Mohon tunggu...
Hafida Nuraini
Hafida Nuraini Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

seorang mahasiswa BKI 1C

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengertian Qira'at

8 November 2024   21:16 Diperbarui: 8 November 2024   21:19 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

A. Pengertian Qira'at

Qira'at secara bahasa adalah qoro'a-yaqro'u,qiro'atan yang artinya membaca.menurut istilah qira'at adalah metode atau cara baca lafadz atau kalimat didalam Al-Qur'an dari bermacam macam segi (riwayat) yang sudah diriwayatkan oleh Rosulullah.

Adapun pengertian dari beberapa ulama' dan ilmuan antaralain:

1.menurut imam Zarkasyi, qira'at adalah perbedaan lafadz tersirat dalam Al-Qur'an baik huruf atau kafiyyahnya dalam takhfif tatsqil maupun antara keduanya.sesuai qira'at yang diajarkan Rasulullah.

2.Menurut zarqani, qira'at adalah pengucapan al-qur'an yang dipilih oleh salah satu imam Qurra' sebagai mazhab yang berbeda baik perbedaan dalam pengucapan huruf atau kaifiayahnya.

3.Menurut Al-Banan Al-Dimyati, qira'at adalah ilmu untuk mengetahui kesepakatan pembaca atau pembawa Al-qur'an dan perbedaan mereka dalam hal hafzad, tahrik, taskin fashal, itsbat, washal dan lain sebagainya yang sesuai dari Riwayat mutawatir dari Rasulullah.

B. Timbulnya Perbedaan Qira'at

Ada beberapa faktor munculnya beberapa perbedaan qira'at yakni

1. Perbedaan syakal,harakat ataupun huruf

2. Adanya perbedaan kebahasaan di kalangan bangsa arab pada masa turunnya Al-Qur'an

3. Dalam mengajarkan Al-Qur'an kepada para sahabatnya nabi menggunakan beberapa versi qira'at

C. Macam-macam Qira'at

Menurut Manna al-Qaththan dalam kitabnya Mabahits Fi 'Ulum al-Qur'an, qiraah dilihat segi kualitas sanadnya, qira'at dapat dibagi menjadi qiraat mutawatirah, masyhurah, ahad, syadzah, maudhu'ah dan mudrajah. Sedangkan dari segi kuantias qiraat nya dapat dibagi menjadi qiraat sab'ah, 'asyarah dan arba'ata 'asyarah. Di bawah ini akan diuraikan secara ringkas macam-macam qiraat tersebut.

1. Mutawatirah

Yaitu qiraat yang diriwayatkan oleh sanad dalam jumlah yang banyak dan bersambung sampai kepada Rasulullah SAW. Mereka tidak bersepakat untuk berdusta. Adapun qiraat yang tergolong dalam qiraat mutawatir adalah qiraat sab'ah (qiraat tujuh) yang terdiri atas tujuh imam.

2. Masyhurah

Yaitu qiraat yang diriwayatkan oleh sanad dalam jumlah yang banyak. Namun sanadnya tidak mencapai derajat mutawatir. Adapun qiraat yang termasuk dalam golongan masyhur adalah qiraat yang dinisbatkan kepada tiga imam.

3. Ahad

Yaitu qiraat yang tidak mencapai derajat masyhur dan sanadnya sahih. Qiraat pada tingkatan ini tidak populer dan hanya diketahui oleh orang yang benar-benar mendalami ilmu qiraat Al-Qur'an.

4. Syazdah

Qiraat yang sanadnya tidak sahih. Qiraat pada tingkatan ini tidak dapat dijadikan pegangan dalam bacaan yang sah.

5. Maudhu'ah

Yaitu qiraat yang tidak bersumber dari Rasulullah SAW.

6. Mudrojah

Yaitu qiraat yang disisipkan dalam ayat Al-Qur'an sebagai tambahan. Biasanya qiraat mudroj dipakai untuk memperjelas makna atau penafsiran.

D. Pengaruh Perbedaan Qira'at Terhadap Penafsiran Al- Qur'an

1. Perbedaan Makna Kata dan Kalimat: Perbedaan qira'at bisa mengubah makna kata atau kalimat secara signifikan. Misalnya, dalam Surah Al-Fatihah, kata "maliki" dalam qira'at Hafs dibaca "mliki" (pemilik), sedangkan dalam qira'at Warsh dibaca "maliki" (raja). Meskipun perbedaan ini tidak bertentangan, keduanya memberikan nuansa pemaknaan yang berbeda: sebagai "pemilik" atau "raja" di hari pembalasan.

2. Variasi dalam Hukum Fiqih: Perbedaan qira'at bisa memengaruhi penafsiran hukum. Misalnya, dalam Surah Al-Baqarah ayat 222, kata "yathurna" dalam qira'at Hafs berarti "telah bersuci," sedangkan dalam qira'at lain dibaca "yathahharna," yang berarti "telah bersih" secara menyeluruh. Perbedaan ini memberi pengaruh terhadap hukum bersuci dalam fiqih mengenai kapan suami-istri diperbolehkan bersama setelah haid.

3. Pengaruh dalam Pemahaman Aqidah: Qira'at juga dapat memengaruhi pemahaman dalam aqidah. Contohnya, dalam Surah Al-An'am ayat 160, kata "man j'a" dibaca oleh sebagian ulama sebagai "man j'u" (mereka yang datang). Penggunaan bentuk tunggal atau jamak di sini memberi pemahaman berbeda tentang subjek yang menerima pahala kebaikan.

4. Memperkaya Tafsir dengan Makna yang Beragam: Perbedaan qira'at sering kali meluaskan pemahaman tafsir ayat. Beberapa mufassir memanfaatkan perbedaan ini untuk menunjukkan bahwa Al-Qur'an mengandung lebih dari satu makna yang saling melengkapi. Hal ini memperlihatkan bahwa Al-Qur'an fleksibel untuk dipahami oleh umat dalam berbagai keadaan dan situasi.

5. Pendekatan Linguistik dan Sastra dalam Tafsir: Variasi qira'at memengaruhi aspek sastra dan keindahan bahasa Al-Qur'an. Dengan adanya perbedaan bunyi atau struktur kata, qira'at dapat menunjukkan kekayaan bahasa Arab yang dimiliki Al-Qur'an dan memperdalam aspek sastranya dalam kajian tafsir.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun