Penampilan konsisten itu berlanjut di Piala Thomas 2024. Jojo yang dimainkan sebagai tunggal kedua, tidak terkalahkan.
Dia selalu dimainkan sejak babak penyisihan hingga final. Dari mulai menghadapi Inggris, Thailand, India di fase grup, lalu Korea Selatan di perempat final, dan China Taipei di semifinal. Serta China di final.Â
Hasilnya, dia selalu menang. Di antaranya menang atas nama-nama pemain top seperti Laskhya Sen (India), Wang Tzu Wei (Taipei), dan Li Shi Feng (China).
Mungkin ada yang bilang, karena diturunkan sebagai tunggal kedua, lawan-lawan yang dihadapi Jojo jadinya tidak seberat lawan-lawan yang dihadapi Ginting sebagai tunggal pertama.
Mungkin anggapan itu ada benarnya. Tapi, sebenarnya, pemain tunggal pertama dan kedua, kualitasnya 11 12. Hampir sama. Semisal Prannoy HS dan Laskhya Sen di India. Atau Chou Tien Chen dan Wang Tzu Wei di Taiwan. Juga Shi Yuqi dan Li Shi Feng (China).
Namun, sebenarnya bukan hanya soal itu. Tapi, ada yang berbeda dari penampilan Jojo sekarang. Utamanya sejak dirinya menikah.
Sampean (Anda) yang rutin menyaksikan pertandingan bulutangkis BWF World Tour, pastinya paham bahwa permainan Jonatan kini lebih tenang. Tidak grusa-grusu. Pertahanannya pun lebih solid. Fisiknya juga semakin oke sekalipun main rubber game.
Dan satu lagi, mentalitasnya kini berubah.
Dulu, Jojo seringkali terlihat mendadak blank ketika sudah unggul jauh dan kesulitan menyudahi permainan. Malah yang terjadi, lawan akhirnya bisa menyusul.
Kini, pemain kelahiran Jakarta ini tampak lebih percaya diri. Lebih fokus.
Ambil contoh kejadian di final Piala Thomas 2024 lalu. Di game ketiga, saat dia unggul 19-16, terjadi insiden kecil. Ketika Jojo melakukan service, Li Shi Feng mendadak mengangkat tanggan tanda belum siap.