"Isssh! Sakit."
Amanda mengurungkan langkah kakinya menuju dapur. Â Keningnya berkerut mendengar erangan dari kamar anaknya Sebastian. Tangannya mendorong pintu kamar.
"Sariawanmu belum sembuh, Tian?"
"Belum, Ma,"
Tampak sekilas Sebastian melirik Amanda. Kemudian melanjutkan memonyongkan bibir di depan cermin.
Senyum Amanda merekah melihat tingkah Sebastian yang dianggap lucu. Ia mendekati si tampan Sebastian.
"Bukannya sudah dua mingguan, kok belum sembuh, Tian?"
"Bukan dua Minggu tetapi sebulan, Mama."
"Sebaiknya dibawa ke dokter, Tian," kata Amanda sembari mengerutkan dahi.
Tok! Tok! Tok!
Amanda dan Sebastian serempak menoleh ke pintu yang terbuka setelah ada ketukan. Mata Amanda berbinar-binar memandang sahabat karib Sebastian yang baru tiba.