Mohon tunggu...
Hadiri Abdurrazaq
Hadiri Abdurrazaq Mohon Tunggu... Editor - Editor dan penulis

Menjelajah dunia kata | Merangkai kalimat | Menemukan dan menyuguhkan mutiara makna

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Oposisi Muslim dan Oposisi terhadap Islam

22 November 2020   02:10 Diperbarui: 22 November 2020   02:42 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
HAQ Creation/Koleksi Pribadi

Konteks Indonesia

Sedangkan untuk konteks Indonesia, Islam pada awalnya memasuki Nusantara bukan sebagai kekuatan politis, melainkan melalui proses akulturasi. Penyebar Islam di tanah air pada mulanya adalah kaum pedagang yang kemudian berbaur dengan penduduk setempat, dan menghasilkan kaum Muslim yang membumi.

Pembumian Islam di tanah air terjadi tidak dalam waktu singkat; berlangsung nyaris tanpa riak. Jika Islam telah masuk ke negeri ini pada abad ke-7 M, artinya proses pembumian Islam di sini telah berlangsung sejak masa-masa awal agama ini berkembang. Sedangkan jika masuk pada abad ke-13 M berarti bersamaan dengan masa-masa memudarnya kekuatan Islam politik di pentas dunia global.

Boleh jadi keduanya benar; dalam pengertian bahwa pada abad ke-7 M telah ada Muslim yang masuk, dan pada abad ke-13 M, populasi Muslim di negeri ini sudah menunjukkan eksistensinya sebagai kekuatan sosial politik. Dengan ini bisa dipahami jika pada 2/3 abad kemudian kaum Muslim berada di garda depan dalam beroposisi terhadap kolonialisme yang merambah tanah Nusantara.

Riak oposisional kaum Muslim di tanah air tak berhenti meskipun kolonialisme telah henkang, dan Indonesia berhasil menjadi sebuah negara-bangsa (nation-state). Pasalnya, sampai era negara bangsa, Islam dan kaum Muslim seperti "tak mendapat tempat layak" dalam kedudukannya sebagai kekuatan sosial politik di negeri ini.

Preseden "marjinalisasi Islam" dalam konteks kepemimpinan negara-bangsa ini terus terjadi hampir pada setiap pergantian kepemimpinan negara. Kebijakan-kebijakan politis negara sering kali beroposisi terhadap Islam.

Boleh jadi karena inilah mengapa gerakan oposisi Muslim tak pernah benar-benar mati. Ditambah lagi kebijakan-kebijakan politis dunia global sering kali menjadikan Islam sebagai sasaran tembak atas terjadinya banyak kekacauan di berbagai belahan dunia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun