Selanjutnya Erin memberikan buku kepada siswa dari hasil dia bekerja paruh waktu untuk siswa 2003 agar mereka membacanya.
Anne Frank merupakan seorang gadis Yahudi yang disembunyikan oleh Miep Gies seorang wanita keturunan Belanda dalam persembunyiannya. Miep Gies menulis diary dan dalam buku itu tertulis bagaimana kehidupan orang Yahudi pada zaman Nazi atau Holocaust.
Mereka mendapat diskriminasi diberbagai bidang. Mereka juga merasakan ketakutan yang luar biasa karena bisa dibunuh kapan saja.
Erin memiliki ide menugaskan anak 2003 untuk menulis surat kepada Miep Gies. Tak hanya disurat tapi anak-anak itu malah ingin bertemu dengan Miep Gies. Namun hal itu mustahil karena Miep Gies sudah lansia dan tinggal di Belanda.
Hal itu tentu membutuhkan biaya yang sangat besar untuk mendatangkannya. Para siswa itu mengatakan jika mereka bisa melakukan penggalangan dana.
Surat dari siswa 2003 telah terkirim ke Miep Gies. Setelah beberapa waktu mereka berusaha akhirnya Miep Gies datang ke SMA Woodrow Wilson.
Mendengar kabar itu para siswa 2003 sangat gembira mereka lalu menyiapkan penyambutan kepadanya.
Hai hari yang ditunggu-tunggu pun tiba Miep Gies tiba disekolah, kemudian dia menceritakan bagaimana dia menyembunyikan Anne Frank. Meskipun sangat beresiko tinggi namun ia melakukan yang seharusnya dilakukan. Hal ini membuat semua siswa merasa terharu dan semakin berubah kearah positif.
Sementara itu Erin pulang dari sekolah. Ia baru tersadar jika suaminya telah mengemasi barang-barangnya Erin menangis dan mencoba membujuk suaminya. Namun semua sudah terlambat, Â suaminya telah siap untuk meninggalkan.
Waktu telah menjelang kenaikan kelas seorang siswa menanyakan apakah Erin akan mengajar mereka. Namun aturan sekolah mengatakan jika guru baru hanya boleh mengajar kelas 1 dan 2. Para siswa pun bersedih dan menolak aturan tersebut. Namun Margaret, pimpinan sekolah, tetap bersikukuh jika Erin tak boleh mengajar kelas 3
Erin memberi tugas akhir kepada siswa 2003 untuk mengetik buku jurnal mereka dan disatukan seperti antologi dengan bantuan dari donatur. Siswa 2003 mendapat komputer untuk mengerjakan proyek itu dan diberi nama Freedom Writer.
Beberapa lama kemudian pihak dewan pendidikan ingin berdiskusi dengan pihak sekolah. Salah satu dewan pendidikan tertarik dengan kisah anak 2003 setelah membaca buku Freedom Writer.
Pihak dewan pendidikan menyetujui jika Erin pengajar kelas 3, Â hal itu tentu ditentang oleh Margaret karena tak sesuai aturan. Tapi pihak dewan pendidikan tetap mengizinkan Erin untuk mengajarkan anak 2003. Â Karena strategi mengajarnya berhasil dalam mendidik siswa 2003. Dan diakhir cerita Erin juga diizinkan untuk mendampingi mereka di perguruan tinggi.
Seperti itulah kisah perjuangan seorang guru yang mengubah pola pikir siswanya agar lebih baik untuk masa depan mereka.
Berlanjut: Bagian 1, Bagian 2, Bagian 3
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI