Baru-baru ini, pebulutangkis tunggal putra Indonesia, Jonatan Christie mengunggah foto menghebohkan di akun Instagramnya
Heboh karena itu memang bukan foto biasa.
Tampak Jonatan Christie berfoto bersama dua legenda bulutangkis, Taufik Hidayat (Indonesia) dan Lin Dan (China). Dia berada di tengah. Diapit dua mantan tunggal putra yang sama-sama pernah meraih medali emas Olimpiade ini.
Foto tersebut diambil di momen final Piala Thomas 2024 antara tim putra Indonesia melawan tim putra China, di Chengdu China pada Minggu (5/5) lalu.
Dua legenda bulutangkis tersebut memang sama-sama hadir menyaksikan final bersejarah itu. Tentunya untuk mendukung negaranya masing-masing.
Sejak diunggah di Instagram dua hari lalu, unggahan foto tersebut sudah mendapatkan 210 ribu like dan 1500 lebih komentar dari warganet. Mayoritas mendoakan Jonatan akan meneruskan estafet medali emas di Olimpiade.
Jonatan: Tarik Dulu Auranya
Lantas, kepada wartawan, Jojo--panggilan Jonatan Christie, menceritakan perihal cerita di balik foto bareng tersebut. Dia mengaku awalnya sempat nggak kepikiran. Sempat  gengsi ketika hendak berfoto dengan Taufik Hidayat dan Lin Dan.
Tapi, didorong pikiran "kapan lagi bisa foto dengan momen begini", dia akhirnya meminta izin ke Taufik sekaligus untuk melobi Lin Dan. Lantas, jadilah foto itu.
Menurut saya, bagian paling menarik dari foto itu adalah komentar Jojo ketika ditanya wartawan. "Berharap nular. Tarik dulu auranya," ujarnya.
Ya, menjelang Olimpiade 2024 di Paris yang digelar Juli nanti, Jonatan Christie merasa perlu untuk memotivasi dirinya sendiri. Berdampingan dengan dua juara Olimpiade jelas menjadi salah sau vibes positif.
Berharap nular yang dimaksud Jojo, dirinya berharap mendapatkan aura juara Olimpiade dari dua legend tersebut.
Kita tahu, Taufik Hidayat adalah peraih medali emas bulutangkis di Olimpiade Athena 2004. Sementara Lin Dan malah dua kali meraih medali emas di dua Olimpiade edisi berikutnya. Yakni Olimpiade Beijing 200 dan Olimpiade LOndon 2021.
Pendek kata, Jojo ingin ketularan prestasi Taufik Hidayat dan Lin Dan saat tampil di Olimpiade 2024 Paris nanti.
Sudah lolos ke Olimpiade Paris 2024
Sebagai informasi, Jonatan Christie sudah dinyatakan lolos ke Olimpiade 2024 Paris.
Di sektor tunggal putra, Indonesia mengirimkan dua wakil. Selain Jojo, Anthony Sinisuka Ginting juga lolos.
Sayangnya, di sektor lainnya, Indonesia hanya diwakili satu wakil.
Masing-masing yakni Gregoria Mariska di tunggal putri, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto di ganda putra, Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva di ganda putri, dan Rinov Rivaldy/Pitha Mentari di ganda campuran.
Kenapa kok hanya satu?
Karena hanya memang satu pemain itu yang memenuhi syarat dan ketentuan untuk lolos Olimpiade Paris 2024.
Bahwa, pemain yang lolos ke Olimpiade itu tidak sembarangan. Ada semacam kualifikasi yang menentukan kelolosan.
Yakni turnamen BWF World Tour setahun terakhir menjelang Olimpiade yang dihitung sebagai race to Olympics.
Dari situ, di setiap sektor ada ranking pemain dari poin yang mereka dapatkan dalam partisipasi dan pencapaian di rangkaian turnamen BWF World Tour. Ranking Race to Olympics ini berbeda dengan ranking BWF.
Nah, posisi di ranking pemain itulah yang menjadi syarat lolos ke Olimpiade.
Syarat lainnya, setiap negara hanya diwakili oleh maksimal dua wakil di tiap sektor. Semisal ada tiga ganda putra Indonesia yang masuk ranking 10 besar. Maka hanya dua wakil di ranking teratas yang lolos.
Jonatan paling siap menuju Olimpiade Paris 2024
Kembali ke Jonatan Christie.
Â
Menurut saya tidak berlebihan bila Jonatan Christie berharap ketularan aura Taufik Hidayat dan Lin dan untuk bisa meraih medali emas Olimpiade 2024.
Sebab, Jonatan kini dalam performa alias penampilan yang sangat layak untuk bersaing memburu medali emas Olimpiade 2024.
Saya bisa katakan, Jonatan Christie kini menjadi pemain Indonesia yang paling siap untuk memburu medali di Olimpaide Paris 2024. Â
Parameternya adalah penampilannya yang terbilang stabil di tahun 2024 ini.
Sekadar flash back, sebelum tampil di Piala Thomas 2024, Jojo sudah mengantongi dua gelar bergengsi yang belum pernah dia raih sebelumnya. Yakni juara All England 2024 di bulan Maret dan juara Asia 2024 di bulan April lalu.
Penampilan konsisten itu berlanjut di Piala Thomas 2024. Jojo yang dimainkan sebagai tunggal kedua, tidak terkalahkan.
Dia selalu dimainkan sejak babak penyisihan hingga final. Dari mulai menghadapi Inggris, Thailand, India di fase grup, lalu Korea Selatan di perempat final, dan China Taipei di semifinal. Serta China di final.Â
Hasilnya, dia selalu menang. Di antaranya menang atas nama-nama pemain top seperti Laskhya Sen (India), Wang Tzu Wei (Taipei), dan Li Shi Feng (China).
Mungkin ada yang bilang, karena diturunkan sebagai tunggal kedua, lawan-lawan yang dihadapi Jojo jadinya tidak seberat lawan-lawan yang dihadapi Ginting sebagai tunggal pertama.
Mungkin anggapan itu ada benarnya. Tapi, sebenarnya, pemain tunggal pertama dan kedua, kualitasnya 11 12. Hampir sama. Semisal Prannoy HS dan Laskhya Sen di India. Atau Chou Tien Chen dan Wang Tzu Wei di Taiwan. Juga Shi Yuqi dan Li Shi Feng (China).
Namun, sebenarnya bukan hanya soal itu. Tapi, ada yang berbeda dari penampilan Jojo sekarang. Utamanya sejak dirinya menikah.
Sampean (Anda) yang rutin menyaksikan pertandingan bulutangkis BWF World Tour, pastinya paham bahwa permainan Jonatan kini lebih tenang. Tidak grusa-grusu. Pertahanannya pun lebih solid. Fisiknya juga semakin oke sekalipun main rubber game.
Dan satu lagi, mentalitasnya kini berubah.
Dulu, Jojo seringkali terlihat mendadak blank ketika sudah unggul jauh dan kesulitan menyudahi permainan. Malah yang terjadi, lawan akhirnya bisa menyusul.
Kini, pemain kelahiran Jakarta ini tampak lebih percaya diri. Lebih fokus.
Ambil contoh kejadian di final Piala Thomas 2024 lalu. Di game ketiga, saat dia unggul 19-16, terjadi insiden kecil. Ketika Jojo melakukan service, Li Shi Feng mendadak mengangkat tanggan tanda belum siap.
Tapi, pemain China yang juga pernah juara All England ini memukul shuttlecock. Harusnya, bila memang belum siap, dia membiarkan shuttlecock.
Jojo lantas melakukan protes ke wasit. Yang terjadi kemudian, pendukung China yang memenuhi arena di Chengdu, meneriaki Jojo. Tapi, situasi itu tidak membuatnya panik.
Jojo bisa mengakhiri pertandingan dengan kemenangan. Dia bahkan menjadi satu-satunya wakil Indonesia yang menang meski akhirnya kalah 1-3 dari China.
Merujuk apa yang pernah disampaikan Taufik Hidayat, Olimpiade itu level yang berbeda. Di sana, bukan hanya soal kualitas, tapi juga tentang mentalitas pemain dalam menghadapi tekanan di lapangan dan luar lapangan.
Kita tentu berharap, penampilan Jojo bisa terus tampil konsisten menuju  Olimpiade 2024. Satu lagi, menjaga kondisi fisiknya senantiasa bugar dan bebas dari cedera.Â
Bila syarat itu terpenuhi, Jojo bisa berharap meraih medali pertamanya di Olimpiade. Siapa tahu, dia bisa mengikuti jejak Taufik Hidayat dan Lin Dan meraih medali emas Olimpiade Paris 2024. Salam bulutangkis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H