Erin memberi tugas kepada siswanya untuk menulis namun salah seorang siswanya membuat ulah dengan menggambar karikatur. Akibatnya Jamal ditertawakan oleh teman-temannya.
Tindakan itu membuat Erin marah dan mengatakan jika tindakan itu dapat mempertajam permusuhan Erin juga mengatakan jika dulu Hitler melakukan propaganda melalui gambar seperti itu kepada orang Yahudi agar semua membenci orang Yahudi.
Erin kembali membuat terobosan dalam mengajar. Ia membuat permainan garis dalam kelas yaitu mereka harus maju ke garis. Ketika sampai garis mereka menjawab pertanyaan yang ditanyakan dengan pertanyaan ringan.
Setelah itu Erin menanyakan siapa yang kehilangan saudara atau teman akibat perang geng. Hampir semua anak maju ke garis bahkan hanya beberapa anak yang tetap berada di tempat.
Selanjutnya Erin meminta mereka untuk mendoakan teman-teman yang telah meninggal tersebut. Setelah itu Erin membagikan buku jurnal kepada para siswa. Erin meminta mereka untuk menuliskan pengalaman atau curhatan mereka.
Dengan cara tersebut mereka mau melakukannya. Hal itu membuat Erin senang karena sudah ada perubahan pada diri mereka.
Pada suatu pagi dijadwalkan ada rapat wali murid namun tak ada satupun orang tua dari siswa 2003 yang datang.
Akhirnya Erin memutuskan untuk membaca jurnal yang ditulis siswa. Ternyata mereka semua menuliskan pengalaman dan isi hati mereka.
Akhirnya Erin membaca satu persatu. Rindy menuliskan jika dari kecil dia sering melihat tindakan KDRT yang dilakukan ayahnya pada ibunya.
Markus menuliskan jika sewaktu dia kecil salah seorang temannya membawa pistol tapi pistol itu tak sengaja meletus dan membuat temannya tewas. Semenara Markus hanya bisa lakukan duduk disampingnya menunggu sambil polisi datang. Markus selanjutnya dibawa ke rumah tahanan anak hingga dia remaja.
Demikian juga dengan Andri yang sedari kecil dididik untuk melakukan tindakan criminal. Glory dia sering mendapatkan tindakan kekerasan. Â Jamal sejak dulu sering melihat pembunuhan di jalan.
Erin menceritakan pengalaman itu kepada ayahnya. Erin mengatakan ingin membantu mereka. Â Ayahnya mengatakan: "perilaku anak-anak itu ketika diluar sekolah bukan menjadi tanggung jawabmu pekerjaanmu adalah mengajar di sekolah".
Berlanjut: Bagian 1, Bagian 3, Bagian 4
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H