yang meliputi: (a) motivasi, (b) pemahaman, (c) pemperolehan, (d) penyimpanan, (e) pengingatan kembali, (f) generalisasi , ( g ) sikap, dan (h) umpan balik.Kesembilan peristiwa pembelajaran menurut Gagne adalah sebagai berikut:
  •  Memberikan perhatian (gain attention). Salah satu contoh nya ialah: pelatih menunjukkan es krim, lalu meminta pada peserta didik untuk menceritakan bagaimana rasa es krim yang telah ia makan.
  • Menginformasikan pada siswa tujuan pembelajaran yang harus dicapai (inform Ser of objectives), memberi ruang waktu bagi siswa untuk memahami apa yang akan dipelajarinya. Contohnya seperti :"Baik anak anak, di kesempatan ini kita akan belajar cara tentang pembuatan es krim".
  • Dihubungkan dengan pengetahuan yang telah diketahui sebelumnya.(recall prior knowledge). Contoh: "Adakah di antara kalian ada yang pernah membuat es krim sebelum praktek kali ini?
  • Menghadirkan pembelajaran sebagai rangsangan (present material). Misalnya seperti: berikan contoh kepada siswa terkait step-step pembuatan es krim.
  •  Memberikan siswa terkait pedoman atau tata cara yang akan diikuti dalam pembelajaran tersebut (provide guided learning), guru dapat membantu siswa untuk mengikuti proses pembelajaran dengan baik pada saat pembelajaran berlangsung.
  • Menampilkan kinerja (elicit performance), guru dapat memberi tugas kepada  para siswa untuk  mengerjakan materi yang selesai dipelajarinya hal ini untuk mengukur seberapa paham siswa akan pelajaran yang telah diajarkan.
  • Memberikan umpan balik (provide feedback), menyampaikan kepada siswa kualitas pekerjaan mereka. Misalnya: guru dapat melihat bagaimana setiap siswa membuat es krim dalam kelas tersebut.
  • Menilai kinerja (assess performance), guru menilai hasil pekerjaan siswa yang sesuai topik pembelajaran yang didapat melalui tugas atau pengalaman yang telah siswa lakukan.
  • Meningkatkan ingatan dan transfer pengetahuan (enhance retention and transfer). Contohnya: siswa diberi tugas membuat es krim pada kelas Wisata.

 9 proses pembelajaran di atas telah menggambarkan pembelajaran menurut gagne.

Hasil belajar memerlukan metode penyampaian  yang berbeda, atau berarti guru harus demikian mampu melaksanakan berbagai metode pengajaran. Agar pembelajaran dapat berjalan lancar, lingkungan belajar yang ada harus tetap terjaga, dan keterlibatan siswa harus digalakkan dalam rangka mewujudkan ide - ide kreatifnya.

F. Pembelajaran Menurut Aliran Kognitistik Jean Piaget

Jean Piaget merupakan Psikolog kognitif yang memiliki pengaruh signifikan terhadap perkembangan model mental anak lainnya. Seseorang mengalami susunan sel syaraf murni, yang berarti mereka kemungkinan besar akan mengalami adaptasi biologis terhadap lingkungannya yang berpotensi mengubah struktur kognitifnya.  Manusia memiliki keinginan yang kuat untuk menghindari rasa sakit, yang akan menyebabkan adaptasi biologis terhadap lingkungan, dan, dapat mengubah struktur kognitifnya .  Piaget tidak menyoroti perkembangan kognitif sebagai teori yang dapat dibuktikan secara kuantitatif , namun ia menunjukkan bahwa kapasitas mental bayi , daya pikir , akan bervariasi tergantung pada spesiesnya .

Asimilasi ialah memperoleh kapasitas intelektual biasanya berkaitan pada proses mencari keseimbangan antara sesuatu mereka rasakan dan pahami atau jika seseorang menerima informasi baru ia akan memahaminya sesuai dengan kemampuan atau dengan bahasa yang mudah dan dapat dipahami baginya tanpa mengubah makna sebenarnya  Proses ini.

Akomodasi  terjadi bila  seseorang mengalami konflik kognitif, atau kurangnya konsistensi antara apa yang telah mereka pahami dengan apa yang mereka lihat atau alami saat ini . proses akan mempengaruhi ini struktur kognitif. Menurut Piaget, pembelajaran akan terjadi apabila asimilasi, akomodasi, dan keseimbangan (penyeimbangan) diikuti.  adaptasi merupakan penyesuaian struktur kognitif terhadap situasi baru. Misal contohnya  seorang anak yang paham pada prinsip pengurangan. Ketika ia mempelajari prinsip pembagian, maka terjadi perubahan dalam memahami atau adanya hubungan antara prinsip pengurangan dengan prinsip pembagian. Itulah  yang dimaksud dengan proses asimilasi. Apabila siswa  itu diberi soal-soal terkait pembagian, maka hal semacam ini  dinamakan akomodasi. Maksudnya anak tersebut dapat menggunakan prinsip dari pembagian dengan makna dan cara yang semestinya.

Untuk memastikan bahwa seseorang dapat secara konsisten meningkatkan dan memperluas pengetahuannya, serta pemeliharaan kestabilan mental dalam dirinya, maka diperlukan proses perbaikan diri.  Proses reorganisasi melibatkan reorganisasi lingkungan eksternal dalam kaitannya dengan struktur kognitif internal individu. Proses dikenal sebagai keseimbangan. Pertumbuhan kognitif seseorang tidak menentu dan tidak terstruktur ( disorganized). Contohnya terlihat pada adanya tidak beraturan, bertele-tele, tidak semprna, tidak bisa diterima oleh akal, dan sebagainya. Adaptasi akan terjadi apa terjadi perubahan struktur kognitif.

G. Pembelajaran Menurut Aliran Kognitistik Ausubel

Teori-teori belajar yang digunakan saat ini lebih condong menggunakan belajar yang bersifat menghafal ilmu pengetahuan. Proses belajar ini kebanyakan tidak bermakna bagi siswa karena siswa tidak sepenuhnya paham akan apa yang ia hafalkan. Akan lebih baik jika  belajar  merupakan asimilasi yang dapat bermakna bagi siswa di mana siswa mampu untuk paham materi yang telah pelajari dengan makna yang mudah baginya dan tetap tidak keluar dari makna asli pengetahuan tersebut. Dimana proses asimilasi ini menghubungkan pelajaran yang baru dengan pengetahuan yang telah dipahami atau diketahui oleh siswa sebelumnya.

Struktur struktur kognitif merupakan egrasianisme yang melekat pada pemahaman manusia. Egrasianisme melekat pada pemahaman manusia yang menerjemahkan pengetahuan yang kurang tepat ke dalam suatu konseptual tertentu. Pengetahuan satuan ke dalam satuan konseptual tertentu.  terhadap  Cara paling penting. konsep ini pertama kali dikemukakan  oleh Ausubel .

 Pengetahuan yang diorganisasikan menurut struktur hierarkis individu  umum. Selain itu pengetahuan yang abstrak yang lebih sering diperoleh seseorang dapat memfasilitasi proses pembelajaran pemahaman baru dan lebih akurat. Pada pengertian ini menjelaskan bagaimana mengubah materi pendidikan umum menjadi pengetahuan yang khusus, dari pengetahuan utuh menjadi pengetahuan dasar, yang kadang - kadang dinamakan sebagai rangkaian  subsumptive sequence  yang membuat belajar lebih berkesan dan mudah diingat bagi siswa.

Advance organisator dikembangkan oleh Ausubel seorang ahli di bidang struktur kognitif dalam pengajaran. Pemanfaatan advance organiser sebagai alat bantu pembelajaran dapat memudahkan siswa memahami pelajaran baru dan menghubungkannya dengan pelajaran yang ia punya.Menurut penjelasan Ausubel, teori organisasi kognitif diterapkan oleh para ilmuwan kognitif dengan menggunakan model yang lebih akurat yang disebutskemata. Dengan demikian ini berfungsi sebagai panduan untuk mengintegrasikan beberapa domain pengetahuan, atau sebagai tempat untuk memperkenalkan domain pengetahuan baru, atau sebagai tempat memperkenalkan domain pengetahuan baru, Dapat dikatakan bahwa skemata memiliki satu tujuan utama , yaitu: 

  • Berfungsi sebagai model yang menggambarkan atau kadang menyatakan bahwa skemata mengelola suatu organisasi pembelajaran. Yang memiliki suatu utama tujuannya, yaitu berfungsi sebagai model yang menggambarkan atau kadang- kadang mengatur organisasi pembelajaran . Seseorang orang yang sukses dalam bisnisnya saat ini akan mampu mengelola keuangannya secara mandiri. Siapa yang sukses dalam bisnisnya saat ini akan mampu mengelola keuangannya secara mandiri.
  • Sebagai kerangka atau berkumpulnya tempat untuk berdiskusi atau mengklarifikasi informasi baru. [2] 
  • Teori organisasi Skemata  mempunyai fungsi asimilasi. Oleh  karena itu, tujuan skemata adalah untuk memaksimalkan pembelajaran baru dalam kurva pembelajaran , yang secara bertahap menjadi lebih tepat dan unik pada struktur kognitif individu. Proses pembelajaran yang mendasar melibatkan transfer pengetahuan baru ke skemata yang terstruktur secara hierarki. Struktur kognitif individu merupakan faktor utama yang mempengaruhi proses pembelajaran informasi baru . Dengan kata lain, skemata seseorang yang telah diperolehnya menjadikannya sebagai penilai utama atas apa yang akan dipelajari orang lain . Oleh karena itu, perlu dilakukan pengorganisasian bahan ajar atau pembelajaran serta penetapan kondisi pembelajaran guna memudahkan asimilasi pengetahuan baru ke dalam struktur kognitif peserta didik . Berdasarkan hal di atas, Mayer menggunakan bimbingan untuk menyelenggarakan pendidikan, dimulai dengan  menyajikan informasi dan intuitif dan seterusnya . informasi yang lebih spesifik dan tingkat tinggi. Penyebaran informasi pada tingkat umum dapat menjadi batu loncatan untuk memperoleh informasi yang lebih akurat.Semakin banyak pengetahuan yang dimiliki seseorang, semakin besar peluang yang dimilikinya untuk mengambil keputusan. Semakin akurat pengetahuan dicatat dalam basis pengetahuan, semakin mudah pengetahuan tersebut disimpan dan muncul kembali saat diperlukan.

H. Penerapan Teori Kognitivisme dalam Pembelajaran

  Menurut teori kognitif , pembelajaran hakekat diartikan sebagai jenis kegiatan belajar yang melibatkan proses internal, reorganisasi persepsi , dan pengumpulan informasi .  Kegiatan pembelajaran berdasarkan teori belajar kognitif ini telah banyak diterapkan .  Seperti dalam penelitian behavioristik , mekanistik bukanlah satu -satunya metode yang digunakan untuk menguraikan tujuan pendidikan dan mengembangkan strategi untuk mencapainya. Agar pembelajaran lebih menyenangkan bagi siswa , guru hendaknya secara aktif mendukung dan mendorong partisipasi aktif siswa dalam proses pembelajaran .  Sebaliknya, kegiatan pendidikan mengikuti sebuah prinsip yaitu:

1. Siswa bukanlah manusia dewasa dalam proses berfikirnya .  Akan tetapi mereka mengalami perubahan dalam sisi kognitif nya.

2. Anak usia sebelum sekolah dan awal sekolah dapat belajar dengan baik. Jika menggunakan benda-benda yang kongkrit untuk tercapainya tujuan belajar  dengan baik.

3. Partisipasi siswa aktif dalam pembelajaran sangat penting, karena dengan melibatkan siswa secara aktif proses asimilasi dan akomodasi pengetahuan dan keterampilan bisa terlaksana secara efektif .

4. Meningkatkan minat dan retensi belajar, maka butuh untuk menghubungkan informasi atau pengalaman baru dengan struktur kognitif yang telah diperoleh peserta didik .

5. Pemahaman akan meningkat jika bahan ajar disusun dengan bentuk dari sederhana ke yang lengkap.

6. Belajar memahami lebih bermakna daripada belajar menghafal. Agar pembelajaran berkesan harus menghubungkan antara materi baru dengan materi yang telah dipelajari sebelumnya.

7. Perbedaan individu pada siswa harus diperhatikan yang mungkin mereka miliki karena faktor ini secara signifikan mengurangi kemampuan mereka untuk belajar. Perbedaan-perbedaan di atas cukup signifikan, namun tidak berpengaruh signifikan terhadap motivasi, persepsi , kemampuan belajar , pemahaman awal , dan faktor lainnya .

         Secara umum 3 tokoh  aliran kognitif di atas mempunyai satu ciri utama, yaitu kemampuan mendeteksi siswa yang aktif .   Piaget berpendapat bahwa ketika siswa terlibat aktif dalam pembelajaran , mereka akan dimintai pertanggungjawaban atas kemajuan mereka dalam belajar .  Banyak guru yang memberikan dorongan kepada siswa untuk belajar mandiri melalui pembelajaran berbasis (discovery).  Pendekatan ini akan membantu siswa pada gaya belajar induktif, yang mengharuskan banyak pengulangan.  Hal ini didasarkan pada paradigma kurikulum spiral yang diterapkan . Lain halnya dengan Bruner , Ausubel lebih menekankan pada struktur disiplin ilmu. Dalam proses pembelajaran lebih ditekankan pada pengembangan keterampilan penalaran deduktif .  Hal ini bermula dari konsep Advance Organizer sebagai kerangka konseptual tujuan pembelajaran yang akan dicapai siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Astawa, Made Bagus Ida, I Gede Ade Putra Adnyana, Belajar dan Pembelajaran. Depok: PT. Rajagrafindo Persada. 2018.

Budiningsih Asri,Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT.Rineka Cipta,2012.

Deliati, Sri Nurrabdiah Pratiwi, Psikologi Pendidikan Implementasi Dalam Strategi Pembelajaran. Medan: Umsu Press. 2022.

Herdiani, Tri Rinie, M Aris Rofiqi, Tengku Idris Dkk, Psikologi Kognitif, Purbalingga,CV. Eureka Media Aksara. 2023.

Nurhadi,”Teori kognitivisme dan aplikasinya dalam pembelajaran”, Jurnal Edukasi Dan Sains,Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Azhar Pekanbaru alhadicentre@yahoo.co.id, volume 2,no.1. Juni 2020.

Nurlina, Nurfadilah, Aliem Bahri, Teori Belajar Dan Pembelajaran, Makassar: CV.Berkah Utami. 2021.

Sani, Abdullah Ridwan, Inovasi Pembelajaran. Jakarta: PT.Bumi Aksara. 2013.

Suyono,Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran. Bandung:  PT. Remaja Yoskandara Offset,2011.

Zulqarnain, M. Shoffa Saifillah Al-Faruq, Sukatin, Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Deepublish Publisher, 2021.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun