Yaitu qiraat yang tidak bersumber dari Rasulullah SAW.
6. Mudrojah
Yaitu qiraat yang disisipkan dalam ayat Al-Qur'an sebagai tambahan. Biasanya qiraat mudroj dipakai untuk memperjelas makna atau penafsiran.
D. Pengaruh Perbedaan Qira'at Terhadap Penafsiran Al- Qur'an
1. Perbedaan Makna Kata dan Kalimat: Perbedaan qira'at bisa mengubah makna kata atau kalimat secara signifikan. Misalnya, dalam Surah Al-Fatihah, kata "maliki" dalam qira'at Hafs dibaca "mliki" (pemilik), sedangkan dalam qira'at Warsh dibaca "maliki" (raja). Meskipun perbedaan ini tidak bertentangan, keduanya memberikan nuansa pemaknaan yang berbeda: sebagai "pemilik" atau "raja" di hari pembalasan.
2. Variasi dalam Hukum Fiqih: Perbedaan qira'at bisa memengaruhi penafsiran hukum. Misalnya, dalam Surah Al-Baqarah ayat 222, kata "yathurna" dalam qira'at Hafs berarti "telah bersuci," sedangkan dalam qira'at lain dibaca "yathahharna," yang berarti "telah bersih" secara menyeluruh. Perbedaan ini memberi pengaruh terhadap hukum bersuci dalam fiqih mengenai kapan suami-istri diperbolehkan bersama setelah haid.
3. Pengaruh dalam Pemahaman Aqidah: Qira'at juga dapat memengaruhi pemahaman dalam aqidah. Contohnya, dalam Surah Al-An'am ayat 160, kata "man j'a" dibaca oleh sebagian ulama sebagai "man j'u" (mereka yang datang). Penggunaan bentuk tunggal atau jamak di sini memberi pemahaman berbeda tentang subjek yang menerima pahala kebaikan.
4. Memperkaya Tafsir dengan Makna yang Beragam: Perbedaan qira'at sering kali meluaskan pemahaman tafsir ayat. Beberapa mufassir memanfaatkan perbedaan ini untuk menunjukkan bahwa Al-Qur'an mengandung lebih dari satu makna yang saling melengkapi. Hal ini memperlihatkan bahwa Al-Qur'an fleksibel untuk dipahami oleh umat dalam berbagai keadaan dan situasi.
5. Pendekatan Linguistik dan Sastra dalam Tafsir: Variasi qira'at memengaruhi aspek sastra dan keindahan bahasa Al-Qur'an. Dengan adanya perbedaan bunyi atau struktur kata, qira'at dapat menunjukkan kekayaan bahasa Arab yang dimiliki Al-Qur'an dan memperdalam aspek sastranya dalam kajian tafsir.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H