3. Jujur
Sering kali sebagai seorang marketer Anda cenderung terlalu berjanji hanya untuk mengamankan pembelian tanpa disertai realita dari sebuah produk. Ketika Anda melakukan ini, maka berkah dalam usaha Anda akan hilang.
Dalam Al-Qur'an, Surah Mutaffifin berbicara tentang penipu yang "memberi kurang dari yang seharusnya". Dalam terminologi hari ini, bisa berarti mengumbar janji palsu. Anda pasti sering melihat dalam brosur atau iklan promosi, sebuah produk sering mengklaim dapat mencapai atau memecahkan banyak masalah, tetapi ketika Anda membelinya produk tersebut tak mampu memenuhi klaim iklannya.
Rezeki Anda sudah diatur secara pasti, Anda tidak akan mengubahnya dengan terlalu banyak mengumbar janji. Jadi sistem promosi yang dilakukan oleh Rasulullah SAW bukan tentang pesan yang disampaikan, namun tentang nilai yang di berikan.
4. Realistis
Sering kali perusahaan menjual visi tentang apa yang mereka inginkan. Visi adalah tentang apa yang Anda cita-citakan di masa depan. Sementara visi dan kenyataan adalah dua hal yang berbeda. Promosi yang Anda jalankan harus didasarkan pada kemampuan Anda saat ini. Anda tidak akan kehilangan bisnis karena Anda jujur tentang kemampuan Anda.
5. Â Adil
Inilah sesuatu yang kurang dalam dunia bisnis saat ini terutama ketika mereka menikmati status sebagai pemonopoli. Konsumen seharusnya mendapatkan kemampuan untuk bernegosiasi. Kurangnya pijakan yang sama antara produsen dan konsumen akan menguntungkan penjual daripada pembeli. Ini menghilangkan prinsip keadilan. Islam mempromosikan transaksi tanpa mengorbankan keadilan, kejujuran, dan integritas.
Itulah sedikit gambaran tentang etika sistem promosi yang dilakukan oleh Rasulullah SAW. Pada dasarnya promosi dan bisnis secara Islami adalah tentang memaksimalkan nilai berdasarkan kesetaraan dan keadilan yang bermanfaat bagi semua pihak.
Artikel ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Pemasaran Syariah, dosen pengampu mata kuliah Dr. H. Syaeful Bahri, S. Ag., M. M.
Nama : Haditya Eka Putri