Jantungku nayaris copot seketika, dalam terang nya lampu senter yang ku sorotkan ke mukanya, nampak terlihat jelas muka yang rusak penuh nanah, matanya melotot seperti hendak lepas dari kelopaknya. dengan lidah yang menjulur ke luar.
Sepontan saat itu juga aku berteriak sambil lari terbirit birit.
Sesampainya di tempat teman temanku, lututku langsung gemetaran dan pandangan ku tiba tiba saja menjadi gelap. Aku langsung pingsan di hadapan teman temanku saat itu juga.
Setelah tak lama aku sadar kembali, ku lihat sudah banyak warga yang mengerubungi ku. aku langsung di bawa pulang dan tak jadi ikut masak masak karena aku masih shock.
Keesokan harinya setelah keadaanku pulih dan normal lagi seperti biasa. Teman temanku mencecarku dengan berbagai pertanyaan. Mereka penasaran apa sesungguh nya yang terjadi denganku. Aku menceritakan nya dengan gambalng dan detail.
Ku ceritakan juga ketika pertama kali aku bertemu badrun yang muncul di bawah rerumpuan bambu dan pergi ke dalam hutan.
Si badrun pun menjawab kepadaku ketika aku pergi ke warung, dia itu mengambil perabotan masak dan tak pergi ke mana mana. Karena ia saat itu langsung menyiapkan segala sesuatu untuk keperluan acara masak masak.
Mungkin segutu saja cerita pengalaman ku, terimakasih kepada semua yang telah sempat membaca tulisan saya ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H