Mohon tunggu...
Hadi Susanto
Hadi Susanto Mohon Tunggu... -

entrepreneur, pemerhati sosial, dan akademisi yang senang bertukar informasi dan berbagi dengan siapa saja.\r\n\r\nwebsite : onlyhadi.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Karena Cinta Itu Hanya Bisa dengan Cinta

17 Oktober 2015   00:56 Diperbarui: 17 Oktober 2015   01:35 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernahkan Anda merasakan Cinta Anda tak berbalas?

Pernahkan pula karena begitu Cintanya Anda pada orang tersebut tak sengaja Anda menyakiti hatinya?

 

Beberapa diantara kita mungkin pernah merasakan perasaan Cinta. Sebuah perasaan yang unik dan terkadang tak dapat diungkapkan dengan kata-kata. Saking uniknya, kadang membuat diri ini gerogi dalam menyatakan Cinta. Malah bisa jadi salah tingkah, salah sebut, salah tulis, dan salah ucap dalam mengungkapkan rasa cinta kepada yang dicintai.

Lalu apakah sebenarnya Cinta itu?

Mereka yang merasa terpanggil, menyebutnya RESPONSIBILITY,
Mereka yang bermain dengannya, menyebutnya IT'S A GAME,
Mereka yang tidak memilikinya, menyebutnya DREAM,

Mereka yang yakin, menyebutnya FAITH
Mereka yang mencintai, menyebutnya DESTINY

Begitulah Cinta, memiliki seribu bahasa untuk diungkapkan. Sebuah pepatah mengungkapkan, jika ingin berlari, belajarlah berjalan duhulu, jika ingin berenang, belajarlah mengapung dahulu, Jika ingin dicintai, belajarlah mencintai dahulu.

Cinta itu bisa juga bisa diibaratkan sebagai suatu nasehat. Aku menasehatimu karena begitu cintanya aku padamu. Aku menegurmu karena aku sayang padamu. Aku tak ingin sesuatu yang buruk terjadi padamu karena aku mencintaimu. 

Seorang yang mencintai orang yang dicintainya tentu akan menghiasi dirinya dengan sifat dan akhlak mulia bagi orang yang dicintainya. Dia akan bertutur dengan cara apa yang disukai yang dicintainya. Dia mampu membaca apa yang seharusnya diberikan, dan apa yang belum saatnya diberikan. 

Ketika kita kecil, mungkin kita masih ingat bagaimana orangtua kita begitu cintanya pada kita, selalu melindungi, menjaga, dan menghindarkan pada hal-hal yang berbahaya bagi kita. Orang tua kita secara bertahap, pelan-pelan mengajarkan kita tentang sesuatu. Satu persatu berbagai bahasa dan istilah disampaikan dengan sabar, karena tahu apa yang pantas diajarkan dan apa yang belum perlu diajarkan. Mereka sangat paham bahwa Bunga tidak mekar dalam waktu semalam, Kota Roma tidak dibangun dalam sehari. Bahkan kehidupan pun harus dirajut dalam rahim selama sembilan bulan. Itulah cinta yang agung yang akan terus tumbuh selama kehidupan, semua butuh proses.

 

Jika Cinta itu dalam bentuk Nasehat maka bagaimana Menasehati yang mencinta

  • Ikhlas. Luruskan niat semata-mata mengharap ridhoNya
  • Menasehati secara rahasia. Namun nasehat tidaklah wajib diberikan kecuali dengan cara rahasia. Karena orang yang menasehati saudaranya secara terang-terangan pada sejatinya ia telah memperburuknya (keadaan penerima nasehat). Barangsiapa yang memberi nasehat secara rahasia, maka dia telah menghiasinya. Maka menyampaikan sesuatu kepada seseorang adalah dengan cara menghiasinya, lebih utama daripada bermaksud untuk memburukkannya. Itulah Cinta
  • Memberi nasehat dengan halus, penuh adab, dan lemah lembut. Sesungguhnya kelemah lembutan tidaklah berada dalam sesuatu kecuali menghiasinya. Dan tidaklah terpisah dari sesuatu kecuali ia perburuk.
  • Tidak memaksa, hanyalah menyampaikan dan memberi arahan saja.
  • Memilih waktu yang tepat untuk memberi nasehat, karena cinta itu kadang butuh momen.

"Hati itu memiliki rasa suka dan keterbukaan. Hati juga memiliki kemalasan dan penolakan. Maka raihlah ketika ia suka dan menerima. Dan tinggalkanlah ketika ia malas dan menolak."

Itulah Cinta... Sampaikan dengan penuh Cinta kepada... yang kauCinta

Karena Cinta itu hanya bisa dengan Cinta.

 

"Aku mencintaimu seperti halnya embun pagi melembutkan hari, sebagaimana butiran air menetes menyegarkan hati"

(Susanto,2015)

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun