Lalu, nilai minusnya apa?
Blunder lagi blunder lagi
Soal blunder ini, saya tertarik dengan unggahan komentar pengamat bola Anton Sanjoyo di akun media sosialnya. Kata mantan wartawan Kompas ini, "kirain blundernya sudah dihabiskan di laga pertama lalu. Ternyata stoknya masih ada."
Kita tahu, gol kedua Libya tadi malam bermula dari umpan Rizky Ridho yang mengirim back pass ke kiper Ernando Ari. Namun, umpannya lemah alias kurang keras sehingga lantas diserobot Ahmed Ekrawa yang kemudian melewati Ernando dan mencetak gol.
Rasanya, di tiga pertandingan terakhir, melawan Libya, lalu melawan Irak dan Filipina di Kualifikasi Piala Dunia 2023, Tim Garuda doyan bikin blunder.
Padahal, blunder ini selain bisa meruntuhkan mental, juga membuat lawan yang sebenarnya kesulitan mencetak gol, jadi mendapat 'hadiah gratis'. Dan itulah yang terjadi tadi malam. Ketika Indonesia bermain nyaman di babak pertama, blunder itu datang dan Libya pun berbalik unggul 2-1.
Kesenjangan di babak kedua
Semoga saja ini hanya pengamatan saya. Bahwa, ketika Shin Tae yong menarik keluar Ivar Jenner, Marselino, Witan, dan Rafael di menit ke-75 juga Yakob di menit ke-80, penampilan Indonesia sudah berbeda. Permainan jadi kurang rapi.
Mungkin karena mereka masuk ke lapangan dalam situasi harus bisa menyamakan skor sementara waktu pertandingan tinggal 15 menit.
Padahal, di Piala Asia 2023 nanti, siapapun yang menjadi starter Indonesia, kita tentu berharap bisa punya pemain supersub yang bisa langsung tampil meledak bila dimainkan di babak kedua.
Andai starting XI melawan Libya tadi malam memang 11 pertama Indonesia, kita berharap pemain seperti Saddil Ramdani, Ricky Kambuaya, Egy Maulana Vikri, ataupun Ramadan Sananta, bisa membuat perbedaan ketika mereka masuk di lapangan.