Penari jaranan buto menari dengan gerakan gerakan selayaknya raksasa. Gerakan tersebut semakin terlihat menarik dengan mengikuti alunan musik tradisional pengiringnya. Musik pengiring yang digunakan dalam pementasan tari jaranan buto memiliki perbedaan dari tari jaranan secara umum. Tari jaranan buto dalam pementasannya diiringi alunan alat musik seperti kendang, dua bonang, dua gong besar, kempul terompet, kecer yang terbuat dari bahan tembaga dan seperangkat gamelan.
Tari jaranan buto berkembang di daerah banyuwangi dan blitar, tarian ini dipertunjukkan pada upacara iringan iringan pengantin dan khitanan. Seni tari jaranan buto dalam perkembangannya memiliki suatu perkembangan yang sangat pesat diantaranya adalah variasi musik pengiringnya dan tata rias penarinya. Bahkan kostum buto yang digunakan oleh penarinya mengalami inovasi dari tahun ke tahun. Hal ini menunjukkan kreatifitas dari para seniman jaranan buto yang cukup dinamis.
Pada puncak pertunjukan acara biasanya terdapat atraksi kesurupan yang dilakukan oleh para penari jaranan buto. Konon para penari tersebut tidak sadar dan akan mengejar orang yang berani untuk mengganggu mereka yang bersiul di sekitar pementasan. Penari yang dalam keadaan kesurupan memperlihatkan atraksi memakan pecahan kaca, memakan obor api yang menyala, memakan ayam hidup hidup, dan masih banyak lagi atraksi yang akan dilakukan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H