Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Artikel Utama

Kita, Pelanggar Lalu Lintas, dan Penyumbang Tingginya Kecelakaan di Jalanan

4 Juli 2024   06:11 Diperbarui: 5 Juli 2024   06:12 361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagi Sampean (Anda) yang terbiasa berangkat kerja di pagi hari, sampean pasti paham betapa mengerikannya jalanan di pagi hari. 

Ketika ada banyak orang berkendara di jalan dengan niatan cepat sampai di tempat kerja, tapi sedikit saja yang memiliki kesadaran tentang keamanan dan keselamatan, serta pelanggaran lalu lintas.

Terlebih bila sudah merasa akan terlambat tiba di kantor karena berangkat dari rumah sudah kesiangan.

Bila seperti itu, banyak pengguna jalan yang merasa jalanan seperti lintasan MotoGP yang tidak ada lampu merahnya. Sehingga, mau merah atau hijau dianggap sama saja. Diterobos.

Malah terkadang, tidak peduli bilapun melawan arus karena ingin cepat sampai di tempat kerja.

Sebenarnya, para pelanggar itu bukannya tidak paham. Justru mereka paham bila tindakan itu melanggar aturan berkendara di jalan. 

Namun, atas nama cepat sampai di kantor, mereka seperti memiliki pembenaran. Mungkin dalam hati mereka bilang begini"mau bagaimana lagi".

Apalagi bagi pekerja yang bekerja di tempat kerja yang bila datang terlambat akan dipotong gajinya (tapi bila lembur tidak ada tambahan hehe). Pokoknya yang penting cepat sampai di kantor.

Ada banyak pengendara yang kehilangan kesabaran ketika berkendara. Bahkan ada yang kehilangan akal sehat sehingga lupa terhadap pentingnya keselamatan berkendara.

Karena itulah, jalanan terkadang sangat mengerikan di pagi hari.

Bukan hanya jalanan di perkotaan. Di perdesaan pun sama saja. Lha wong mereka yang tinggal di desa, banyak yang bekerja di kota.

Beberapa kali ketika mengantar istri belanja ke tukang sayur ataupun mengantar anak ke sekolah, pemandangan pengendara yang memacu kendaraannya dengan kecepatan tinggi, mudah ditemui.

Bahkan, di area sekolah, ketika anak-anak menyeberang jalan di depan sekolahnya, sedikit sekali pengendara yang lantas berhenti untuk memberikan kesempatan bagi anak-anak sekolah menyeberang.

Saya seringkali melihat, mereka harus menunggu beberapa menit untuk sekadar menyeberang jalan. Pun, petugas penjaga di sekolah yang bertugas menyeberangkan mereka, tidak bisa berbuat banyak.

Bisa jadi karena para pengguna jalan itu merasa bakal terlambat datang ke tempat kerjanya, atau terburu-buru karena hal lain sehingga tidak ada yang mau mengalah untuk sekadar berhenti sejenak agar anak-anak itu melintasi jalan.

Malah pernah, ada siswa yang tertabrak motor di depan sekolahnya karena tidak ada yang menyeberangkan, sementara dia harus menghadapi para pengendara yang ugal-ugalan itu.

Pelanggar lalu lintas masih banyak

Pendek kata, ada banyak pengguna jalan yang minim kesadaran tentang keamanan dan keselamatan dalam berlalu lintas di jalan. Imbasnya, mereka melanggar aturan berlalu lintas.

Padahal, itu bisa menjadi penyebab naiknya angka kecelakaan lalu lintas.

Melansir dari Kompas.id, Kepolisian Daerah (Polda) Metro Jaya melakukan Operasi Keselamatan Jaya 2024 pada awal Maret 2024 lalu. Operasi ini berlangsung selama dua pekan (4-17 Maret) untuk menekan kecelakaan lalu lintas sembari meningkatkan kesadaran warga saat berkendara.

Hasilnya, selama sembilan hari (4-17 Maret 2024) Operasi Keselamatan Jaya 2024, polisi mengeluarkan 9.183 surat tilang dan memberikan 17.663 teguran.

Bila dibuat rata-rata, maka dalam sehari saja, polisi mengeluarkan lebih dari 1000 surat tilang untuk pelanggar lalu lintas dan 2000 teguran.

Menurut penuturan Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Ade Ary seperti dilansir dari Kompas.id, ribuan pelanggaran lalu lintas itu terekam kamera electronic traffic law enforcement (ETLE) statis dan mobile. Dia juga menyebut, petugas di lapangan juga menegur belasan ribu pengendara sembari menyosialisasikan keamanan dan keselamatan saat berkendara.

"Ada 1.956 pelanggaran melawan arus dan 5.369 pelanggaran tidak menggunakan sabuk pengaman. Ini bagian dari tanggung jawab bersama untuk terus menindak sambil mengingatkan keamanan dan keselamatan di jalan raya," ujarnya.

Selain pelanggaran melawan arus dan tidak menggunakan sabuk pengaman, ada pula 1.282 pesepeda motor yang tidak mengenakan helm, 431 pelanggaran marka jalan, 69 pengemudi memainkan gawai saat berkendara, dan 76 pelanggaran melebihi batas kecepatan.

Pelanggaran lalu lintas memicu kecelakaan

Tentu saja, aksi nekat dan hilangnya kesabaran dalam berkendara dari para pengendara ini rawan menyebabkan kecelakaan yang membahayakan mereka sendiri dan pengguna jalan lain.

Kompas.id menyebutkan, pada tahun 2023, Polda Metro Jaya mencatat ada 11.629 kecelakaan lalu lintas. Angka ini meningkat dibandingkan dengan tahun 2022, yakni 10.494 kecelakaan.

Adapun tingkat kecelakaan berdasarkan jenis kendaraan didominasi sepeda motor (52 persen). Lalu berturut-turut mobil (20 persen), truk (18 persen), dan bus (10 persen).

Apakah tingginya jumlah pelanggaran berlalu lintas itu hanya terjadi di wilayah Polda Metro Jaya?

Merujuk jenis pelanggaran seperti melawan arus, memainkan gawai saat berkendara, tidak memakai helm atau sabuk pengaman saat berkendara, atau juga melebihi batas kecepatan, saya rasa di manapun akan sama saja. Ada saja pelanggaran begitu.

Padahal, ketika terjadi kecelakaan di jalanan, tidak ada kesempatan untuk kembali. Penyesalan tidak mengubah apapun.

Jadi, bagi sampean (Anda) yang terbiasa berangkat ke tempat kerja di pagi hari, hayuuk lebih sadar terhadap keselamatan diri dan orang lain di jalan. Caranya dengan lebih patuh pada aturan.

Kalau beralasan akan terlambat tiba di kantor, ya berangkat lebih pagi dari kebanyakan orang. 

Bukankah ketika jalanan masih lengang dan belum terlalu padat kendaraan, kita bisa berkendara dengan lebih nyaman.

Bukankah lebih baik tiba di kantor lebih cepat, bisa sejenak bersantai sambil ngopi dan bersiap memberesi pekerjaan hari ini. Daripada harus bertaruh maut di jalanan karena berangkat ke tempat kerja terburu-buru?

Salam sehat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun