Namun, dalam olahraga, yang namanya mencapai peak performance itu kadang tidak bisa muncul tiba-tiba. Tapi, polanya harus diatur.
Semisal, main biasa saja di turnamen BWF lantas meledak di Olimpiade. Apa iya begitu?Â
Bahwa menghindari cedera itu memang  penting. Tapi, tetap tampil all out di turnamen guna menjaga standar penampilan menuju Olimpiade 2024, juga tidak kalah penting.
Nah, jalan tengahnya sebenarnya adalah memilih turnamen yang akan diikuti. Tidak tampil di semua turnamen. Harus selektif dan ada prioritas.
Tentu ini menjadi tugas dari PBSI.
Tapi, warganet juga jangan gemar membalikkan logika. Bahwa ketika ada pemain tampil buruk, lantas yang disalahkan karena selektif memilih turnamen tersebut.
Pada akhirnya, kekalahan pasti menyisakan kecewa. Jonatan Christie juga pasti kecewa berat karena langsung tersingkir di babak awal Singapore Open 2024.
Namun, setop untuk mengolok-olok mereka yang telah berjuang di lapangan.
Cukuplah memberi motivasi agar Jojo tampil lebih baik di turnamen berikutnya.Siapa tahu, Jonatan Christie nanti meledak di Indonesia Open 2024 yang dimainkan pekan depan di Jakarta.
Oh ya, bagaimana dengan Ginting?
Ginting lolos ke babak 16 besar Singapore Open 2024 tanpa perlu berkeringat. Ini karena lawannya, yakni tunggal putra Malaysia, Lee Zii Jia, mundur karena mengalami cedera.