Saya mempercepat langkah, sesekali berlarian menyongsong rerimbunan pohon cemara udang yang jumlahnya semakin banyak. Mengabaikan beban yang mengelayut pada tas punggung dan tas jinjing yang saya bawa. Bahkan mengabaikan teman-teman yang berjalan di belakang saya. Pesona pohon cemara udang telah menyihir saya menjadi bocah yang terobsesi dengan keanggunannya. Sesekali saya mendongak, memandangi biji cemara udang yang ada di ruas-ruas daunnya. Bentuknya mirip bintang-bintang, biarpun tidak berkerlip-kerlip bagiku tetap indah dipandang.
Akhirnya, sampailah kami di pantai Jungwok yang memanjakan mata. Hamparan pasir putih yang bercampur serpihan kerang, deburan ombak, dan tebing karang yang menjulang. Pantai juga terasa teduh dinaungi pohon pandan. Kami urung berenang dikarenakan hari mulai gelap. Kegiatan kami dilanjutkan dengan mendirikan tenda, salat berjamaah, santap malam, dan api unggun. Kegiatan berenang di laut akan kami lakukan pada keesokan harinya.
[caption caption="tebing karang Jungwok"]
[caption caption="tenda di pantai Jungwok"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H