Mohon tunggu...
HADYUL MUSDAFID
HADYUL MUSDAFID Mohon Tunggu... Mahasiswa

Suka menonton film dan melamun

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Apakah Stigma terhadap Penari Laki-Laki Sudah Mulai Berkurang?

21 Maret 2023   12:30 Diperbarui: 21 Maret 2023   19:48 1234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seni. Sumber ilustrasi: Unsplash

Penari pria seringkali mengalami stigmatisasi yang mengganggu, karena stereotip gender yang berkembang di masyarakat. Stereotip gender tersebut berupa anggapan bahwa penari pria tidak maskulin dan tidak cocok dengan profesi yang dianggap "laki-laki". Stereotip tersebut biasanya didasarkan pada pemikiran bahwa penari pria seringkali memakai pakaian yang feminin, melakukan gerakan yang dianggap "lembut" atau "indah", dan tampil di atas panggung dengan posisi yang seringkali dianggap tidak pantas untuk pria. Penari pria seringkali dihadapkan pada pandangan masyarakat yang mengganggu, seperti diskriminasi, ejekan, atau bahkan kekerasan verbal dan fisik. Hal ini dapat merusak rasa percaya diri dan harga diri penari pria, serta membuatnya merasa tidak diterima dalam masyarakat.

Namun, seiring perkembangan zaman, pemahaman dan apresiasi terhadap seni tari semakin berkembang. Saat ini, penari pria semakin banyak diterima dan dihargai dalam masyarakat. Banyak penari pria yang terkenal dan sukses dalam karirnya, seperti Mikhail Baryshnikov, Rudolf Nureyev, dan Carlos Acosta, yang membuktikan bahwa tari tidak terbatas pada jenis kelamin tertentu.

Meskipun demikian, stigma dan stereotip gender yang berkaitan dengan penari pria masih ada di beberapa masyarakat. Stereotip gender tersebut berkaitan dengan pandangan masyarakat yang menganggap bahwa laki-laki harus memiliki kepribadian yang maskulin, seperti kekuatan, keberanian, dan kegagahan. Ketika seorang pria memilih menjadi penari, maka stereotip tersebut seringkali bertentangan dengan citra maskulin tersebut.

Stereotip gender yang mengganggu ini terkadang membuat penari pria tidak percaya diri dan merasa malu dengan pekerjaannya. Ada juga penari pria yang merasa terpaksa menyembunyikan pekerjaannya dari orang-orang di sekitarnya, termasuk dari keluarga dan teman-temannya, karena takut dihakimi atau dijauhi. Hal ini tentunya sangat tidak sehat dan dapat memicu masalah kesehatan mental pada penari pria.Penari pria juga seringkali mendapatkan diskriminasi dalam bidang seni tari, seperti kesulitan untuk mendapatkan peran penting atau dianggap tidak serius dalam karirnya. 

Untuk mengatasi stigma dan stereotip gender pada penari pria, maka diperlukan edukasi dan pemahaman yang lebih luas tentang seni tari. Masyarakat perlu memahami bahwa tari adalah sebuah seni yang tidak terbatas pada jenis kelamin tertentu, dan bahwa setiap orang memiliki hak untuk mengekspresikan dirinya dalam bentuk seni yang diinginkannya. Pendidikan tentang seni tari juga sangat perlu ditingkatkan, sehingga masyarakat dapat memahami betapa kompleksnya kesenian seni tari tersebut.

Apa Itu Stigma?

Stigma adalah sebuah suatu  pandangan negatif atau diskriminatif yang diarahkan pada suatu kelompok atau suatu individu karena sesuatu yang mereka miliki atau mereka lakukan dianggap sebagai sesuatu yang berbeda dari kebanyakan orang. 

Stigma ini dapat muncul dari faktor faktor seperti jenis kelamin, orientasi seksual, status sosial-ekonomi, suku, agama, kondisi medis atau kejiwaan, dan banyak faktor yang lainnya. Stigma dapat menjadi sesuatu  penghalang bagi individu atau kelompok untuk mereka mencapai potensi penuh. Contohnya, stigmatisasi pada seseorang yang memiliki sesuatu kondisi medis tertentu yang dapat menghalangi mereka dari akses ke layanan medis yang tepat, pekerjaan yang layak, dan keterlibatan dalam kehidupan sosial yang normal di masyarakat. 

Seseorang yang stigmatisasi karena orientasi seksualnya mungkin mengalami penolakan atau bahkan kekerasan, sehingga menghalangi mereka dari kehidupan yang bahagia dan sehat. Stigma juga dapat menjadi penghambat dalam upaya memerangi masalah kesehatan masyarakat, contohnya pada suatu stigma masyarakat terhadap orang yang didiagnosa dengan HIV/AIDS. Stigma ini membuat mereka penderita yang didiagnosis HIV/AIDS dapat mencegah orang tersebut untuk mencari pengobatan dan mendapatkan dukungan yang mereka perlukan, serta memperburuk penyebaran penyakit yang mereka derita. 

Stigma ini dapat timbul karena dari banyak sumber, salah satunya kenapa stigma bisa timbul ialah termasuk kurangnya pengetahuan atau pemahaman mereka tentang sesuatu kelompok atau kondisi tertentu, stereotipe yang didasarkan pada pengalaman pribadi atau pandangan media, dan bahkan perilaku diskriminatif yang terjadi di antara kelompok-kelompok tertentu. 

Untuk mengatasi stigma, diperlukan upaya untuk mempromosikan pemahaman dan pengakuan terhadap kelompok atau individu yang berbeda, serta mengurangi ketakutan dan ketidaktahuan yang terkait dengan kondisi tertentu. Edukasi dan kesadaran akan memainkan peran penting dalam membangun masyarakat yang lebih inklusif dan mempromosikan pengakuan dan penghormatan atas perbedaan individu.

Apa Itu Kesenian Seni Tari

Menurut Margaret H'Doubler, Seni tari adalah ekspresi gerak ritmis dari keadaan-keadaan perasaan yang secara estetis dinilai, yang lambing-lambang geraknya dengan sadar dirancang untuk kenikmatan serta kepuasan dari pengalaman-pengalaman ulang, ungkapan, berkomunikasi, melaksanakan, serta dari penciptaan bentuk-bentuk. Sementara itu, Soeryodiningrat juga menyebutkan bahwa Seni tari adalah gerak anggota tubuh yang selaras dengan bunyi music atau gamelan diatur oleh irama sesuai dengan maksud tujuan tari. 

Selain pendapat dari ahli mengenai apa itu pengertian terhadap kesenian Seni tari, Seni tari adalah salah satu bentuk seni yang memadukan gerakan tubuh dan musik untuk menghasilkan sebuah ekspresi artistik. Sebagai salah satu jenis seni yang banyak dipengaruhi oleh budaya, tarian juga berperan penting dalam menjaga kelestarian dan identitas suatu budaya. Selain itu, seni tari juga memiliki peran dalam memperkuat hubungan sosial dan membangun kesadaran masyarakat terhadap nilai-nilai yang terkandung dalam sebuah tarian.

Pertama-tama, seni tari memiliki keunikan tersendiri karena penggambaran suatu cerita atau makna dilakukan melalui gerakan-gerakan tubuh yang harmonis dan simbolis. Dalam tari tradisional, gerakan-gerakan tersebut sering kali memiliki makna tertentu dan diatur secara ketat oleh aturan adat atau agama. Hal ini membuat seni tari memiliki nilai estetika dan spiritual yang sangat kuat, sehingga bisa menjadi sarana penyampaian pesan yang efektif.

Selain itu, seni tari juga berperan penting dalam menjaga kelestarian dan identitas budaya suatu daerah atau negara. Sebagai contoh, tarian Jaipong dari Jawa Barat adalah salah satu tarian tradisional Indonesia yang terkenal di seluruh dunia. Tarian ini menggambarkan kehidupan masyarakat pedesaan dengan gerakan yang dinamis dan penuh semangat. Dalam perkembangannya, tarian Jaipong terus berkembang dan menjadi salah satu tarian yang sangat digemari oleh masyarakat Indonesia maupun dunia internasional.

Terkait dengan hal tersebut, seni tari juga bisa menjadi alat untuk menyampaikan pesan-pesan sosial yang penting, seperti mengajak masyarakat untuk menjaga lingkungan hidup, menghormati perbedaan budaya, atau menghargai hak asasi manusia. Dalam hal ini, seni tari bisa menjadi media yang sangat efektif untuk menyampaikan pesan-pesan sosial tersebut, karena gerakan tubuh dan musik yang disajikan bisa menarik perhatian dan membuat audiens terpukau.

Dalam perkembangannya, seni tari juga mengalami banyak perubahan dan pengaruh dari budaya-budaya lain. Hal ini menyebabkan munculnya berbagai jenis tarian tarian baru, seperti contohnya tari modern, tari kontemporer, atau tari hibrida yang menggabungkan unsur-unsur dari budaya yang berbeda. Tari modern, misalnya, menggabungkan gerakan-gerakan bebas dan tidak terikat oleh aturan adat atau agama, sehingga memungkinkan para penari untuk lebih bebas mengekspresikan diri.

Sejarah kesenian seni tari di indonesia

Pada sejarah nya seni tari di Indonesia dibagi dalam 5 masa, yaitu:

  1. Zaman Prasejarah

Di zaman ini, sebelum adanya namanya kerajaan di Indonesia, pada masa ini seni tari dianggap kental dengan perihal magis dan juga sangat memiliki makna yang sacral. Kepercayaan masyarakat pada zaman ini dikaitkan dengan kepercayaan  yaitu animisme, dinamisme, dan ateisme. Kepercayaan masyarakat pada zaman ini mengadaptasi didalam kehidupan kehidupan masyarakat yang pada awalnya sebelum kedatangan pengaruh India ke wilayah Asia Tenggara. Animisme merupakan suatu kepercayaan terhadap ke roh yaitu benda yang bernyawa dan juga benda yang tidak mempunyai nyawa atau roh. Sedangkan, Dinamisme merupakan suatu kepercayaan terhadap segala sesuatu mempunyai kekuatan atau juga tenaga yang bisa mempengaruhi suatu keberhasilan atau pun suatu kegagalan usaha manusia dalam mempertahankan hidup mereka. Pada masa tersebut, manusia telah menciptakan tari-tarian dengan gerakan tangan dan kaki yang masih sederhana. Masyarakat pada zaman ini juga sudah mulai mengenal instrumen musik sebagai pengiring dalam tarian. Instrumen pengiring pada zaman ini ialah neraka. Pada zaman ini, tari memiliki ungkapan kesederhanaan, kegembiraan, dan upacara pada masyarakat di zaman prasejarah ini. Di zaman ini, tari cenderung memiliki gerakannya yang menirukan alam, yaitu seperti tingkah laku, dan suara.

  1. Zaman Indonesia Hindu

Di zaman Indonesia Hindu , kesenian tari mendapat banyak pengaruh dari kebudayaan kebudayaan India yang dibawa oleh para pedagang. Pada zaman Indonesia Hindu ini mengalami perkembangan yang maju juga sangat pesat dan pada zaman ini pelaksanaan upacara upacara keagamaan acap kali menggunakan kesenian tari pada pelaksanaannya. Pada zaman ini, kesenian seni tari pada di istana mengalami perkembangan yang baik dikarenakan juga meraih perhatian oleh para raja kerajaan. Pada perkembangan kesenian tari ini ditunjukan dengan peninggalan budaya salah satunya yaitu, candi. Pada bangunan candi ini terdapat pahatan relief gerak gerak dan iringan alat alat pada kesenian seni tari ini. Pada zaman ini, tarian nya memiliki dikelompokan menjadi dua, yaitu ada kesenian tari kerajan dan juga kesenian tari rakyat. 

  1. Zaman Indonesia Islam

Pada masa Indonesia Islam, Kesenian seni tari ini digunakan sebagai alat penyebaran ajaran agama islam dikarenakan para penyebar agama islam pada awalnya yang merasa kesulitan untuk menarik simpati masyarakat. Pada kesenian seni tari zaman Indonesia Islam ini memadukan budaya yang sudah ada, yaitu memadukan budaya islam dengan budaya hindu.

  1. Zaman penjajahan 

Di zaman penjajahan ini, kesenian seni tari mulai terjadi kemunduran. Pada zaman penjajahan ini, kesenian seni tari hanya digunakan untuk menyambut tamu kerajaan, untuk menjadi rangkaian pernikahan pada putra dan putri kerajaan, dan penobatan putra atau putri kerajaan. Hal ini membawa dampak penderitaan yang dirasakan oleh rakyat, karena hal ini kesenian seni tari ini mulai diabaikan dan bukan lagi menjadi salah satu hiburan pada masyarakat.

Kasus yang pernah terjadi ke penari laki laki

Salah satu kasus yang pembubaran dan kekerasan pada  penari pria yaitu Ismunandar yang menjabat sebagai Dosen Seni Tari Universita TanjungPura, kejadian pemukulan dan pembubaran terjadi pada tahun 2019 tepat memperingati hari tari sedunia. Pada peristiwa ini, sejumlah orang dan satpol PP Pontianak menganggap acara yang diselenggarakan pada Fakultas KIP Universitas Tanjung Pontianak sebagai tempat ajang berkumpul nya kelompok LGBT di Pontianak. Karena peristiwa ini juga menjadi peristiwa traumatis di hidupnya selama ia menjadi penari laki laki.

Pada pernyataan nya Bang Is menganggap hal ini terjadi karena kurangnya pemahaman masyarakat terhadap profesi pada kesenian seni tari, terutamanya penari laki-laki yang mengakibatkan sampai muncul nya stigma ini terjadi. Karena kurang nya pemahaman ini juga membuat para penari laki-laki kerap mendapatkan stigma yang negatif dan dianggap menyimpang. 


Mereka yang pernah menjadi penari laki laki

Pada tanggal 6 Maret 2023, saya berkesempatan untuk mewawancarai bapak Teuku Mursyidin yang dikenal dengan nama panggilan Pak TM, ia merupakan guru Seni budaya di sekolah SMAN UNGGUL TUNAS BANGSA, dan juga menjadi Pembina pada sanggar Rampak Sagoe. 

Pada kesempatan ini juga beliau menceritakan perjalanan nya agar bisa sampai pada dititik ini guru Seni Budaya dan juga Pembina pada sanggar Rampak Sagoe. Pada awalnya, sebelum memutuskan masuk ke jurusan seni tari, ia sedikit tidak nya melangkah ke jurusan tersebut sudah memiliki bekal dari orang tua dan juga orang tuanya mendukung bahwa sanya anak nya ini memiliki jiwa seni sejak kecil. Orang tua bapak juga pernah mengajari atau pun membimbing masyarakat sekitar pada seni tari daerah yaitu, Ratoe Mesekat, dan juga tari Pemanoe Pucok. Dikarenakan alasan itu juga bapak mempunyai tekad untuk memilih jurusan seni tari. Berdasarkan itu juga bapak punya pengalaman untuk membina dan juga membantu pada saat orang tua mengajari tari daerah kepada masyarakat sekitar. Setelah nya, bapak langsung memilih untuk mengambil jurusan seni tari pada tahun 1995 di Universitas Syiah Kuala. Alhamdulillah, pada karier bapak selama kuliah di jurusan tersebut mulai muncul, bapak sering terpilih untuk mewakili fakultas ke event event kesenian seni tari diluar provinsi salah satunya yaitu, ke kota Surabaya.

Pada pertemuan yang menggunakan media video call whatsapp saya menanyai beberapa pertanyaan yang saya tanyakan ke beliau terhadap isu stigma penari laki-laki ini bisa terjadi dan apakah sekarang mulai adanya pemahaman masyarakat terhadap penari laki laki ini.

Apakah pandangan masyarakat terhadap penari laki-laki lebih cenderung positif atau negatif? Mengapa?: "Pada zaman sekarang sudah banyak memiliki pandangan positif terhadap si penari laki-laki. Karena anak-anak sudah memahami tingkat tari yang dia lakukan, gerak-gerak yang diberikan oleh pelatih nya, pada zaman sekarang pandangan nya sudah mulai mengarah ke positif," ucap pak TM.

Apa sebenarnya yang menjadi dasar dari stigma masyarakat terhadap penari laki-laki?: "bapak berpendapat bahwa kenapa bisa stigma ini terjadi dikarenakan masyarakat berpikir bahwasanya saat menari itu adanya sikap lemah gemulai. Dari gerak lemah gemulai, bermain dengan perempuan, jenis kelaimin perempuan, kalau pun ada penari laki-laki bisa dihitung dengan jari anggotanya selebih nya banyak anggota penari yang perempuan yang digunakan. Bapak juga sudah mulai merubah pemikiran-pemikiran bahwa penari harus perempuan contoh nya itu bapak di sekolah ataupun di sanggar banyak laki-laki yang bapak jadikan penari malah perempuan yang sedikit, apalagi pada tarian kreasi baru yang tidak tuntutan nya jenis kelamin. Namun, kalau dari segi tarian yang memerlukan banyak perempuan itu tidak bapak masukkan penari laki-laki, contohnya ratoeh jaroe itu harus memerlukan banyak penari perempuan, tetapi ada banyak juga tarian yang banyak anggota penari nya itu laki-laki contohnya rapai geleng, saman, seudati, dan lain-lain. Dalam hal konteks tarian tradisional di daerah pelatih itu banyak memilih penari perempuan pada tarian nya. Bapak selaku pembuat koreografer pada tarian kreasi baru bapak memilih mengimbang kan penari laki-laki dan juga penari perempuan. Agar orang tua yang anak nya memiliki bakat dan minat terhadap dunia kesenian tari ini memiliki pemikiran positif," ujar pak TM.

Apakah pandangan masyarakat terhadap penari laki-laki berdampak pada jumlah pria yang tertarik pada seni tari?: " bapak memiliki keyakinan bahwasanya anak laki-laki atau siswa laki-laki itu memang memiliki minat ke seni tari, bapak yakin mereka tidak akan surut. Mau masyarakat menganggap positif atau negatif itu hak mereka, tetapi menurut bapak kalau si anak laki-laki ini telah menanam minat dan cita-cita nya ke seni tari sejak kecil akan maju terus dan tidak pantang menyerah," tutur pak TM.

Bagaimana pandangan masyarakat terhadap penari laki-laki dapat mempengaruhi karir dan kehidupan pribadi mereka?: "Di dalam masyarakat itu tidak semua memiliki pandangan negatif tapi juga adanya pandangan positif dan juga negate terhadap isu ini. Hal yang masyarakat anggap negative itu berpengaruh terhadap si penari itu namun bapak yakin bahwa si penari tersebut akan membuktikan bahwasanya hal-hal yang negatif masyarakat pikir terhadap kesenian tari ini adalah pandangan yang salah," ujar pak TM.

Apakah pandangan masyarakat terhadap penari laki-laki terkait dengan faktor agama atau spiritualitas?: "kalau dalam konteks daerah kedaerahan terkhususnya pada provinsi Aceh memang berpengaruh, tapi saya tidak tau dengan daerah lain apakah berpengaruh atau tidak. Tiap-tiap daerah itu adanya kepercayaan yang kuat terhadap suatu penganggan masyarakat contoh nya di Provinsi Aceh yang kebanyakan masyarakat nya beragama islam dan memiliki pegangan Al-quran dan Hadist. Masalah dengan  Gerakan pada tarian nya itu harus disesuaikan dengan alur agama atau kepercayaan misalnya, koreografer pada tari harus jeli pada tarian yang memiliki anggota penari perempuan dan juga penari laki-laki agar nantinya tidak dicemooh pada masyarakat dikarenakan Gerakan tari tersebut. Konteks dari Gerakan itu yang kita harus pintar membentuk," tutur pak TM.

Apakah pandangan masyarakat terhadap penari laki-laki berdampak pada kesehatan mental mereka?: "Dampak nya itu jelas ada, dampak nya juga terasa oleh si penari itu sendiri. Andaikan ada dari masyarakat yang kurang paham dengan kita yaitu penari laki-laki ini seperti perkataan yang dikatakan bahwa kalau menari nantinya akan membuat si laki-laki itu seperti bencong ataupun segala macam itu akan membuat dampak ke penari laki-laki tersebut padahal yang mengatakan tersebut paham bahwa dengan karya dan tari itu sendiri," lafal pak TM.

Apakah pandangan masyarakat terhadap penari laki-laki dapat berubah seiring berjalannya waktu? Jika ya, apa yang menyebabkan perubahan tersebut?: "iya, sudah mulai menurun. Dikarenakan berkat pengetahuan masyarakat itu terhadap dunia kesenian tari ini. dan juga pengaruh social media terhadap informasi-informasi terhadap dunia seni tari ini juga yang membuat pandangan stigma masyarakat terhadap dunia kesenian tari mulai menurun," ucap pak TM.

Bagaimana cara mengatasi stigma ini agar penari laki-laki dapat merasa lebih diterima dan dihargai dalam dunia tari?: "Penari tersebut harus bangkit terhadap segala perkataan negatif yang dipikirkan masyarakat terhadap dirinya. Dengan penari tersebut bangkit dan juga berani itu akan menepis segala perkataan tersebut. Dengan pembuktian ini akan membuat pandangan masyarakat terhadap penari pria ini tidak seperti apa yang mereka pikirkan," tutur pak TM.

Bagaimana dampak dari stigma ini terhadap keberagaman dan kreativitas dalam dunia tari?: "Pada pribadi bapak akan semakin semangat dalam membuat koreo tari dan bapak akan membuktikan bahwa hebat dan juga sanggup. Salah satunya pada pencapaian  bapak ialah membawa sekolah terus menjuarai perlombaan FLS2N dan itu menjadi salah satu bukti bapak hal nya bapak tidak mundur atas apa yang masyarakat pikirkan dan bapak juga tidak memperdulikan komentar negatif yang orang katakan," sebut pak TM.

Apakah pandangan masyarakat terhadap penari laki-laki terkait dengan upaya pemerintah dalam mempromosikan seni dan budaya di masyarakat?: "Seingat bapak bahwasanya bapak melihat Pemerintah Provinsi Aceh salah satunya malah mendukung bahwasanya penari itu tidak harus perempuan salah satunya ialah diadakannya perlombaan Rapai Geleng baik di tingkat kabupaten maupun tingkat provinsi  yang dimana pada tarian ini penari nya laki-laki. Pada Pemerintah itu sangat mendukung untuk mempromosikan seni dan budaya tari ini, tetapi pemerintah melihat dari bentuk pemain tarian itu yang dimana tarian yang diharuskan pemain laki-laki dan tarian yang diharuskan perempuan maupun tarian yang mengharuskan pemain nya laki-laki dan perempuan. Oleh karena itu, tidak adanya penekanan pemerintah Aceh terhadap jenis kelamin yang boleh menari itu tidak ada," ucap pak TM.

Apakah ada organisasi atau gerakan yang khusus berfokus pada penyebaran kesadaran terhadap stigma ini?: "Selain sanggar-sanggar seni tiap sekolah yang dilindungi oleh pemerintah yang istilah nya di bawah pemerintah dan ada juga di luar pemerintah yang sifatnya organisasi mandiri yang dimana mereka ini membuat sanggar-sanggar sendiri dengan kemampuan mereka sendiri namun juga harus memiliki izin dari pihak yang terkait dalam hal kegiatan yang positif. Bapak melihat bahwa sanggar-sanggar di luar sekolah ini banyak dipakai untuk kegiatan adat salah satu  contoh nya di Provinsi Aceh pada penyambutan pengantin pernikahan atau yang Bernama linto baroe yang menggunakan sanggar-sanggar di luar sekolah ini. Dengan begitu organisasi-organisasi diluar sekolah ini juga berperan penting terhadap penyebaran kesadaran terhadap bahwa laki-laki boleh juga ikut serta dalam menari dan juga media sosial juga berperan penting dalam mempromosikan kesadaran ini," ujar pak TM.

Bapak berpendapat bahwasanya anak laki-laki membuktikan bahwasanya seni tari itu tidak mesti arahnya ke anak-anak perempuan tetapi anak laki-laki pun juga bisa ikut andil pada kesenian tari ini karena didalam seni tari karakter-karakter jenis kelamin diperlukan apalagi pada tari berpasangan yang dimana memerlukan laki-laki dan perempuan, dan lain-lain. Hal-hal yang negatif terhadap dunia kesenian tari pada laki-laki dengan perkembangan zaman yang cukup canggih yang modern apalagi sudah zaman internet, bapak yakin orang tua sudah banyak mendukung anak nya yang memiliki bakat dan minat ke kesenian dunia tari. Bapak perhatikan juga bahwa stigma terhadap penari laki-laki juga mulai sudah ada perubahan, dikarenakan banyak nya laki-laki yang ikut serta mengikuti perlombaan-perlombaan pada seni tari.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun