Hanya di Grup Z, dua laga berakhir dengan pemenang. PSBS Biak yang menjamu Gresik United dan menjadi laga pembuka babak 12 besar Liga 2 (6/1), berakhir 1-0 untuk kemenangan tim tuan rumah. Sementara Persipal menang 2-1 atas Persewar Waropen.
Pertandingan yang berlangsung ketat ini membuktikan bahwa babak 12 besar Liga 2 sangat berimbang. Tidak ada tim yang inferior dan gawangnya jadi sarang gol bagi tim lainnya. Ke-12 tim masih punya peluang sama untuk lolos ke babak berikutnya.
Kontroversi  yang masih terjadi
Hanya saja, pertandingan matchday pertama babak 12 besar Liga 2 ini masih memunculkan noda berupa kejadian yang masih belum mencerminkan fair play di lapangan.
Pertandingan PSBS Biak Vs Gresik United berakhir dengan kontroversi.
Penyebabnya, gol kemenangan PSBS Biak itu terjadi di menit ke-95. Dan itu muncul dari penalti yang diberikan wasit untuk tuan rumah. Tak terima dengan keputusan itu, pemain-pemain Gresik United sempat melakukan protes keras.
Gresik United menegaskan tidak puas karena merasa dikerjai wasit. Usai laga tim secara resmi langsung melayangkan protes kepada operator kompetisi, PT Liga Indonesia Baru terkait hal ini.Â
"Kami dicurangi, padahal secara permainan Gresik bisa mengimbangi PSBS. Penalti kontroversial itu sangat merugikan Gresik United," ujar Manajer Gresik United, Harris Bahasuan seperti dikutip dari Kompas.com.
"Saya tak banyak komentar, lihat saja di cuplikan video. Pemain PSBS jatuh sendiri, atau diving," imbuh Pelath Gresik United, Agus Indra Kurniawan dikutip dari sumber sama.
Dan memang, keputusan memberi penalti di menit-menit akhir pertandingan menjadi keputusan simalakama bagi waksit. Ada potensi tim dirugikan bila penalti tidak diberikan. Tapi, ada juga potensi tim dirugikan bila penalti diberikan. Â Belum lagi kecurigaan yang muncul.
Sebab, di sepak bola Indonesia, kejadian seperti ini sudah menjadi rahasia umum dan seolah sudah memunculkan stigma, terlepas benar atau tidak. Bahwa ada stigma, tim tuan rumah diuntungkan mendapat penalti ketika menjelang pertandingan berakhir. Padahal, bisa jadi keputusan penalti itu benar adanya. Tapi, stigma itu terlanjur ada. Â