Satu lagi, para penyerang Indonesia bisa lebih percaya diri. Tahu kapan waktunya shooting atau mengumpan. Dan bila punya peluang, kudu pede melepas shooting. Ini salah satu pekerjaan utama (PR) besar yang harus segera diberesi..
Ingat, para penyerang top itu tidak butuh mendapatkan peluang yang benar-benar kasat mata. Tapi, peluang sekecil apapun bisa dimanfaatkan menjadi gol dengan mengandalkan intuisi.
Ingat, laga melawan Libya hanya sekadar uji coba yang tentu nuansanya masih level menengah. Berbeda dengan turnamen resmi yang pasti bakal lebih sulit. Bek-bek Iran, Vietnam, apalagi Jepang bakal lebih militan.
Tulisan perihal penilaian penampilan plus minus Timnas Indonesia di laga tadi malam ini mungkin agak subyektif dari penilaian saya. Sampean (Anda) dan setiap orang mungkin bisa punya penilaian berbeda.
Ah ya, laga back to back melawan Libya ini bukan uji coba terakhir Timnas Indonesia. Masih ada stau laga uji coba terakhir melawan tim juara Piala Asia tiga kali, Iran. Laga melawan Iran digelar di Qatar pada 9 Januari nanti. Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H