Mohon tunggu...
Hadiri Abdurrazaq
Hadiri Abdurrazaq Mohon Tunggu... Editor - Editor dan penulis

Menjelajah dunia kata | Merangkai kalimat | Menemukan dan menyuguhkan mutiara makna

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pancasila Visi Politik Bangsa Indonesia

10 September 2020   23:09 Diperbarui: 28 September 2020   20:06 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kedaulatan negara-bangsa dalam konteks Indonesia mesti diwujudkan melalui dan menuju daulat rakyat. Bung Hatta menegaskan bahwa "kedaulatan rakyat ciptaan Indonesia harus berakar dalam pergaulan hidup sendiri yang bercorak kolektivisme" (Lihat, Demokrasi Kita: Idealisme dan Realitas serta Unsur yang memperkuatnya, Jakarta: Balai Pustaka, 2004).

Politik kerakyatan mengupayakan visi kesejahteraan (populisme) ala Indonesia: dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan. Inilah cita-cita dari demokrasi Indonesia. Bung Hatta menyebutnya "demokrasi sosial, meliputi seluruh lingkungan hidup yang menentukan nasib manusia," diarahkan menuju terwujudnya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Politik keadilan memperjuangkan kesetaraan sosial demi wujudnya visi keadilan bagi seluruh anak bangsa (egalitarianisme). Merupakan visi esensial mengenai eksistensi negara-bangsa Indonesia. Keadilan dimaksud meliputi seluruh aspek dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Pancasila sebagai visi politik bangsa menghendaki rakyat Indonesia hidup merdeka dalam rahmat dan rida Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan; perwujudan luhur dari keadilan dan keadaban, merangkai persatuan dengan saling bergandeng tangan dalam menjaga kedaulatan, melaksanakan demokrasi sosial dengan mengedepankan hikmat-kebijaksanaan melalui jalur permusyawaratan/perwakilan, menuju tegaknya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun