Mohon tunggu...
Hadi Sastra
Hadi Sastra Mohon Tunggu... Dosen - Guru, Dosen, Penulis

Hadi Sastra, seorang Guru, Dosen, dan Penulis, tinggal di Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten. Menyukai bidang sastra, bahasa, literasi, dan pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Secercah Cahaya Taubat

30 Juli 2021   23:07 Diperbarui: 30 Juli 2021   23:54 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekali lagi laki-laki mendesah. Makin tak suka. Namun, sanubarinya mulai tersentuh.

“Saya heran. Kenapa setiap orang mengusik kehidupan saya. Jijik melihat saya.”

“Karena sayang.”

“Cuih,” laki-laki meludah, mencibir, “Persetan dengan sayang!”

“Percayalah, semua orang menyayangi Saudara.”

“Mana buktinya? Kenapa mereka menjauhi saya? Mencampakkan saya?”

“Bersediakah Saudara bercerita kepada saya tentang diri Saudara?”

Akhirnya, laki-laki itu menceritakan perjalanan singkat hidupnya. Dua tahun yang lalu bisnisnya gulung tikar akibat kalah persaingan, lalu dia menganggur. Perubahan total mewarnai hidupnya. Dia mulai stres, pelampiasannya adalah dengan bermabuk-mabukan. Sang istri menggugat cerai karena tak tahan dengan kondisi, ditambah akibat sikap dan perlakuan dirinya yang sering kasar. Setahun kemudian mereka resmi bercerai. Istri dan anak-anak pergi meninggalkannya. Dia menjalani hidupnya seorang diri. Maka lengkaplah kemelut yang dihadapinya.

“Tak ada lagi yang menyayangi saya.”

“Masih ada.”

“Tak ada.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun