Namun demikian pendapat berbeda diungkapkan dalam buku Arif dan Sukatno (2010) yang berjudul Mata Air Peradaban: Dua Milenium Wonosobo yang menyebutkan bahwa lubang-lubang air tersebut dibangun setelah candi Dieng berdiri. Luapan Telaga Balekambang yang meluap akibat erupsi gunung berapi atau kemunculan kawah baru mengakibatkan kompleks percandian tenggelam. Sehingga kemudian untuk menyelamatkan area candi dibangunlah saluran-saluran air ini.
Di kawasan Dieng sendiri, ditemukan sekitar 44 gangsiran dengan lokasi tersebar mengarah ke utara-selatan dan saling terhubung. Konon, menurut cerita masyarakat, saluran bawah tanah ini mencapai Pekalongan hingga ke pantai lho!
Â