Mohon tunggu...
Kayla Selma
Kayla Selma Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Halo, aku selma. Saat ini aku masih menjadi mahasiswa di salah satu universitas di Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kolaborasi Pengembangan SDM di Era Society 5.0

13 Desember 2023   22:35 Diperbarui: 13 Desember 2023   22:52 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam sejarah perkembangan hidup manusia, kita telah banyak melewati masa. Dimulai dengan era perburuan, dimana manusia hanya bisa berburu hewan dan mulai mengenal tulisan. Kemudian, manusia perlahan mengenal pertanian, yaitu memanfaatkan dan mengembangkan bahan pangan yang berasal dari tumbuhan.

Dengan dibekali kecerdasan, kita mulai mengembangkan Revolusi Industri 1.0 untuk mengatasi masalah akibat terbatasnya ketersediaan tenaga-tenaga yang dihasilkan dengan ditemukannya mesin uap. Pada masa ini, perubahan terjadi secara masif pada bidang pertanian, pertambangan, manufaktur, teknologi, dan transportasi. Pada era Revolusi Industri 2.0, dimulai ketika ditemukannya listrik. Kemudian, pada Revolusi Industri 3.0 diawali dengan beralihnya industri ke robotik, perkembangan difokuskan untuk membentuk teknologi yang lebih efektif dan efisien.

Hingga kita tiba di era Revolusi Industri 4.0 yang dikemukakan pada Hannover Messe di kota Hannover, Jerman di tahun 2011. Dengan dimulainya era ini, perkembangan teknologi dan internet mulai meningkat dengan signifikan. Gencarnya pembaruan era digitalisasi semakin berkembang. Terobosan baru mulai terbentuk, seperti Internet of Things (IoT), Artificial Intelligence (AI), Human-Machine Interface, Teknologi Robotik/Otomasi dan Sensor ( Robotic/Automation and Censors ), serta teknologi 3D Printing.

Aktivitas dan kebutuhan manusia sangat terbantu dengan adanya perkembangan teknologi. Bahkan kita merasa bahwa teknologi yang kita nikmati sekarang ini sudah sangat canggih dan tidak bisa berkembang lebih jauh. Nyatanya, era baru telah ditemukan.

Society 5.0 hadir untuk menyempurnakan kekuatan era Revolusi Industri 4.0, dimana pada era Revolusi Industri 4.0 dinilai menempatkan manusia pada posisi yang lebih rendah dari teknologi itu sendiri karena fokus dari konsep tersebut adalah otomatisasi setiap pekerjaan dengan teknologi. Beda halnya dengan Society 5.0, konsep ini berpusat pada penggunaan teknologi yang tetap berada di bawah kendali manusia untuk menyeimbangkan solusi atas problematika dan kemajuan dalam lingkup masyarakat melalui sistem integrasi antara dunia fisik dan dunia maya.

Perkembangan ini akan membawa manusia untuk meningkatkan kualitas hidup, pemecahan masalah, dan menghidupkan lingkungan yang aman dan nyaman. Tentunya setiap ada pembaruan, pasti memiliki tantangan baru juga. Untuk mengimbangi kemajuan teknologi internasional, generasi emas tidak cukup apabila hanya dibekali dengan kemampuan membaca, menulis, dan menghitung saja. Dalam mengatasi tantangan yang timbul akibat adanya pembaruan teknologi, diperlukan kemampuan dalam berkomunikasi, kreatif, berpikir kritis, dan berkolaborasi.

Dalam hal ini, kurikulum pendidikan, peserta didik, dan juga tenaga pendidik yang profesional perlu dikerahkan untuk membentuk karakter sumber daya manusia kedepannya agar tidak tertinggal dalam perkembangan teknologi yang masif ini. Pendidikan diyakini sebagai poin penting dan dominan dalam pembangunan suatu bangsa. Tanpa generasi emas yang cerdas dan berkarakter, Indonesia akan jauh tertinggal dalam hal bersaing dengan negara lain.

Dunia masyarakat berkembang sangat pesat dengan adanya innovation and communication technology (ICT). Kehadiran era ini mengembankan tugas kepada manusia agar mampu mengembangkan diri dikala teknologi semakin tumbuh pesat. Pendidikan pun juga harus meningkat menuju era Society 5.0. Kurikulum Merdeka menjadi salah satu teknik pembelajaran dan jawaban atas ketatnya persaingan sumber daya manusia di era Society 5.0. Kurikulum tersebut menerapkan pendekatan minat dan bakat untuk siswa, dengan harapan bahwa siswa dapat mengembangkan minat dan bakat yang diinginkan.

Kurikulum Merdeka dibentuk lebih fleksibel terhadap situasi. Fokus utama dalam kurikulum ini adalah penanaman materi esensial dan pengembangan karakter. Project Based Learning untuk mengembangkan soft skill dan karakter yang tetap menyesuaikan profil pelajar pancasila menjadi ciri dari kurikulum merdeka ini. Dengan kurikulum ini, diharapkan generasi emas penerus bangsa memiliki karakter yang berintegritas tinggi, memiliki jiwa kepemimpinan, mampu bekerja sama dengan baik dalam tim, dan memiliki kemampuan komunikasi yang baik.

Dengan adanya konsep kurikulum pembelajaran yang sedemikian rupa, tidak akan berjalan dengan baik bila tidak didukung dengan pemeran utama, yaitu pelajar. Kita sebagai pelajar, generasi emas penerus bangsa, harus dengan mata terbuka menerima semua perkembangan. Dengan itu, kita tidak akan tertinggal jauh dan tetap memiliki potensi yang seimbang terhadap kemajuan teknologi yang akan datang.

Perombakan kurikulum menekankan poin utama, yaitu pelajar memiliki karakter yang bertanggung jawab, berintegritas, dan memiliki moral yang luhur. Poin kedua adalah pelajar harus mampu membiasakan diri untuk berpikir kritis, kreatif, dan inovatif. Kemampuan dalam Higher Other Thinking Skills (HOTS) juga harus dikembangkan agar pelajar mampu berpikir kritis tingkat tinggi yang dapat memberikan pengalaman baru dalam menyelesaikan masalah.

Selain itu, pelajar diharapkan mulai mempelajari dan menguasai teknologi yang relevan dengan. Seperti Artificial Intelegence, Big data, dan Internet of Things merupakan pedoman penting dan utama agar pelajar paham akan teknologi digital.

Untuk mewujudkan generasi emas dengan karakter demikian, perlu adanya peran aktif dari tenaga pendidik yang profesional dan kompeten. Perencanaan kurikulum yang matang dan juga peran aktif pelajar tidak akan efisien apabila tenaga pendidik yang kurang menguasai perkembangan dari teknologi itu sendiri. Mau ataupun tidak, guru harus mempelajari teknologi agar bisa menyalurkan kepada pelajar secara optimal. Guru dapat mengikuti pelatihan, workshop atau lainnya untuk mengembangkan skill dalam teknologi.

Menghadapi era society 5.0 ini dibutuhkan kemampuan 6 literasi dasar seperti literasi data yaitu kemampuan untuk membaca, analisis, dan menggunakan informasi (big data) di dunia digital. Kemudian literasi teknologi, memahami cara kerja mesin, aplikasi teknologi (coding, artificial intelligence, machine learning, engineering principles, biotech). Dan terakhir adalah literasi manusia yaitu humanities, komunikasi, & desain.

Kompetensi dalam ranah kognitif, afektif, psikomotrik seorang pendidik perlu dikembangakn agar mampu beradaptasi dengan era Society 5.0 ini. Namun, tak hanya pengetahuan mengenai teknologi saja, pendidik harus kreatif dan inovatis dalam membentuk teknik pembelajaran yang dapat fleksibel dengan karakteristik pelajar.

Konsep mengajar zaman dahulu sangat jauh dengan sekarang.  Tidak lagi bisa menggunakannya, karena konsep cara mengajar zaman dulu hanya difokuskan dengan keterampilan dan juga teori. Masih jarang dilakukan diskusi antara pelajar dengan pelajar, maupun pelajar dengan pengajar.

Sekarang ini, kegiatan pembelajaran tidak terfokus pada teori dam dilakukan di mana saja. Pengajar harus mengajak pelajar mengeksplorasi lingkungan sekitarnya agar terbentuk karakter cinta dengan lingkungan sekitar.

Peran generasi emas tak akan pernah lepas hingga bumi ini berhenti berputar. Karena, inovasi baru akan terus bermunculan dengan semakin berkembangnya sumber daya manusia itu sendiri. Peran generasi sebagai pelajar, pengajar, maupun pencetus kebijakan-kebijakan dalam pendidikan perlu dioptimalkan.

Kolaborasi antara generasi tersebut mampu membawa Indonesia menuju kemajuan yang telah dicita-citakan. Keegoisan dari banyak pihak harus selalu disingkirkan untuk kepentingan bersama. Kemantapan konsep dari kurikulum yang ditentukan diimbangi dengan pelajar yang mau berkembang dalam pemikiran maupun keahlian. Hal tersebut pula didukung dengan tenaga pendidik yang kompeten. Apabila semua diwujudkan bersama, kemajuan negara sudah di ambang mata. Masyarakat sangat diperlukan untuk memberikan dukungan dan kontribusi terhadap perkembangan ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun