Mohon tunggu...
Mister Hadi
Mister Hadi Mohon Tunggu... wiraswasta -

Bagi Anda yang tinggal di Bogor/Depok dan sekitarnya dan ingin belajar privat Bahasa Inggris dengan saya, hubungi : 08561802478 (call/WA)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Daun Terakhir

21 Desember 2017   14:00 Diperbarui: 21 Desember 2017   14:13 1135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Cobalah untuk tidur," pinta Sue. "Aku harus memanggil Pak Behrman ke atas untuk menjadi model lukisanku sebagai penambang tua. Jangan mencoba untuk bergerak sampai aku kembali."

Pak tua yang bernama Behrman adalah seorang pelukis yang tinggal di lantai dasar aprtemen itu. Behrmanmengalami kegagalan dalam seni. Selama bertahun-tahun,  dia selalu punya keinginan untuk melukis sebuah karya seni, namun tidak pernah memulainya. Dia mendapatkan sedikit uang dengan menjadi model untuk para seniman yang tidak sanggup membayar model profesional. Lelaki tua kecil itu selalu galak dalam melindungi kedua wanita muda yang tinggal di lantai di atasnya di studio apartemen itu.

Sue mendapati Behrman sedang di kamarnya. Di satu ruangan terlihat sebuah kanvas kosong yang telah menunggu dua puluh lima tahun untuk  goresan pertama lukisannya. Sue menceritakan tentang Johnsydan ketakutannya kalau temannya akan gugur seperti sehelai daun.

Pak tua Behrman marah mendengar cerita Sue. "Apakah orang-orang di dunia ini dengan ketololannya mati hanya karena daun yang jatuh? Kenapa kamu biarkan pikiran konyol ini masuk dalam pikirannya?"

"Dia sakit dan sangat lemah," jawab Sue, "dan penyakit itu telah memenuhi pikirannya dengan hal yang aneh-aneh."

"Ini bukan tempat dimana orang sebaik nona Johnsy harus terbaring sakit," teriak Behrman. "Suatu saat nanti aku akan melukis sebuah karya seni besar, dan kita semua akan pergi."

Johnsysedang tidur ketika keduanya menuju ke atas. Sue menarik tirai untuk menutupi jendela. Dia dan Behrman pergi ke ruangan lain. Mereka melihat ke luar jendela ke arah tanaman itu dengan penuh ketakutan. Mereka saling berpandangan tanpa sepatah katapun. Hujan dingin turun, bercampur dengan salju. Behrman duduk dan berpose sebagai penambang.

Pagi berikutnya, Sue terbagun setelah satu jam tidur. Dia mendapati Johnsy membuka lebar matanya memandangi tirai jendela.

"Buka tiranya; aku ingin lihat," perintahnya dengan pelan.

Sue mengabulkan.

Setelah hujan deras dan dan angin kencang  yang bertiup sepanjang malam, masih terlihat sehelai daun menghadap dinding. Itu adalah daun terakhir di tanaman rambat itu. Warnanya masih hijau tua di tengah. Tetapi ujung-ujungnya berwarna kuning,  menggantung dengan gagahnya dari tangkai kira-kira tujuh meter di atas tanah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun