Dan tentu saja, faktor pembeda dibanding laga pertama adalah kehadiran Elkan Baggot. Bek yang main di Ipswich Town--klub Divisi Championship Inggris ini tampil stabil.Â
Momen di babak kedua ketika Elkan melakukan blocking cermat saat pemain Libya tinggal berhadapan dengan kiper Ernando Ari, menjadi momen terbaiknya. Bahkan, dia nyaris mencetak gol memanfaatkan bola set pieces.
Penampilan apik Yacob Sayuri
Bila penonton tadi malam bisa memilih pemain terbaik, saya tidak ragu untuk memilih Yakob Sayuri. Pemain asal klub PSM Makassar ini tampil jauh lebih baik ketimbang laga pertama.Â
Beberapa kali, Yakob memperlihatkan momen-momen yang mengundang decak kagum. Akselerasinya ketika membantu serangan, rasa percaya diri dan ketenangannya ketika melewati bek lawan, dan tentu saja gol yang dia ciptakan.
Yakob sepertinya sangat cocok dimainkan dengan formasi seperti tadi malam. Dia bersama Pratama Arhan dimainkan sebagai full back modern selayaknya bek-bek sayap di Liga Inggris yang bergerak naik turun. Tentu saja itu butuh stamina bagus. Yakob punya itu.
Mungkin agak berlebihan, tetapi melihat penampilan Yakob Sayuri tadi malam, rasanya seperti melihat dimensi lain dari full back kanan Liverpool Trent Alexander-Arnold yang dikenal punya kemampuan menyerang bagus, pengumpan andal, dan juga sering mencetak gol.
Kinerja lini tengah
Di lini tengah, Shin Tae- yong memasang Justin Hubner yang diplot menemani Ivar Jenner sebagai holding midfielder. Di depannya ada Marselino Ferdinan dan Witan Sulaeman yang mendukung Rafael Struick sebagai penyerang tengah.
Anak-anak muda ini bermain percaya diri menghadapi Libya. Mereka mampu mengalirkan bola dengan akurasi lumayan bagus. Juga berani melewati hadangan pemain Libya. Faktanya, Indonesia lebih unggul dari Libya dalam hal ball possession.
Memang, keunggulan penguasaan bola itu belum mampu diolah menjadi keunggulan gol. Tapi, setidaknya, Indonesia punya lini tengah yang bisa diadu melawan Irak, Vietnam, ataupun Jepang di Piala Asia 2023 nanti.