Mohon tunggu...
haerul said
haerul said Mohon Tunggu... Guru - Membaca dan menulis sudah menjadi candu.

Menulis melengkapi bacaan...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ketika Baliho adalah Kebuntuan Kreativitas Politisi

13 Agustus 2021   11:26 Diperbarui: 13 Agustus 2021   11:42 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pandemi belum berakhir. 

Ambisi berkuasa juga tak pernah mau berkesudahan.

Selalu menyisakan generasi ke generasi.  

Rakyat tak bisa diobati hanya dengan dandanan di baliho. 

Baliho bukan sembahan. 

Baliho hanya bentuk kemunafikan?

Iya kalimat-kalimatnya bagus tetapi prakteknya hanya berdasarkan kepentingan diri dan kelompok. 

Tatanan kota dan pikiran kian semrawut. 

Baliho tidak memperindah kota, justru hanya jadi bahan ledekan. 

Zaman digital sudah sedemikian majunya, tetapi cara-cara jadul merayu rakyat masih digunakan.

 

Seorang mantan Presiden berkata "Blusukan...oeee..blusukan" Kira-kira begitu serunya. 

Tampaknya tak ada yang berani menjalin kasih cinta pada rakyat jelata. 

Mereka hanya ingin enak-enakan rebahan di rumah sambil menunggu laporan elektabiltasnya melonjak.

Mereka lahap menikmati hiburan berkelas dengan menu makanan yang sangat langka bagi rakyat. 

Mereka pikir, dengan baliho sudah bisa mengibuli rakyat. Pencitraan yang paling mudah asal banyak duitnya. 

Baliho sudah seperti ritual mengubah nasib bagi sebagian politisi, untung-untungan. 

Jangan-jangan banyak politisi yang bekerja hanya berdasarkan untung-untungan?  

Untung kalau korupsinya tak terdeteksi? dan naas kalau kena ciduk OTT KPK.

Buntu buntu dan buntu... 

Hidup dibuat tak menentu. 

Bagaimana Indonesia bisa maju? 

Kreatifitas berpolitik yang stagnan. Padahal politik itu dinamis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun