Mohon tunggu...
Hafidatus Sadiyah
Hafidatus Sadiyah Mohon Tunggu... Guru - Panggil saja dihe

Mahasiswi UIN Malang Pendidikan Bahasa Arab 2019

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Review Buku "Menuju Pemikiran Filsafat"

9 Februari 2020   08:26 Diperbarui: 9 Februari 2020   08:36 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bab 2 yakni filsafat dan pemenuhan hasrat pengetahuan manusia.

Sudah dijelaskan sebelumnya bahwa manusia dibekali dengan rasa ingin tahu. Inilah yang menjadikan kehidupan manusia menjadi dinamis. Manusia ada kalanya dalam memuaskan hasrat ingin tahunya cukup dengan pengetahuan yang bersifat indrawi. Tetapi ada kalanya, pengetahuan yang bersifat indrawi tersebut tidak dapat membuat manusia puas akan rasa ingin tahunya.

Manusia ingin tahu secara lebih mendalam. Bahkan,manusia seringkali suka mempertanyakn hal-hal yang ada diluar pengalam empiris. Pada pembahasan kali ini ialah filsafat sebagai salah satu modus manusia untuk memuaskan rasa ingin tahunya.

Filasafat, apa itu sebenarnya ? pertanyaan demikian telah diajukan sejak lebih dari dua puluh abad yang lalu.berbagai jawaban telah disuguhkan sebagai upaya untuk menjelaskan apakah sesungguhnya filsafat, namun dalam kenyataanya tidak ada jawaban yang memuaskan semua orang.

Bakan,semakin banyaknya jawaban, membuat orang semakin bingung untuk memahami filsafat. sebaiknya, bagi seorang pemula yang baru mempelajari filsafat, tidak perlu mempersoalkan hal ini. Namun, ada baiknya juga untuk menambah wawasan, kita mengetahui berbagai macam pendapat ahli mengenai filsafat.

Kata filsafat merupakan kata serapan dari bahasa Arab, yakni falsafah, dalam bahasa Yunani berasal dari kata philosophia, yang mana memiliki arti "cinta kepada kebijaksanaan". Bijaksana berarti "mengerti dengan mendalam". Filsafat dengan demikian juga memiliki arti "ingin mengerti dengan mendalam".

Filsafat sebagai modus berpengetahuan yakni kita berlabuh terlebih dahulu pada contoh  ada seorang anak yang setelah melihat mobil,ia bertanya kepada ayahnya bagaimana mobil itu bisa berjalan. Contoh tersebut memberikan sebuah penjelasan bahwa dengan hanya melihat atau pengetahuan yang bersifat indrawi, manusia masih ingin mengetahui lebih jauh,ingin tahu lebih lanjut. Hal ini wajar, karenapada kenyataannya manusia dibekali rasa ingin tahu yang sangat besar.

Hal ini yang mendorong manusia memiliki pengetahuan yang luas. Dari sini para ahli membagi pengetahuan dalam beberapa kategori. Kategori tersebut terbagi menjadi empat kategori yakni pengetahuan indrawi, pengetahuan ilmiah, pengetahuan filsafat, dan pengetahuan agama. Dari empat jenis pengetahuan yangdimiliki manusia, tidak ada yang lebih unggul dari yang lainnya.

Akan tetapi dengan empat pengetahuan yang dimilikinya, maka akan semakin menyempurnakan spektrum pengetahuan yang harus dimiliki dalam mengarungi kehidupannya di dunia ini. Adakalanya permasalahan yang dihadapi manusia hanya diselesaikan dengan pengetahuan indrawi. Tapi tidak selamnya, adakalanya kkita menyelesaikannya dengan filsafat, agama dan wahyu.

Pada bab tiga yakni transmisi filsafat dalam tradisi Islam. Dari judulnya kita sudah memahami seolah-olah filsafat bukan tradisi islam. Dari yang kita ketahui bahwa filsafat merupakan tradisi dari Yunani. Tetapi, apakah benar didalam tradisi Islam tidak ada "hal" yang saat ini disebut sebagai filsafat? jika kita sepakat dengan esensi filsafat adalah berpikir dengan ciri khas tertentu, maka sesungguhnya hal itu telah berkembang dalam Islam. Oleh karena itu, jika kita berpatok pada kata transmisi, maka filsafat merupakan disiplim ilmu yang telah berkembang pada saat itu dalam tradisi Yunani.

Untuk mengembangkan intelektual umat Islam, yntuk tumbuh dan berkembang lebih maju , maka umat Islam mengasimilasi pengetahuan tersebut. Adanya fenomena adopsi, adaptasi, dan kreasi ini dalam bentuk realitas historis telah meniscayakan umat Islam untuk tidak asal mencomot tradisi pemikiran lain, tetapi juga harus kreatif yang mampu memberikan corak pada kebudayaan Islam. Berkembangnya filsafat sebagai sebuah tradisi berpikir, secara embrionik telah ditelusuri keberadaannya sejka Islam pada masa Nabi Muhammad.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun