Mohon tunggu...
Muhammad Hadziq Averroes
Muhammad Hadziq Averroes Mohon Tunggu... Lainnya - Santri SMPIT/Pondok Pesantren Insan Madani Banjarmasin

Tertarik menulis ketika berumur 9 tahun dan terus belajar menulis lebih baik. Pada usia 11 tahun menerbitkan sebuah novel sederhana "Play Armada".

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Warrior's Path 3.

12 Juli 2024   19:21 Diperbarui: 12 Juli 2024   19:22 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"bermaafan lah" sekali lagi kalimat itu terulang.

Set.

"aku, minta maaf" gadis itu sudah mengulurkan tangannya lebih, dengan tatapan yang lebih datar dari sebelumnya, tapi itu jelas tulus. Aku menatapnya, kemudian berganti kepada sensei, tidak ada pilihan lain, bilaku layangkan sebuah kalimat lagi, maka bola mata hitam tersebut yang akan menohokku kembali.

"aku juga" akhirnya kata itu keluar, tangan kami berjabat. Tidak tulus benar, tapi cukup untuk meyakinkan sensei. "katakan sekali lagi Denki, kau belum benar-benar tulus" tegur sensei, kejeliannya diatas rata-rata. "aku minta maaf Kerlin" ulangku, dan kali ini aku bisa melepaskan tatapan tajam itu.

WUUNG.

Sebuah tongkat melayang, tidak sempurna tapi melayang jauh dan stabil. Jatuh diantara kakiku dan Kerlin. "yeah" suara Kiato terdengar dari arah pagoda, ia di tingkat teratas, berseru-seru karena berhasil melakukan tendangan dengan tongkat. Sensei tersenyum hangat, sembari menarik cepat-cepat tanganku. Dalam sebuah gerakan cepat, sensei menarik badanku cepat meringsut ke sampingnya. "Denki, kuyakin kau bisa melakukan tehnik itu lebih baik dari Kiato, tapi sayangnya egois melahapmu lebih dulu" ia menasehati.

Tanpa kusadari, Kerlin mendengus kesal di belakang kami.

Bersambung....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun