Momentum awal bagi kemajuan Bukalapak adalah ketika tren pengguna sepeda lipat melonjak pada tahun 2010.Â
Pada saat itu, terdapat banyak komunitas yang menjual berbagai sepeda dan aksesorisnya dengan harga terjangkau sehingga meramaikan dan meningkatkan pertumbuhan pengguna di Bukalapak secara signifikan.
Setelah berdiri kurang lebih satu tahun, Bukalapak mendapat penambahan modal dari Batavia Incubator (perusahaan gabungan dari Rebright Partners yang dipimpin oleh Takeshi Ebihara, Japanese Incubator dan Corfina Group).Â
Di tahun 2012, Bukalapak menerima tambahan investasi dari GREE Venturesyang dipimpin oleh Kuan Hsu. Pada bulan Maret 2014, Bukalapak mengumumkan investasi oleh Aucfan, IREP, 500 Startups, dan GREE Ventures.
Dari laporan keuangan EMTEK tahun 2015 (pemilik 49% saham Bukalapak), diketahui bahwa Bukalapak telah mendapatkan dana investasi dari EMTEK total hingga Rp439 miliar.
Dari tahun 2010 Bukalapak mendapat beberapa penghargaan, yaitu dua penghargaan bergengsi sekaligus pada bulan Juli 2016 yakni saat CEO Bukalapak Achmad Zaky, menerima tanda kehormatan Satyalancana Wira Karya yang langsung diberikan oleh Presiden Joko Widodo di Jambi.Â
Penghargaan lainnya adalah The Loyalty and Engagement Awards 2016, kategori The Best Use of Consumer Insight/Data Analytics dan The Best Use of Mobile, yang didapatkan di Singapura.Â
Selain itu CEO Bukalapak juga mendapat penghargaan dari Achmad Bakrie Awards (PAB) 2018 , Achmad Zaki dianggap mampu memberikan inspirasi kepada masyarakat lewat bidang dan karyanya.
Badai Untuk Unicorn
Ketika PHK terjadi di Bukalapak yang berstatus Unicorn, banyak pihak yang seperti kebakaran jenggot, seperti dari Kominfo yang berusaha meyakinkan publik bahwa Bukalapak baik-baik saja.Â
Pembelaan pun datang dari pihak Bukalapak, mereka menyebutkan bahwa pengurangan karyawan sebagai bagian efisiensi demi mencetak laba, karena selama ini kecendrungan Startup adalah menaikkan jumlah pengguna daripada memikirkan jumlah laba yang harus didapat.Â