Mohon tunggu...
Hafidatul Hasanah
Hafidatul Hasanah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN khas Jember

Membaca adalah hoby saya yang dapat membantu saya dalam mendalami semua ilmu dan memperluas wawasan. Dalam akun ini saya akan menyuguhkan beberapa artikel yang bermanfaat, menarik, dan inspiratif

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Teori Pembelajaran Kognitivisme dan Bagaimana Implementasinya dalam Pembelajaran

30 Mei 2024   23:00 Diperbarui: 30 Mei 2024   23:04 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Advance organisator dikembangkan oleh Ausubel seorang ahli di bidang struktur kognitif dalam pengajaran. Pemanfaatan advance organiser sebagai alat bantu pembelajaran dapat memudahkan siswa memahami pelajaran baru dan menghubungkannya dengan pelajaran yang ia punya.Menurut penjelasan Ausubel, teori organisasi kognitif diterapkan oleh para ilmuwan kognitif dengan menggunakan model yang lebih akurat yang disebutskemata. Dengan demikian ini berfungsi sebagai panduan untuk mengintegrasikan beberapa domain pengetahuan, atau sebagai tempat untuk memperkenalkan domain pengetahuan baru, atau sebagai tempat memperkenalkan domain pengetahuan baru, Dapat dikatakan bahwa skemata memiliki satu tujuan utama , yaitu: 

  • Berfungsi sebagai model yang menggambarkan atau kadang menyatakan bahwa skemata mengelola suatu organisasi pembelajaran. Yang memiliki suatu utama tujuannya, yaitu berfungsi sebagai model yang menggambarkan atau kadang- kadang mengatur organisasi pembelajaran . Seseorang orang yang sukses dalam bisnisnya saat ini akan mampu mengelola keuangannya secara mandiri. Siapa yang sukses dalam bisnisnya saat ini akan mampu mengelola keuangannya secara mandiri.
  • Sebagai kerangka atau berkumpulnya tempat untuk berdiskusi atau mengklarifikasi informasi baru. [2] 
  • Teori organisasi Skemata  mempunyai fungsi asimilasi. Oleh  karena itu, tujuan skemata adalah untuk memaksimalkan pembelajaran baru dalam kurva pembelajaran , yang secara bertahap menjadi lebih tepat dan unik pada struktur kognitif individu. Proses pembelajaran yang mendasar melibatkan transfer pengetahuan baru ke skemata yang terstruktur secara hierarki. Struktur kognitif individu merupakan faktor utama yang mempengaruhi proses pembelajaran informasi baru . Dengan kata lain, skemata seseorang yang telah diperolehnya menjadikannya sebagai penilai utama atas apa yang akan dipelajari orang lain . Oleh karena itu, perlu dilakukan pengorganisasian bahan ajar atau pembelajaran serta penetapan kondisi pembelajaran guna memudahkan asimilasi pengetahuan baru ke dalam struktur kognitif peserta didik . Berdasarkan hal di atas, Mayer menggunakan bimbingan untuk menyelenggarakan pendidikan, dimulai dengan  menyajikan informasi dan intuitif dan seterusnya . informasi yang lebih spesifik dan tingkat tinggi. Penyebaran informasi pada tingkat umum dapat menjadi batu loncatan untuk memperoleh informasi yang lebih akurat.Semakin banyak pengetahuan yang dimiliki seseorang, semakin besar peluang yang dimilikinya untuk mengambil keputusan. Semakin akurat pengetahuan dicatat dalam basis pengetahuan, semakin mudah pengetahuan tersebut disimpan dan muncul kembali saat diperlukan.

H. Penerapan Teori Kognitivisme dalam Pembelajaran

  Menurut teori kognitif , pembelajaran hakekat diartikan sebagai jenis kegiatan belajar yang melibatkan proses internal, reorganisasi persepsi , dan pengumpulan informasi .  Kegiatan pembelajaran berdasarkan teori belajar kognitif ini telah banyak diterapkan .  Seperti dalam penelitian behavioristik , mekanistik bukanlah satu -satunya metode yang digunakan untuk menguraikan tujuan pendidikan dan mengembangkan strategi untuk mencapainya. Agar pembelajaran lebih menyenangkan bagi siswa , guru hendaknya secara aktif mendukung dan mendorong partisipasi aktif siswa dalam proses pembelajaran .  Sebaliknya, kegiatan pendidikan mengikuti sebuah prinsip yaitu:

1. Siswa bukanlah manusia dewasa dalam proses berfikirnya .  Akan tetapi mereka mengalami perubahan dalam sisi kognitif nya.

2. Anak usia sebelum sekolah dan awal sekolah dapat belajar dengan baik. Jika menggunakan benda-benda yang kongkrit untuk tercapainya tujuan belajar  dengan baik.

3. Partisipasi siswa aktif dalam pembelajaran sangat penting, karena dengan melibatkan siswa secara aktif proses asimilasi dan akomodasi pengetahuan dan keterampilan bisa terlaksana secara efektif .

4. Meningkatkan minat dan retensi belajar, maka butuh untuk menghubungkan informasi atau pengalaman baru dengan struktur kognitif yang telah diperoleh peserta didik .

5. Pemahaman akan meningkat jika bahan ajar disusun dengan bentuk dari sederhana ke yang lengkap.

6. Belajar memahami lebih bermakna daripada belajar menghafal. Agar pembelajaran berkesan harus menghubungkan antara materi baru dengan materi yang telah dipelajari sebelumnya.

7. Perbedaan individu pada siswa harus diperhatikan yang mungkin mereka miliki karena faktor ini secara signifikan mengurangi kemampuan mereka untuk belajar. Perbedaan-perbedaan di atas cukup signifikan, namun tidak berpengaruh signifikan terhadap motivasi, persepsi , kemampuan belajar , pemahaman awal , dan faktor lainnya .

         Secara umum 3 tokoh  aliran kognitif di atas mempunyai satu ciri utama, yaitu kemampuan mendeteksi siswa yang aktif .   Piaget berpendapat bahwa ketika siswa terlibat aktif dalam pembelajaran , mereka akan dimintai pertanggungjawaban atas kemajuan mereka dalam belajar .  Banyak guru yang memberikan dorongan kepada siswa untuk belajar mandiri melalui pembelajaran berbasis (discovery).  Pendekatan ini akan membantu siswa pada gaya belajar induktif, yang mengharuskan banyak pengulangan.  Hal ini didasarkan pada paradigma kurikulum spiral yang diterapkan . Lain halnya dengan Bruner , Ausubel lebih menekankan pada struktur disiplin ilmu. Dalam proses pembelajaran lebih ditekankan pada pengembangan keterampilan penalaran deduktif .  Hal ini bermula dari konsep Advance Organizer sebagai kerangka konseptual tujuan pembelajaran yang akan dicapai siswa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun