Mohon tunggu...
Hadi Tanuji
Hadi Tanuji Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Institut Teknologi dan Bisnis Muhammadiyah Grobogan

Saya adalah ayah dari 5 anak dan suami dari 1 orang istri. Aktivitas sehari-hari sebagai dosen statisika yang selalu berkutat dengan angka, sehingga perlu hiburan dengan bermain tenis meja. Olah raga ini membuat saya lebih sabar dalam menghadapi smash, baik dari lawan maupun dari kehidupan. Di sela-sela kesibukan, saya menjadi pemerhati masalah sosial, mencoba melihat ada apa di balik fenomena kehidupan, suka berbagi meski hanya ide ataupun hanya sekedar menjadi pendengar. Sebagai laki-laki sederhana moto hidup pun sederhana, bisa memberi manfaat kepada sesama.

Selanjutnya

Tutup

Joglosemar Pilihan

Banjir Tahunan Kembali Landa Purwodadi: Apa Solusi Jangka Panjangnya?

21 Januari 2025   14:07 Diperbarui: 21 Januari 2025   14:15 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Banjir di Simpang Lima Purwodadi (Sumber: Foto Pribadi)

Selain itu, kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan juga menjadi faktor pendukung. Sampah yang menumpuk di sungai-sungai kecil di sekitar Purwodadi sering kali menyumbat aliran air sehingga memperparah banjir.

Selain curah hujan yang tinggi, beberapa faktor lain memperparah kondisi banjir di Purwodadi. Salah satunya adalah penebangan pohon di kawasan hutan sekitar Grobogan. Lahan yang sebelumnya berfungsi sebagai penahan air kini kehilangan daya serap akibat berkurangnya vegetasi. Air hujan yang seharusnya terserap langsung mengalir ke kawasan pemukiman dan perkotaan.

Oleh karena itu, banjir ini bisa jadi merupakan peringatan dari Allah SWT kepada manusia. Tindakan manusia yang merusak alam, seperti penebangan liar dan pembangunan tanpa batas di kawasan resapan, bisa saja menjadi sebab turunnya bencana. 

Dalam Al-Qur'an, Allah SWT telah berfirman, "Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian akibat dari perbuatan mereka agar mereka kembali (ke jalan yang benar)" (QS. Ar-Rum: 41).

Bencana ini bisa menjadi pengingat agar manusia kembali merenungkan tanggung jawabnya dalam menjaga keseimbangan alam.

Langkah Ke Depan

Pemerintah daerah dan masyarakat perlu bergandeng tangan dalam mencari solusi jangka panjang. Rehabilitasi hutan di kawasan hulu menjadi prioritas untuk mengembalikan fungsi penyerapan air. Selain itu, perlu ada peningkatan kapasitas drainase perkotaan dan kontrol ketat terhadap pembangunan di daerah resapan. Edukasi lingkungan kepada masyarakat juga penting untuk mengurangi praktik-praktik yang merusak alam, seperti membuang sampah sembarangan.

Di samping upaya fisik, umat Islam juga diingatkan untuk berdoa memohon perlindungan dan ampunan kepada Allah SWT. Bencana seperti ini dapat menjadi ujian dan pengingat agar manusia lebih bertakwa dan menjaga amanah-Nya dalam memelihara bumi. Semoga langkah-langkah perbaikan ini menjadi awal untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.

"Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya, dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang-orang yang berbuat kebaikan" (QS. Al-A'raf: 56)

Menurut anda, bagaimana solusi jangka panjang mengatasi banjir di Purwodadi ini? Tuliskan di kolom komentar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Joglosemar Selengkapnya
Lihat Joglosemar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun