Mohon tunggu...
HAFID ALIM SOBIRIN
HAFID ALIM SOBIRIN Mohon Tunggu... Lainnya - Analisis

Perkenalan Nama Saya Hafid Alim Sobirin Saya sedang Kuliah di Universitas Pamulang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Manajemen Pendidikan dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN dan Penguatan Usaha Mikro Kecil dan Menengah

4 Juli 2021   20:35 Diperbarui: 11 Juli 2021   00:30 951
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Nama: HAFID ALIM SOBIRIN
NIM: 201011250248
Kelas: 01SAKE003
Matkul: Pengantar Manajemen
Dosen: Rifkhan S.Pt. M.M

   Iklim Persaingan MEA

Masyarakat ekonomi ASEAN (MEA) yang yang memiliki pola

mengintegrasikan ekonomi ASEAN dengan cara membentuk sistem

perdagangan bebas atau free trade antara negara-negara anggota ASEAN.

Setiap negara harus mampu dan siap bersaing

dalam arena pemasaran global. Tidak ada lagi skat pembatas antar negara di

kawasan ASEAN.

Persaingan tidak hanya dalam bentuk produk barang dan jasa, akan

tetapi sumber daya manusia juga memiliki peranan penting dalam kemajuan

suatu negara. 

mendapatkan pekerjaan.

Para pengguna jasa tenaga kerja tidak hanya memiliki spesifikasi

keahlian yang tinggi dari setiap tenaga kerjanya. Tidak hanya sebuah nilai IPK

yang tinggi akan tetapi juga memiliki kemampuan lain (soft skill) yang di

butuhkan oleh perusahaan. 

Dalam menghadapi MEA Indonesia bukan tanpa masalah, ada beberapa

hal yang masih harus diperbaikin Indonesia, antara lain:

A. Masih tingginya jumlah pengangguran     terselubung (disguised unemployment)

B. Rendahnya jumlah wirausahawan baru untuk mempercepat perluasank esempatan kerja

pendidikan di dalam usaha untuk membangun suatu perekonomian, adalah :

A. Pendidikan memungkinkan masyarakat mempelajari pengetahuan-pengetahuan teknis yang diperlukan untuk memimpin dan menjalankan perusahaan-perusahaan modern dan kegiatan-kegiatan modern lainnya.

B. Pengetahuan yang lebih baik yang diperoleh dari pendidikan menjadi perangsang untuk menciptakan pembaharuan-pembaharuan dalam bidang teknik, ekonomi dan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat lainnya.

Spanbauer dalam Dadang dkk meyebutkan ada tujuh unsur

dalam meningkatkan mutu pendidikan yang harus dibiayai, yaitu: 

  • Human resources
  • Curriculum and instruction
  • Good setting (standard of excellence for design and implementation of operation)
  • Technology (standard technology)
  • Marketing
  • Costumer service
  • Management (providing leadership of the quality improvement).

Pendidikan mempunyai kualitas tinggi bila output pendidikannyabernilai bagi masyrakat yang memerlukan pendidikan tersebut. Penguatan sumber daya manusia dapat dilakukan dengan cara melakukan reformasi dalam peyelengaraan pendidikan. Pendidikan menjadi kunci pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan ekonomi adalah pendidikan. Masyarakat yang berpendidikan tinggi memiliki kecendrungan untuk lebih mudah dalam melakukan inovasi dalam teknologi. 

Peran Manajemen Pendidikan Sebagai Faktor Pendukung Menghadapi MEA

Pendidikan tinggi merupakan kelanjutan pendidikan menengah yang diselenggarakan untuk menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan/atau professional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan/atau menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau kesenian. Perguruan tinggi berkewajiban menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

Universitas merupakan perguruan tinggi yang terdiri atas sejumlah fakultas yang menyelenggarakan pendidikan akademik dan/atau profesional dalam sejumlah disiplin ilmu tertentu.

Perguruan tinggi menjadi satu alat untuk mewujudkan cita-cita mencedaskan kehidupan bangsa. Pendidikan merupakan jalan menuju pembebasan yang permanen dan terdiri dari dua tahap. 

Tahap pertama adalah

masa di mana manusia menjadi sadar akan pembebasan mereka, yang melalui

praksis mengubah keadaan itu. 

Tahap kedua adalah 

dibangun atas tahap yang pertama, dan merupakan sebuah proses tindakan kultural yang membebaskan.

UMKM bukan tanpanpa masalah, msalah yang yang dihadapai yaitu,

A. Adanya hambatan-hambatan kelembagaan dan bisnis yang tidak bisa dipeecah belah oleh UMKM karena :

1) Mereka tidak memiliki akses yang kuat ke pasar ekspor atau tidak punya akses terhadap infromasi mengenai peluang-peluang pasar global dan peryaratan-persyaratannya.

2) Mereka tidak mampu melakukan penyesuaian terhadap perubahan-perubahan yang belangsung cepat dipasar ekpor.

3) Ada risiko besar dalam pembayaran dan pengelapan produk ekpor, terutama pembayaran yang terlambat dapat merugikan perusahaank Exportir kecil yang mengandalkan pembiayaan dari transaksi harian.

4) Ada biaya besar yang terlibat dalam dalam kegiatan ekpor langsung dan kebanyakan UMKM tidak mampu menanggungnya karenak Keterbatasan modal kerja.

b. Masalah keuangan

1) Modal-modal dari kebanyakan UMKM khususnya Usaha Mikro sangat terbatas, tidak hanya modal kerja melainkan juga modal investasi.

2) UMKM tidak mendapat cukup dukungan dari lembaga-lembaga keuangan dan penjamin yang ada di Indonesia.

Untuk mendukung wirausahawan muda yang mulai mendirikan usaha perlu dukungan dari berbagai pihak, baik dari pemerintah, Perusahan dan masyarakat.

Intelectual

Business

Goverment

Ketiga elemen ini saling berkaitan satu sama lain, inovator telah berhasil
membuka lapangan pekerjaan, melakukan penyerapan tenaga kerja dan
pemerataan pendapatan. Perlu dijaga oleh pemerintah dengan meberikan
kebijakan yang dapat mengembangkan usahanya. Bisnis besar (usaha besar)
dapat mendukung perkembangan usaha kecil begitupun sebaliknya. Ada
simbiosis mutualisme dari ketiga elemen tersebut, sebagai gambaran dapat
diilustrasikan sebagai begrikut.
Usaha kecil yang baru berkembang mendapat dukungan dari
pemerintah dalam bentuk kemudahan dalam mendirikan usaha dan bantuan
modal. Usaha besar memanfaatkan usaha kecil dalam memperoleh bahan baku
setengah jadi yang kemudian diproses lanjutan dalam usaha besar, sehingga
produk yang dihasilkan mampu bersaing dalam pasar global. Dengan
meningkat produktivitas dibidang ekpor, hal ini akan berdampak pada
peningkatan pendapatan negara dalam bentuk devisa, sehingga pembangunan
dan pertumbuhan negara dapat tercapai dengan baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun